44. Bullying

386 42 12
                                    

HappyReading








Aiden mendengar isak tangis dari seseorang di balik kursi taman. Lelaki itu mendekat menemukan punggung gadis yang Ia cintai tengah gemetar.

Aiden duduk disamping Rosi, membawa gadis itu ke pelukannya.

Rosi tidak menolak, Ia menumpahkan air matanya di dada Aiden.

Hati Aiden ikut melirih mendengar tangisnya, "temen sejati nggak bakal ninggalin lo apapun kondisinya."

"Andai gue jujur sama mereka dari awal, pasti gue nggak se nyesel ini sekarang," kata Rosi.

"Semua manusia berbuat kesalahan. It's normal."

Rosi tidak menjawab.

"Mau gue anter ngomong sama mereka?" Tawar Aiden.

Rosi menggeleng, "gue belum siap."









* * *












"Rosi mana?" Tanya Railey yang tak mendapati Rosi di gerombolan sahabatnya.

"Tadi pergi," kata Mega, "jangan pulang dulu plis. Cari Rosi."

Arif berdecak, "gue yakin pasti ada yang disembunyiin sama dia."

"Rosi pendiam, kita tau itu dari dulu," sahut Ninda.

"Kita mencar cari Rosi," kata Felix.

Railey mengangguk lalu memilih jalan melewati taman. Saat tengah perjalanan, Ia menemukan Miguel jalan sendiri.

"Miguel," seru Railey lalu berjalan mendekat.

Miguel berbalik menunggu gadis itu, "iya?"

Railey tersenyum, "makasih."

"Gue cuma nepatin janji untuk membuktikan ucapan gue," kata Miguel.

"Lo sama Clara..."

"Jangan pikirin hubungan pertemanan gue sama Clara, itu nggak penting sekarang" kata Miguel. "Gue mau cari Aiden dulu."

"Gue juga lagi cari Rosi."

Alis Miguel terangkat, "mereka pasti lagi berdua kayaknya."

"Mungkin." Mereka berjalan bersama menyusuri sekolah mencari sahabatnya.

"Biasanya Rosi suka ke taman belakang," kata Railey, "tapi ini udah jam empat sore. Apa mungkin dia udah pulang?"

"Kita cari ke taman dulu," kata Miguel.

Railey mengangguk, "kayaknya lo tau sesuatu tentang Rosi yang nggak kita tahu."

Miguel menyimpan kedua tangannya dalam saku, sambil berjalan Ia menceritakan semua kejadian setahun lalu. Dimana Rosi, Aiden dan Vina menjadi sasaran Clara.



Sepuluh menit berjalan, Miguel menahan tangan Railey.

"Coba lihat," ujar cowok itu sambil mengendikkan dagu ke arah kursi taman, "kayaknya kita bakal ganggu mereka kalau kesana."

"Gemes bangeet," Railey tersenyum sambil mengeluarkan ponsel, "gue foto bentar." Gadis itu sedikit menunduk sampai kepalanya menyentuh dada Miguel.

Miguel mendekap kedua bahu Railey dengan satu tangannya, "udah. Orang berduaan jangan di ganggu."

Railey tidak menggubris. Ia mengirim foto itu ke grup teman tapi lupa.









Teman Tapi Lupa (13)

Jasa Boga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang