Bab 33// Berkunjung Menjumpai Elina

99 11 2
                                    

Putri sudah mengemasi barang barang yang ia bawa. Ia juga tidak lama mencium pipi Agnes yang begitu merona. Sangking putri ngambek tak lama ia mencium pipi kanan kiri bunda Agnes.

"Curang! Masak om ga kebagian. Om juga mau dicium kayak bunda Agnes, kamu mah pelit"

"Ihh, lihat itu bunda. CK.. udah tahu kalau putri ga suka cium lelaki yang bukan papa dari putri, om paham kan" ketus menyambar tas dan sudah duduk dimobil pribadi Reza.

"Siapa suruh duduk paling depan, Hah?"kamu anak paling kecil seharusnya duduk paling belakang. Disini hanya boleh bunda Agnes, paham kan kamu," ucap Reza yang tidak sadar putri sudah naik didepan secara rileks.

"Om dengarkan ya, putri sudah besar, udah bisa mandi sendiri, masak sendiri, tanpa suruh om putri bisa melakukan sendiri bener ga bunda"sahut putri yang menyimpitkan mata kearah Agnes dengan jadi berbentuk love.

"Haha! Masak kemarin bunda Agnes yang siapkan. Haha kamu berani berbohong anak kecil, udah pandai berbohong sekarang. Kamu tahu ga, kalau om Altar itu tidak suka dengan anak yang suka berbohong apalagi ini kamu yang sebentar lagi akan menjadi anak dari om Altar, hati hati kamu putri" ucap Reza.

"Om jangan ngajarin seperti itu, secara tidak langsung putri akan tahu kok. Gimana dulu papa putri yang dulu, sukanya marah marah karena putri pun ga tahu. Mereka karena cerai itu mama menyukai om Reza. Selama ini kenapa putri selalu lembut dengan bunda Agnes, bagi putri tidak ingin ada oranglain menyakiti bunda Agnes. Bunda Agnes yang selalu mengerti masalah putri,tidak seperti mama dengan yang lainya. Putri sangat hafal betul, tapi mama sudah cerai waktu itu jadi putri harus curhat dengan siapa?"hanya ini yang ku ceritakan pengalaman pada mama. Mama Elina tidak pernah bersikap lembut kepadaku bunda, om. Om, bunda maafkan putri sudah lancang sudah banyak salah terhadap kalian berdua, kalian adalah pasangan yang setia, bukan begitu om, Bun" ucap putri menjelaskan kepada pasangan ini mereka begitu terkejut atas apa yang diucapkan pada putri.

Deg !

Agnes tak pernah mengetahui hal ini, jika seorang anak kecil ini mengatakan sejujurnya. Orang yang pertama ia kenal ternyata menyukai suaminya. Tidak mungkin, apakah suaminya akan meninggalkan dirinya dan memilih Elina.

Sakit tak berdarah?inilah yang dialami oleh Agnes diumur yang terbilang muda. Ia harus bisa menerima kenyataan pada ucapan putri.

"Bunda, maafkan putri. Putri udah buat bunda menangis kalau begitu pukul saja putri, seperti putri selalu dipukul oleh mama"terurai kesedihan diraut wajah putri.

"Kami berdua sudah memaafkan kamu. Maafkan om, maafkan mas sudah banyak salah sayang. Tapi mas, tidak pernah melakukan sedikitpun kepada orang lain karena mas sudah punya sayang. Jangan bersedih sayang, mas tidak mau kehilangan kamu sayang" ucap Reza tak tahan seorang istri yang terluka karena ucapan putri.

"Mas, kita hanya manusia setiap manusia pasti pernah khilaf dan dosa. Hari ini Agnes baru saja mendengarkan cerita buruk dari putri. Tapi, begitu juga dengan Agnes mas, Agnes juga ingin selalu memberikan yang terbaik kepada mas. Agnes tidak mau kehilangan mas, dan Agnes tidak mau berbagi cinta mas, kita sudah berikrar dihadapan Allah sebagai pernikahan yang tidak boleh dipermainkan. Mas tahu hal itu, Agnes sangat beruntung memiliki seorang suami seperti mas, mas yang menolak ketika para ibu ibu sedang menggoda mas, Agnes melihat mas. Tapi hari ini dan seterusnya terimakasih mas, jangan pernah tinggalin Agnes mas. " Jawab Agnes ia tak bisa berkata apa lagi dirinya sudah kehabisan tenaga. Rasa sayangnya kepada suaminya bukan main main.

Mereka saling berpelukan, putri begitu sejuk melihat mereka saling berpelukan dan support. Ia tak menyangka jika rasa sayangnya Reza lebih berarti dan dirinya ingin menuai hidup bersama.

"Udah drama nangisnya ni, bagaimana kita hari ini jadi tidak. Soalnya mau ketemu mama juga om Altar di RS. Mereka begitu curang, ninggalin anaknya dititipkan ketempat orang lain. Sedangkan mereka sedang tertawa bareng, juga saling bermesraan sepertinya."

"Yaa Allah putri jangan sauzon dulu. Ga baik, nanti kita dosa dengan sang maha pencipta. Jangan ulangin perkataan yang membuat putri jauh dari Allah."

"Maaf bunda, kalau gitu ga jadi pulang deh. Soalnya, putri mau disini saja mau jadi seorang yang taat pada Allah, mau diajarin bareng bunda,juga om. Bolehkah itu?"papar putri saling pandang diantara mereka.

"Katanya tadi udah merengek, coba kita telepon dulu mama ya. Emang berapa lama mau tinggal disini, soalnya bunda Agnes mau sekolah" tukas Reza tak ingin putri merasa tidak nyaman.

"Ikut saja?"kayak kemarin ikut aja bilang aja ini anak kandung kalian,"

"Putri jangan lakukan hal itu lagi, kalau ucapkan yang tidak sesuai bunda bakal marahin putri. Jangan suka mengucapkan hal yang tidak ada dipikiran mu sayang. Bunda, tak mau putri menjadi anak yang tak mau nurut, tidak patuh, dan tidak taat kepada perintah orangtua" jelas Agnes memperbaiki kesalahan putri.

"Oke bos, siap bunda bidadari untuk putri.

"Bidadari surga itu hanya untuk om, kamu ya nanti."

"Ihh, tu kan bunda. Om Reza ga mau ngalahin bunda. Ikut aja omongan putri,dan ga mau bersabar "

"Yasudah, bagaimana besok aja kerumah sakit. Kita hari ini jalan jalan, bagaimanapun hari ini kita harus berliburan, iya kan mas"ucap Agnes memegang tangan suaminya yang terasa dingin.

"Mas sakit?"atau tidak enak badan."

"Mas ga suka kalau ajak putri. Mas maunya berdua terus dengan sayang. Anak ini enaknya di bawa ke gudang aja biar teriak teriak seperti kemarin" bisik ditelinga istrinya yang mencubit lengan tangan suaminya.

"Ekhem, kalian berbicara apa sih serius amat. Ga mau ya ajakin putri jalan jalan. Om Reza terlalu baper ini"

"Eleh kecil kecil udah tahu baper. "

"Ihh, putri bukan anak kecil lagi om, dengerin kata suara Shifa itu. Jangan panggil aku anak kecil paman" ucap putri berpindah duduk didekat pangkuan Agnes.

Mereka berdua ketawa bareng, tapi yang lebih terpingkal pingkal Reza yang tak percaya jika putri menyukai kartun Shifa.

Dan akhirnya mereka tak berangkat jenguk Altar. Dan hebatnya, jika kemauan putri lebih nyaman tinggal di rumah Agnes ketimbang balik kerumahnya.


Guruku Adalah Suamiku(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang