1. Drunk

156 18 18
                                    

Ah, pening sekali rasanya kepala Hanna saat ini. Hingga ia kesulitan untuk sekedar membuka matanya. Namun, sesuatu yang berat menimpa perutnya, membuat Hanna mati-matian menyadarkan diri agar segera terbangun. Entah sebanyak apa Hanna minum semalam, sehingga ia kesulitan untuk bangun pagi ini.

Wait! Minum? Hanna minum?

Buru-buru Hanna bangkit dari tidurnya, dan - "Aw! Kepalaku - sshh," ringisnya sembari meremas rambut panjangnya dengan kedua tangan yang bertumpu pada lutut. Namun sedetik kemudian - "aaaaa!" pekik Hanna saat melihat seseorang dengan tubuh polos berbaring di atas kasur yang sama dengannya.

Ya, dia adalah Jeon Jungkook,

mantan kekasih Hanna.

Terperanjat bukan kepalang mendengar pekikan Hanna yang menggelegar, Jungkook pun terbangun dari tidur dengan wajah bantal setengah sadar, menatap Hanna dengan ekspresi bingung. "W-wae?" tanya Jungkook sembari mendarup kasar wajahnya yang masih mengantuk.

Hanna membola mendengarnya, "Wae? Noe micheoseo? Kamu ngapain di sini?" tanya Hanna masih dengan emosinya yang berkobar.

Bagaimana bisa ia dan Jungkook berada di satu kamar seperti ini. Terlebih, laki-laki ini adalah mantan kekasih yang begitu ia benci.

Jungkook menguap dan tampak terlihat santai menyugar rambut panjangnya, "Ngapain? Ini apartment ku Hanna-yya," ungkap Jungkook sembari menyingkap selimut putih yang sejak tadi menutupi tubuhnya.

"Ya!" Hanna kembali berteriak dengan menutup wajahnya menggunakan selimut. "Bajumu!" ujar Hanna menunjuk dada bidang Jungkook yang tak tertutup apapun.

Jungkook terkekeh randah lalu turun dari ranjangnya, "Semalam kamu bilang aku sexy begini," balas Jungkook.

Hanna menganga mendengarnya. Benar saja, apa ia sudah gila sampai berucap seperti itu? Ya, walau Hanna akui, Jungkook memanglah - Sexy.

Hanna menurunkan selimut yang menutupi wajahnya. Sial, melihat dirinya sendiri yang polos seperti ini, ia yakin semalam ia dan Jungkook tak hanya sekedar tidur bersama. Pasti - ah sudahlah. Di jelaskan pun, nasi sudah menjadi bubur. Tugas Hanna saat ini adalah berpura-pura bodoh.

"Jung, kamu salah orang. Sepertinya semalam yang berucap seperti itu bukan aku," tepis Hanna dengan wajah super innocent.

Kini Jungkook memungut kaos hitam yang tergeletak di lantai, lalu mengenakannya. "Ohya? Berarti yang semalem nangis bilang rindu aku, itu juga bukan Kim Hanna?" tanya Jungkook dengan tawa menggoda.

Hanna membeku. Sumpah demi apapun! Jika Dewi Fortuna ingin mengutuknya seumur hidup, sehingga hanya kesialan yang ia dapati, ia ikhlas. Asal jangan sampai apa yang dikatakan oleh Jeon Jungkook adalah benar. Sebab, ia sudah berusaha kuat menahan gengsinya selama tiga tahun ini agar tak bertemu dengan Jungkook.

Namun, after party wedding Seokjin dan Minji sahabatnya, membuat Hanna tak bisa menghindar dari pertemuannya dengan Jungkook kali ini.

Ah, scotch whiskey sialan. Karenanya Hanna bahkan tak ingat apa-apa tentang semalam, "Stop with your that shit! Jangan bahas hal yang mustahil." sentaknya menahan malu.

Jungkook hanya mengendikkan bahunya, masih dengan tatapan menegejek, "Apapun itu, we were together last night," balasnya.

Huh! Ingin sekali Hanna menjahit bibir tipis Jungkook yang berbicara seenaknya itu. Namun, Hanna sudah kepalang malu. Mengingat-ingat kejadian semalam pun hanya membuat kepalanya berakhir pening.

Jungkook berjalan menuju walkin closetnya, lalu meraih kaos oversize yang bisa menutupi seluruh tubuh mungil Hanna jika wanita itu kenakan. Kemudian meletakkannya di atas kasur, "Pakai itu dulu. Nanti Jin Ho hyung antar baju gantinya," ucap Jungkook.

My Secret Hubby (Jungkook FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang