I, King Luffy, Start The Straw Hat Marine Regiment

26-31

Bab 26 Hilangkan Kejahatan...Lakukan Semuanya! 【Terima Kasih Bos Falcon Atas Hadiah Anda】

Pada saat ini, seorang Marinir berlari masuk dari pintu dengan panik.

Semua orang melihat ke arah para prajurit.

"Apa katamu!?"

Ekspresi Hobodi berubah setelah mendengar ini.

"Untuk melacak Krieg dan gengnya, kami mengirim 7 orang untuk menangkap mereka..."

Prajurit itu menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Hobody.

"Mustahil! Saat dia ditangkap tiga hari lalu, dia sudah mati kelaparan! Apa dia tidak makan apa pun setelah itu?"

Hopperty berkata tidak percaya.

Para tamu hotel panik saat mendengar nama Krieg.

“Geng Krieg?”

"Bukankah itu kelompok bajak laut terkuat di East Blue?"

"Kelompok bajak laut menakutkan dengan puluhan kapal besar dalam legenda!"

Tiba-tiba terjadi keributan di Bharati.

Prajurit itu membungkuk kepada Hobodi karena malu: "Saya benar-benar memeluk..."

Dan pada saat ini,

Tiba-tiba, petasan terbentang dari sisi prajurit itu.

Luffy menyipitkan matanya sambil memegang gelas wine,

bang~!

Ada sebuah tembakan.

Peluru itu mengenai pintu kayu di udara.

Marine yang berdiri ditarik ke sisinya oleh lengan Luffy yang terulur.

"Ah!!"

Para tamu tiba-tiba berteriak panik.

Semua orang bersembunyi di sudut dan melihat ke pintu secara berkelompok.

Ah Jin perlahan berjalan ke aula dengan petasan di tangannya dan ekspresi garang di wajahnya. Garis Darah di kepalanya dan wajahnya yang lemah menunjukkan bahwa dia sedang tidak dalam kondisi sehat saat ini.

"Banyak, terima kasih, Tuan!"

Prajurit yang ditarik ke samping memandangnya dengan kaget dan Luffy buru-buru mengucapkan terima kasih.

Luffy melambaikan tangannya dan mengambil anggur merah untuk memberi isyarat kepada prajurit itu agar pergi ke samping untuk menyembuhkan lukanya.

Ajin berjalan menuju meja makan kosong selangkah demi selangkah, dan membanting kakinya ke atas meja.

“Semuanya baik-baik saja, cepat sajikan, ini restoran, kan?”

Lalu dia berteriak dengan kejam di restoran.

Rasa jijik muncul di mata Nami.