Hug?!

93 8 3
                                    


Y/n membuka matanya perlahan, dengan tidak etisnya dia terjatuh di atas semak-semak. Anehnya ia tidak merasakan sakit terlebih saat membentur tanah seperti ada...

"Heeh?!" pekik y/n keras. Ia baru sadar, ada seseorang di bawahnya. Seorang laki-laki lagi. Ampun malunyaaa.

"Menyingkir dariku! Kau berat sekali" ujar orang itu kesal.

Y/n dengan cepat bangkit disertai wajahnya yang mencebik kesal. Ia tidak terima dikatakan berat.

"Salahmu sendiri, kenapa tiba-tiba berada di bawahku." Y/n menunjuk lelaki itu yang duduk memunggunginya. Laki-laki bersurai hitam itu meregangkan otot-ototnya.

"Mana kutahu, dasar. Bukannya berterima kasih jadi menyalahkan ku" lelaki itu berbalik menatap y/n datar.

Untuk sementara kedua mata itu bersibubrukan.

1 detik

2 detik

3 detik,,

"HAH?! KAU!?" Mereka berdua saling menunjuk, terpampang jelas raut terkejut di wajah insan berbeda jenis itu.

Lagi, mereka berdua kompak memutar kedua bola mata malas lalu tertawa hambar.

Baru saja mereka bertemu tadi sore, masa bertemu lagi?

Dia itu sebenarnya mantan sahabatnya sewaktu SD dulu.

Andai saja keduanya masih sepasang sahabat, itu tak masalah. Tapi yang menjadi masalah besar keduanya tak pernah sama sekali akur semenjak memasuki jenjang SMP. Selalu saja pertengkaran menjadi topik utama.

"Kenapa kau ada disini, Xavier?" tanya y/n memicingkan mata.

"Itu tak penting. Sekarang kita ada dimana?" tanya Xavier sembari menyapu pemandangan sekitar. 

Xavier, nama pemuda berusia 17 tahun yang lebih tua dari y/n.

Ini hutan. Tapi kenapa mereka bisa berada di hutan?

Y/n ikut menyorot sekelilingnya, cahaya mentari senja menembus celah-celah kecil dedaunan pohon yang lebat.

"Aku sepertinya tak asing dengan tempat ini?" gumam y/n, jujur dia takut dan sedikit khawatir, ia tidak tahu dimana dirinya berada.

'Bunda' batin y/n.

Xavier berjalan diikuti y/n dibelakang, mereka berusaha mencari jalan keluar.

"Tunggu, kenapa ada pahatan patung wajah Hokage?" Xavier bingung sekaligus terkejut.

"Apa aku sedang bermimpi?" gumam y/n melongo.

"I ... ini desa Konoha" ucap Xavier menganga lebar

"Jadi ... maksudmu kita berada di Konoha? Gila! Bagaimana bisa?" Y/n tak habis pikir dengan keadaan sekarang, perasaannya tercampur aduk antara bahagia dan takut.

Xavier mengernyitkan alis tak paham. Dia juga bingung.

"Tapi, apa ... aku akan bertemu dengan tokoh tokoh Naruto-Boruto?"

.
.
.

Disinilah dirinya berada sekarang, dalam desa Konoha di bawah kepimpinan Hokage sementara, Shikamaru Nara.

Setelah melewati tahap-tahap yang sedikit menyulitkan, y/n akhirnya sedikit mengerti.

Dirinya terlempar ke dunia Boruto setelah terjatuh dari atas ranjang, yang terakhir ia lihat tiba-tiba saja lantai kamarnya yang ber-alaskan karpet berbulu itu terbuka, seperti pintu kecil.

Mungkin itu portal? Ntahlah dia sendiri heran mau ketawa atau menangis.

Jujur bapernya tentang pelukan BoruSara tadi masih melekat bagai kulit kedua. Sebenarnya dia masih belum puas melihat moment itu apalagi akhir chapter nya yang sedikit tergantung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello BoruSara! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang