Assalamualaikum renicaaa...
Semangat menjalankan hari-hari nyaaa
Tandai TYPOOOO.
****
"Apa kata dokter, Abil?" tanya bunda Husna dengan wajah yang sangat khawatir.
"PTSD,"
"APA."
"Sudah sembuh 1 tahun lalu, tapi kata dokter bunga, Amira tetap harus dijaga dan diperhatikan,"
"Astaghfirullah Amira," tangis bunda Husna pecah.
"Dimana Amira sekarang, Abil?" Sambung bunda Husna.
"Masih didalam bunda, tadi Abil ga kuat lihat wajah Amira,"
"Amira ...,"
"Ayo kita masuk, kasian Amira sendiri didalam," ajak ayah Haidar yang memeluk erat tubuh bunda Husna.
"Sebentar mas, air mata Husna masih kelihatan tidak?"
"Tidak sayang,"
"Ayah, bunda. Sudahlah Abil masuk lebih dulu saja," ucap Aiman dengan langkah yang kembali masuk kedalam ruangan Amira.
"Assalamualaikum sayang, yu kita pulang," ujar Aiman kepada Amira yang masih berbaring di ranjang.
"Waalaikumsalam mas, ay-," ucapan Amira terpotong.
"Apa, coba kamu ulangi,"
"Mas?"
"Dalem zaujati,"
"Assalamualaikum," ujar ayah Haidar dan bunda Husna.
"Waalaikumsalam ayah, bunda," jawab Amira dan Aiman bersamaan.
"Mau pulang atau masih betah disini?" ledek ayah Haidar.
"Pulang om, eh ayah,"
"Hahaha, harus di ingat. Sekarang manggil nya bukan om tapi ayah, okey?"
"Okey ayah,"
"Sudah yu," ajak Aiman.
"Ayuu," balas Amira dengan semangat.
"Semangat sekali anak bunda," ujar bunda Husna.
"Hehehe, bunda ga suka ya?" tanya Amira sembari menundukkan kepalanya.
"Bukan begitu sayang, bunda suka kok. Harus semangat dan ceria setiap hari ya sayang?"
"Tergantung bunda,"
"Tergantung apa?"
"Kalau mas Aiman tidak menjengkelkan, Amira akan selalu ceria. Mas Aiman kadang ngeselin bunda,"
"Abil," tegur bunda Husna.
"Dalem bunda," balas Aiman dengan cengengesan.
"Sudah ayo, ayah sama bunda akan pulang siang ini," ajak ayah Haidar.
"Secepat itu, ayah?" tanya Aiman dengan alis yang mengkerut.
"Kamu sudah nikah, Abil," jawab ayah Haidar.
"Oh iya ya, hari ini Abil ingin mengambil buku nikah di KUA," ujar Aiman dengan senyum yang mengembang.
"Sudah jadi? Kapan kamu buatnya?" sahut bunda Husna.
"Haka yang ngurus, bunda," balas Aiman dengan cengengesan.
"Kamu ini, masih saja Haka, Haka dan Haka,"
"Asisten Abil, bunda,"
"Sudah ayo," ajak ayah Haidar lagi.
Selesai berbincang mereka kembali ke rumah Aiman. Saat sampai di gerbang, ponsel Aiman bergetar dan tertera nama Humai di layar Aiman. "Angkat saja, sayang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona, Gus Aiman
RomanceBagaimana dengan seorang Gus yang tiba-tiba dipeluk oleh seorang perempuan? Apakah mereka memiliki hubungan? Lalu bagaimana dengan orang tua mereka? Niat ingin menenangkan diri di sebuah taman, lalu ketika sedang menyendiri hujan ikut menemani. Keti...