aku rara usia ku sekarang 13 tahun namun di usia ku yang sudah 13 tahun aku belum di sunat aku tidak mengerti kenapa ayah dan ibu ku tidak menyunat ku saat ku kecil dulu.
ayah dan ibuku selalu memaksa ku untuk sunat tapi aku gamau jujur aja aku takut aku membayangkan klitoris ku akan di potong, membayangkan nya sudah membuat ku takut.
"Rara pokonya bunda gamau tau ya besok kamu harus di sunat" ujar ibu rara yaitu bu dewi yang sudah sangat ingin menyunatkan anak nya.
"gaa mau bun rara takut"
"Kamu mau di sunat kapan ra kamu tuh sudah besar loh" ayah rara ikut menimpali obrolan ibu dan rara
"Udah bun yah sunat paksa aja daripada gamau gamau terus bisa bisa dia ga di sunat nanti" ujar kaka rara yaitu raka.
Setelah itu rara langsung masuk ke kamar meninggalkan keluarga nya.
"Iya bun ayah setuju kayanya kita sunat paksa aja kalo di tunda terus bisa bisa rara ga di sunat"
Bunda mengangguk tanda setuju, besok keluarga rara akan memanggil tukang sunat untuk menyunat rara secara paksa.
Keesokan hari....
rara terbangun dari tidur nya sekitar pukul 9 pagi saat itu ayah, bunda, raka dan 2 lagi orang yang tak rara kenal sudah menunggu diri nya di bawah, rara sudah bertanya tanya siapa mereka untuk apa mereka ke sini apakah mereka yang akan menyunat rara, batin nyaa.
Yaa 2 orang tersebut adalah dokter sunat yang di panggil oleh kedua orang tua rara.
"Ra sini nak" ujar ayahRara mendekat ke tempat mereka sedang duduk dan rara duduk di tengah2 ayah dan bunda nya. Tidak ada yang memberi tahu rara siapa 2 pria itu sebener nya.
Raka beranjak pergi entah kemana, tiba2 saat kembali raka membawa kasur lipat dan raka menggelar kasur tersebut tepat di depan sofa yang di duduki oleh rara dan orang tua nya.saat itu lah rara mulai gelisah dan takut namun rara sudah tak bisa kabur karena sang ayah langsung mengangkat dan menidurkan rara di kasur tersebut.
"Ayah rara gamauu sunat huaaa ayah plss bundaa tolongin rara" rara menjerit dan memberontak namun sang ayah sudah memenangi rara jadi ia tak bisa kabur kemana mana posisi nya sang ayah di atas kepala rara dan memegang kedua tangan rara di atas kepala rara dan asisten dokter tersebut memegang kaki rara dan mengangkang kan nya selebar mungkin.
"Raka buka celana adik nya" raka membuka paksa celana dan celana dalam rara , rara pun menangis dan memberontak merasa takut dan malu karena yang akan menyunat kan nya dokter laki laki. Dia berusaha menutup rapat kaki nya namun tentu rara kalah kuat dengan asisten dokter tersbut karena ia lelaki jadi tenaga nya pasti lebih besar.
"Bundaa tolong rara, rara gamau sunat bunda"
"Sssttt sayang sebentar aja yaa ga sakit kok" sang bunda terus menenangkan rara.
Asisten dokter tersebut meminta raka memegang kaki rara karena ia akan segera membantu sang dokter menyunat rara dengan sigap raka memegang kaki sang adik dan membuka kaki rara dengan lebar agar dokter leluasa saat menyunat rara.
Sang dokter mendekat ke memek rara dan membuka bibir memek nya ia menyemprotkan cairan antiseptik di atas klitoris rara , sontak rara sangat terkejut karena klitoris nya tiba2 terasa dingin , asisten dokter membuka memek rara dengan lebar dan sang dokter membersihkan memek rata dengan kapas mulai dari area bibir sampai ke area lubang vagina rara terus menangis karena merasakan memek nya sangat mgilu saat di bersihkan yaa karena sang dokter mengusap memek tersebut seidkit kasar jadi pasti terasa ngilu . Dokter tersebut memegang klitoris rara dan menyuntik klitoris rara
"HUAAAA SAKIT BUNDAAA PEPEK ADEK SAKITTT" Jerit rara saat merasakan nyeri karena suntikan di klitoris nya
"Huaaa lepas pepek adek sakit hikss lepass "
Dokter menyuntik klitoris nya sebanyak 4 kali yaitu di atas bawah kiri dan kanan membuat rara sangat kesakitan.
"Ssttt sayang nak itu di bius dulu sayang supaya pepek adek pas di sunat ga sakit cup cup" ucap sang ayah berusaha menenangkan rara kerena terus berteriak kesakitan raka pun mengusap paha sang adik guna memberi ketenangan karena ia melihat bagaimana proses klitoris kecil adik nya di suntik di seluruh area pasti sangat menyakitkan.
Setelah beberapa menit dokter mencubit klitoris rara dan rara tidak merespon apapun menandakan bahwa obat bius tersebut sudah bekerja, sang dokter mengambil pisau kecil dan memotong kulit yang sedikit menutupi klitoris rara setelah kulit tersebut berhasil terpotong seketika darah segar keluar dari area klitoris rara, raka melihat memek rara yang terus mengeluarkan darah segar ikut merasakan ngiluu.
Sang dokter membersihkan luka sunat tersebut menggunakan alkohol dan segera menutup luka sunat rara dengan kasa dan plaster penutup luka dengan motif bunga2 khas anak perempuan.
"Sudaah selesai rara sudah di sunat selamat yaa" ucap sang dokter setelah menyunat rara
"Selamat adik abang sudah di sunat sekarang" ucap raka
"Selamat ya sayang yaa liat pepek adek sudah di sunat sekarang" ujar ayah dan bunda sembari memeluk rara
Rara masih terus menangis karena merasakan memek nya yang sangat perih.
Setelah menjelaskan apa yang harus di lakukan pasca sunat pun sang dokter pamit untuk pulang.
lanjut part 2 yaa....