Bhavana

73 11 8
                                    

Selimut berbahan beludru lembut itu tersibak dengan sedikit kasar, saat seseorang yang tergelung di dalamnya dibangunkan dengan cara yang sedikit menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selimut berbahan beludru lembut itu tersibak dengan sedikit kasar, saat seseorang yang tergelung di dalamnya dibangunkan dengan cara yang sedikit menyebalkan. Dia adalah Kenneath Peter, yang mau tidak mau harus membuka mata, meski kantuk masih melekat erat di kedua matanya. “Elle!” dengan suara parau khas bangun tidurnya, dia membentak sang pengusik tidurnya─Elleanor Charlotte, di mana perempuan cantik itu malah terkikik geli dengan tangan yang menutupi mulutnya, saat melihat kemarahan kakaknya. Bagaimana tidak, dia melempari jendela kamar Ken dengan batu-batu kecil. Sangat berisik.

“Cepat turun. Dasar pemalas.” Dia menunjuk tumpukan buku-buku tebal yang di bawa oleh Rhodeus. “Aku mau belajar bersamamu, hari ini.”

Sedikit terkejut, namun Ken tidak mau berekasi berlebihan. Dia cukup paham dengan hal-hal semacam itu. Niat terselubung dari Elle, saat gadis itu tengah menginginkan sesuatu.
Kedatangan Ken ke taman yang berada di bagian selatan kastilnya, disambut dengan sedikit─ berlebihan oleh Elle, di mana gadis itu sudah membentangkan karpet berbulunya yang halus, lengkap dengan banyak makanan. Roti jelai yang masih hangat, buah-buahan segar, juga anggur terbaik yang disuling oleh ahli anggur paling terkenal di wilayah kerajaan Alexandreite.

“Selamat datang, pangeran Ken.” Elle menyambut dengan anggun kedatangan kakak lelakinya, membuat Ken hanya bisa menghela napas panjangnya. Lelah melihat tingkah unik, dari adik semata wayangnya.

“Kalau ini kau lakukan untuk mendapatkan alasan terbaik tentang keingintahuanmu dari negeri-negeri lain di kepulauan sana, itu tidak akan berhasil.” Ucapan yang langsung membuat raut wajah Elle berubah, dari yang awalnya berseri-seri menjadi tertekuk dengan bibirnya yang sudah mencebik lucu. “Ken jelek, Ken menyebalkan,” jerit suara hatinya.

Ken tahu, kalau Elle kesal dengannya karena dirinya tidak mau menjawab atau setidaknya menceritakan apa yang ingin diketahuinya. Namun, dia juga punya alasan kenapa dia melakukan itu. Elle yang nekad, juga rasa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi─salah satunya. Hingga membuatnya memiliki rasa takut dan kekhawatiran berlebih.

“Bereskan semuanya Rho, aku tidak jadi belajar bersama Ken.” Titahnya, yang langsung dipatuhi oleh Rhodeus. “Aku mau tidur saja.” Dia sudah mengangkat gaun sutranya, siap untuk kembali ke kamar dan memulai aksi merajuknya. Dia bahkan berjalan dengan menghentakkan kakinya, khas orang kesal. Namun sedikitpun tidak juga membuat Ken berubah pikiran.
Dia akan tetap diam. Membiarkan adiknya tenggelam dalam rasa penasaran.

Hari sudah beranjak sore, ketika Ken yang tengah berlatih memanah di halaman belakang, melihat adik perempuannya berjalan menuju danau buatan─hadiah dari sang ayah─raja Alexander, untuk Elle, di ulang tahunnya yang ketujuh belas.

Tidak seperti biasanya dia akan berisik saat melihat Ken, kali ini dia bahkan tidak melihat ke arah kakak lelakinya, sama sekali. Membuat Ken tahu, kalau Elle masih marah. Namun, dia tidak akan mempedulikan itu. Dia tahu, Elle tidak akan pernah bisa marah dengannya, lebih dari dua hari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Neluni PrimroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang