Percikan hujan mengenai tubuh seorang gadis yang sedang duduk dibawah pohon rindang, ia segera menuju sepeda yang tertopang oleh besi.
Sang empu mengayuh sepeda tua itu dengan tangannya yang masih membawa buku kecilnya.
Kayuhan sepeda bergerak dengan cepat, air hujan yang turun semakin deras itu mulai membasahi tubuhnya.
Ketika sudah sampai depan rumah, ia melihat perempuan tua yang berdiri di depan pintu menunggu gadis itu pulang ke rumah.
"Kau sangat lambat Flora, lihatlah tubuhmu sudah basah kuyup" ucap perempuan tua itu segera membentangkan handuk ke tubuh gadis yang mungil. Flora tak berkutik apapun, ia masuk kedalam rumah lalu membersihkan tubuhnya yang sudah basah itu.
******
"Ibu di mana?" tanya Flora sembari meminum coklat hangatnya. Perempuan tua itu hanya membawa kotak bertuliskan untuk anak perempuanku dengan pita yang terikat pada benda itu dan ia berikan ke Flora "Ibu pergi sementara nak" tuturnya. Flora melepaskan pitanya lalu membuka tutup kotak itu, berisikan kertas bersimbol dengan kartu bergambar. Hanya Flora dan ibunya yang mengerti soal ini "apa mungkin aku harus mencari dirinya" batin Flora. Ia menutup kotak itu lalu mengikatnya kembali, menempatkannya ke kolong ranjang tidur.
Story~~
Ikatan komunikasi Flora dan ibunya sangat baik, Flora diajarkan banyak hal seperti melukis, memasak, eksperimen, bela diri, tenis, termasuk pemecahan teka teki. Ibu sangat senang memecahkan teka teki, semuanya ia lakukan dengan mudah. Jika Ibu dan Flora sedang tidak bersama, Ibu selalu mengirimkan surat dengan gambaran serta tulisan arti dari gambar tersebut secara acak, dan aku harus memasangkan huruf tersebut dengan benar.
"Kau harus membuktikannya, kalau wanita tak selemah yang lelaki pikirkan!" Tegas Ibu, itu yang dikatakan ibu kepadaku saat belajar bela diri. Aku selalu di remehkan oleh kakak lelaki pertamaku, Oscar. Dibanding saudaraku yang lain, dialah yang paling keras kepala dan egois. Ia pernah mengatakan bahwa aku tidak bisa melakukan apapun, padahal kita sudah tidak bertemu selama 3 tahun lamanya, sampai akhirnya hari ini dia dan kakak lelaki keduaku pulang.
Story off~~
Flora menuju stasiun mengenakan pakaian seadanya, suara kereta terdengar. Dengan asap yang keluar dari cerobong kereta, para penumpang mulai keluar dari dalam kereta. Flora mencari keberadaan kakak kakaknya, ia melihat keramaian orang berbondong bondong keluar dari pintu kereta.
"Hey kakak!" teriak Flora dengan sumringah. Crystov, kakak kedua Flora. Lelaki itu memeluknya lalu mengelus rambut Flora dengan rasa rindu yang mulai hilang.
sedangkan Oscar, ia hanya berdiri menatap Flora yang terlihat berantakan "Flossiera Tillie, Kau hanya memakai seperti ini?" Tanya Oscar tegas. Flora menoleh ke arah kakaknya ia menggaruk kepalanya penuh keheranan "Menurutku ini sudah cukup, apa aku harus memakai baju yang mewah seperti putri bangsawan?" Sahut Flora. Oscar menghembuskan napas beratnya "Huft, dimana rasa hormatmu kepada tamu yang berkunjung, gadis kecil" Tatapan dingin dari Oscar terus menyelimuti Flora, ia merasa jengkel kepada kakak pertamanya itu.
Sang empu tak berkutik, ia berjalan menuju sepeda yang ia tumpangi tadi ke stasiun. "Di mana kendaraan yang aku pesan?" Oscar kembali bertanya, Flora terdiam sejenak, ia merasa tidak ada pesan dari kakaknya untuk membawa kendaraan ke stasiun.
"Apa yang kau tanyakan itu bodoh, kau tidak memesan apapun kepadaku sewaktu memberi kabar di telfon" tutur Flora kesal. "Jaga bicaramu itu, Flora!" sentak Oscar. Crystov menghubungi orang terdekatnya menggunakan telpon di sana, sang empu memasukkan 3 koin kedalam lubang kecil, ia memesan satu kereta kuda untuk pulang ke rumah.
"Pak, saya mohon untuk menjemput kami di stasiun saat ini" ucap pemuda itu kepada lawan bicaranya. Sembari menunggu, kedua kakak Flora membuka lembaran koran baru yang masih terlipat rapi. Di situ, banyak informasi yang bisa didapatkan. Termasuk berita politik "Rapat penegasan pewaris bangsawan baru" Itulah yang tertulis di koran milik Oscar, "apa ini yang harus kita selesaikan?" Oscar bertanya kepada Crystov. Crystov menggelengkan kepala "kita tak perlu ikut campur urusan itu, itu akan selesai secepatnya" tutur Crystov.
Flora tak mau berkutik apapun, ia duduk untuk menunggu kendaraan pesanan kakaknya datang, lalu menyenderkan kepala di tiang lampu. Sang empu memainkan manik manik gelang yang terpasang di tangan kanannya.
*****
MAAF KALO ADA TANDA BACA/KETIKAN YANG SALAH, KARNA MASIH BELAJAR LAGI
AKU HARAP KALIAN SUKA DEH. TUNGGU EPS SELANJUTNYA TERIMAKASIII
KAMU SEDANG MEMBACA
Can you do that, loser?
Fantasía--Kau yakin tentang hal ini? Wanita itu lemah -Wanita tak pantas kau anggap lemah -- Kau terlalu muda untuk melakukan hal ini! -Aku tidak akan mendengarkan opini dari kakak egois. Gadis remaja yang keras kepala berusaha mencari keberadaan sang Ibu h...