pasca sunat rara terus menangis karena merasakan perih di memek nyaa, tidak ada yang bisa di lakulan oleh keluarga nya selain membuat nya nyaman dan melupakan rasa sakit nyaa.
"Sssttt sabar yaa dek nantii ilang kok sakit nya cup yaa" sang bunda terus menenangkan rara
"Perih bundaaa pepek adek perih bgt hiks" ujar nya sambil menangis
"Iyaa ini kan bunda kipasin pepek nya adek biar ga sakit lagii"
Sang bunda terus mengipasi memek rara yang mengangkang lebar agar memek nya terbuka, walaupun klitoris nya tertutup kasa tapi angin nya tetap terasa dan mengurangi rasa perih nya
"Tetep perih bun hiks hiks"
"yaa sabar ya raa tadi kan udh minum obat nya nanti dikit lagi minum lagi ya sambil bunda olesin salep nya"
Ayah dan raka pun datang menghampiri rara dan sang bunda tiba tiba ayah mengeluarkan ponsel nya dan memfoto memek rara , rara pun terkejut untuk apa ayah nya memfoto memek nya.
"Ayah buat apa foto pepek rara?"
"Ga buat apa apa raa cuma buat kenang kenang an kalo kamu udh di sunat" jawab sang ayah
"Haduh ayah aneh2 aja si masa foto memek nya doang sama rara nya dong" sang bunda menanggapi
"Udah bun tadi sekalian buat ayah kirim di grup keluarga buat ngasih tau kalo rara sudah di sunat"
Rara hanya diam tidak menanggapi obrolan orang tua nya karena jujur memek nya perih dan ia memilih untuk memejamkan matanya agar sakit nya berkurang.
"Dek kaka liat memek nya ya bentar"
Raka membuka kasa yang menutupi luka sunat rara lalu membuka bibir memek rara lagi lagi rara terkejut karena merasakan perih"Shhhh kaka ngapain si buka buka pepek rara sakit tauu"
"Kaka cuma mau liat luka sunat nya dek"
Setelah itu raka langsung menutup kembali memek sang adik menggunakan kasa seperti semula.
Malam hari...
badan rara sudah di bersihkan oleh sang bunda dan sekarang rara berada di kamar orang tua nya bersama ayah bunda dan kaka nya ,memang rencana nya selama pemulihan luka sunat nya rara akan tidur bersama orang tua nya
Setelah di sunat tadi rara masih telanjang bagian bawah, tanpa sehelai kain pun yang menutupi memek dan kaki nya karena ia masih takut menggunakan celana, padahal rara bisa saja menggunakan celana dalam yang longgar.
Sang bunda menghampiri rara sambil membawa obat di tangan nya ia akan menyuapi rara obat sekarang.
"Dek ayo minum obat" ujar sang bunda
Rara mengangguk patuh lalu segera meminum obat nya, rara tidak tau bahwa memek nya juga harus di beri obat yaitu dengan di olesi salep.
"Ayo pake salep nya supaya luka sunat nya cepet sembuh"
"Hah rara gamau bunda nanti perih"
"Ngga kok sini ayah yang olesin" ujar sang ayah lalu memgambil salep tersebut dari sang bunda karena jujur saja sang bunda tidak berani menyentuh luka sunat rara.
"Ngga ayah hiks rara gamau"
"Raka pegangin adik nya ayah mau olesin salep di memek nya" sang ayah memerintah raka agar memegangi rara karena kalau tidak di pegangi pasti rara akan berontak dan malah membuat keadaan menjadi tidak kondusif
Dengan sigap raka memangku rara dan menahan kaki nya dari belakang membuat kaki rara mengangkang dengan lebar sehingga memek rara sekarang terbuka sangat lebar.
"Pegang yang kuat ka ayah mau olesin"
"Huaaa ayah gamau ayah" rara terus berteriak tapi lagi lagi ia tidak bisa memberontak karena tenaga raka jauh lebih besar
Sang ayah mulai mendekati memek rara dan segera membuka kasa yang menutupi memek anak nya selain di olesi salep, rara pun harus mengganti kasa yang menutupi klitoris nya sang bunda sedang menyiapkan kasa baru untuk menutupi memek sang anak ia menuangkan sedikit alkohol dan betadine ke kasa tersebut sesuai yang di perintahkan oleh dokter tadi.
Lalu ayah mengeluarkan sedikit salep dari tempat nya dan menaruh di ujung jari nya tangan satu nya ayah membuka memek rara dan langsung mengolesi salep berbentuk gel tersebut ke klitoris rara secara merata ia memutarkan jari nya di atas klitoris rara agar salep tersebut rata.
Rara menjerit dan terkejut karena klitoris nya sangat perih
" HUAAA PERIH AYAAHH PEPEK RARA PERIH UDAH AYAH"
"iya sebentar ya ra ini dikit lagi selesai"
Ayah masih mengolesi klitoris rara dengan salep tersebut agar merata
"Udah ayah stop ayah perih hiks hiks"
"Sudah sudah, mana bun kasa nya sini sekalian ayah pasang" sang bunda pun memberi kan kasa yang sudah di siapkan kepada ayah.
"Sudah selesai tinggal bobo deh" raka melepaskan rara dan segera menidurkan rara di kasur orang tua nya lalu sang bunda duduk di samping rara dengan membawa celana dalam di tangan nya.
"Ayo adek pake celana dalem nya ya kan mau bobo"
"Gamau bunda hiks gamau" rara menolak menggunakan celana dalam dan ia masih menangis karena di olesi salep tadi.
"Yaudah bun gausah, iya sayang ga pake celana dalem nya kok dah yuk bobo sama ayah sini ayah peluk" sang ayah memeluk badan rara dari samping dan bicara tanpa suara kepada bunda
"Nanti aja kalo udh tidur aku pakein celana dalem nya" ujar sang ayah.
Bunda mengangguk dan meletakkan celana dalam terserbut di atas laci samping kasur karena ia akan membersihkan tubuh nya di kanar mandi setelah rara tidur raka pun keluar dari kamar orang tua nya.
Setelah rara benar benar pulas sang ayah melepaskan pelukan nya dan segera memakaikan anak nya celana dalam dengan sangat hati hati ia memakaikan rara celana dalam karena takut rara terbangun dan menangis lagi.
"Adek udah pake celana dalem yah?"
Tanya bunda saat keluar dari kamar mandi"Udah bun beres dah yuk tidur"
Lalu bunda segera merebahkan diri nya di samping anak nya dan ikut tertidur.End.