Prolog

28 1 0
                                    

(3rd pov)

"AMATO! JOM KITA PERGI KE SEKOLAH! NANTI LAMBAT!" ucap seorang anak remaja yang berdiri di depan pintu rumah amato, sahabatnya. Terdengar suara gaduh dari dalam rumah. Anak tersebut menghela napas lelah. Seharusnya dia tidak usah pergi sekolah bersama dengan amato.

Pintu terbuka, memperlihatkan seorang pemuda yang tidak lain dan tidak bukan, amato yang sudah siap bersama bag nya Dengan rambut yang sedikit berantakan dan karipap panas di tangannya.
"ha, pian. Maaf aku sarapan sebentar. Hehe, jom kita berang-EH!" tangan amato ditarik keluar dari rumah oleh pian.
"ah macam mana kau ni, Kate mau pergi sekolah pagi-pagi. Kau saja baru bangun tidur"

Amato menaiki sepeda merahnya "eee mana ada! Aku sudah bangun dari tadi la." bela amato. "hmm iyelatu" jawab malas pian sambil menaiki kursi belakang sepeda amato.

Sebelum pergi, amato mengucap salam kepada umi dan abahnya untuk pergi sekolah . akhirnya amato mengayuhkan sepedanya, Berjalan diatas jalan yang masih lumayan sepi di daerah perumahannya.

Di setiap jalan Amato sibuk fokus berkendara dan yapping. Terkadang pian akan menyahut atau juga ikut yapping bersama.

"eh amato, kau tau kan nanti kita ada kawan kelas baharu?" ucap pian menyela pembicaraan gak jelas amato.

"haaa..? Iye ke? Kenapa aku tak tahu" bingung amato. Sedikit melirik ke arah pian.

"tulah kau tu. Asyik sendiri saat cikgu Jamie menjelaskan"

Amato hanya bisa menyengir "jangan salahkan aku pulak. Aku kan tak tau ape-ape" elak amato. Sambil melanjutkan bersepeda melewati kendaraan yang melintas.

"hmmm. Alasan"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

(another pov)

"nah dik, ini kembalian uang kamu punya." ucap seorang makcik memberikan kembalian 5 ringgit 20 sen kepadaku.

Seorang pemuda berambut (hair c) mengambil kembalian tersebut. Ia berterima kasih lalu pergi berjalan-jalan menyusuri kota Hilir. Menikmati udara pagi yang segar, cocok untuk memakan sarapan yang dia-

"AMATO!! TENGOK JALAN KAU-"

Dengan cepat sang pemuda berbalik badan. Nampak amato yang membonceng pian berusaha untuk memberhentikan sepedanya. Mencegah untuk menabrak si pemuda. Badannya dengan refleks menghindar 

CKITT-

Sepeda berhasil berhenti. nafas mereka terengah-engah, Sedikit shok hampir menabrak orang di depannya tadi. Sang pemuda berjalan mendekati mereka berdua. Amato yang merasa bersalah sedikit membungku kan kepalanya.

"Eh- maafkan saya. Eee.. Kau oke, kan?"
Ucapnya sambil menggaruk kan lehernya yang tidak gatal.

Namun respon yang amato dapat justru membuat ia melongo. Sang pemuda memalingkan kepalanya lalu berakhir berjalan menjauhi mereka.
"cih. Kalo bersepeda bisa gak sih yang benar?. Mata tuh dipake" gumam si pemuda

"HEII!! SAYE BISA DENGAR ENGKAU CAKAP APE, LAH!!!" amato berteriak ke pemuda tapi jawaban yang ia dapat hanyalah decihan. Lalu si pemuda pergi hingga tak terlihat lagi oleh pandangan pian dan amato.

Alis dan dahi amato mengerut "aish! Orang macam apa lah dia tu. Ditanya baik-baik hanya cuih jawabnya!?" ucapnya dengan nada yang sedikit tinggi. Pian hanya menggelengkan kepalanya dan mengelus punggung amato. "sudahlah, amato. Tak payah ladenin orang macam tu. Nanti kau yang lelah sendiri." amato hanya mengangguk lalu melanjutkan mengendarai sepeda menuju sekolah.























-------✒️📑

N/A: jdi gimana gaes prolognya? Lebih mendingan kan dari sebelumnya?, hehehe. Tpi sayangnya jadi lebih pendek kelihatannya. Maaf ya lagi gak bisa banyak nulis Karna gak tau ngasi letak kalimat yang bagus :_)

Saya maunya kasih kesan ceritanya gak kaku tapi gaul, gak terlalu naratif(?) dan gak merhatiin si y/n nya terus. Jadi keliatan kayak povnya amato gitu (paham kan kalian?. Takutnya gak paham. Uhuhuuu :'))

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[HERO] - :MECHAMATO MOVIE: - Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang