LISA DAN MAS ARDI - 1

154 1 0
                                    

Selamat membaca ...

 Perkenalkan, namaku Ardi. Aku berumur 23 tahun dan setahun belakangan selalu terobsesi dengan tubuh adik tiriku sendiri. Adik tiriku bernama Lisa. Ia baru berumur 18 tahun. Masih kelas 3 SMA.  Lisa benar-benar anak yang polos, oleh karena itu otak busukku bisa menjebaknya dalam imajinasi yang liar. Ia selalu aku minta untuk duduk dipangkuanku dan sengaja aku buat bergerak-gerak agar bagian bawah kami bergesekan. Ia tak mengerti dan iya-iya saja.
 

Hingga suatu hari, aku sudah tidak tahan. Memilih memberi obat tidur dan menidurinya saat itu juga. Sepertinya aku memiliki fetish yang aneh, karena aku suka saat bagaimana aku menggaulinya disaat ia tidur tak berdaya seperti sekarang. Aku mencapai pelepasanku dan mengeluarkan semuanya di dalam sana.
--
 

Orang tua kami saat ini sedang tidak ada dirumah. Mereka berkunjung ke kampung karena nenek sakit. Makanya aku bisa berani melakukan hal itu kepada Lisa. Saat ini, aku sudah memakaikan kembali pakaian Lisa. Aku tersenyum puas melihat bagaimana tubuh seksi itu sudah memuaskanku beberapa saat yang lalu.
 

Tak lama, Lisa menggeliat dalam tidurnya. Sepertinya efek obat tidur tadi sudah habis. Ia terbangun dengan wajah yang begitu lelah. Perlahan mencoba bangkit dari tepat tidur.
 

“Aw! Sakit.” Mendengar teriakan Lisa aku pun pura-pura panik menghampiri.
 

“Ada apa Lis? Kenapa teriak?” aku bertanya memperhatikan Lisa mengeluh sambil memegangi perut bagian bawahnya.
 

“Gatau Mas, bagian bawah Lisa sakit banget. Berasa luka, perih.” Aku melihat Lisa sedikit menitikkan air mata atas rasa perih yang dirasakannya.
 

“Kenapa? Bagian bawah mana? Kamu habis jatuh?” aku mencoba bersimpati, padahal dalam hati ingin tertawa melihat betapa polosnya adikku.
 

“Bagian bawah ini Mas, Lisa rasa belum pernah jatuh dimanapun hari ini.” Ia menunjuk bagian bawahnya.
 

“Mau mas bantu cek gak?”
 

“Emang gapapa Mas?”
 

“Gapapa, kan kita saudara.” Lisa tampak bimbang, tapi karena penasaran juga dengan rasa perihnya maka ia mengangguk saja dengan tawaran Ardi.
 

“Mas buka ya.”
--
 

Di kamar, aku mengambil perlengkapan yang dibutuhkan. Stetoskop, senter kecil, vibrator dan tentunya obat tidur. Semua ini tak akan di mengerti oleh Lisa bahwa hanya akal-akalan ku untuk mengelabuhinya. Lalu, aku segera beranjak kembali ke kamar adik tiri ku itu.
 

“Abang periksa ya.” Aku mulai mengarahkan stetoskop ku kearah dada nya yang masih dilapisi baju. Aku terus bergerak memutari gundukan bulat itu. Aku pun mengernyit serius seolah-olah kesusahan dalam memeriksanya.
 

“Detak jantung kamu kok gak kedengeran ya, Mas jadi susah hitung ritme nya. Bajunya boleh Mas lepas aja gak?” 
 

“Dimasukin kedalam baju aja gabisa Mas?” aku pun menggeleng tegas.
 

“Tetap bakalan susah. --"

--
 

“Oke mas, Lisa suka diterapi sama Mas Ardi. Bikin enak soalnya.” Aku pun menyeringai. Senang sekali semua akal busukku di terima dengan baik oleh Lisa.
 

“Sekarang apa lagi yang sakit?”
 
--

Hari ini, cukup sampai disini. Akan ada hari panjang untuk bermain-main dengan maina baru ku ini. Tunggu ya, adik manis.
--
 

Selengkapnya di karyakrasa !! Link di profil aku!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita OneShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang