ASSALAMU'ALAIKUM.
.
.
JANGAN LUPA FOLLOW!
HAPPY READING"
Wah banyak sekali mainan yang kita bawa, Mari kita mulai menjual mainan kita untuk Ani!" Ucap Yaya bersemangat.
Ani tersenyum melihat teman-temannya yang sangat peduli padanya, bahkan mereka rela menjual mainan mereka untuknya.
"Terimakasih teman-teman kalian sudah repot-repot seperti ini" Ucap Ani merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa Ani, sudah berapa kali kamu berterima kasih pada kami" Jengkel Adel, Ani mengecutkan bibirnya, Ani tidak tahu harus berterimakasih seperti apalagi pada sahabat-sahabat baiknya ini.
"Iya Ani, kami senang bisa membantu mu" Ucap Bella sambil mengusap bahu Ani.
"Ya sudah ayo kita masuk" Ajak Yaya.
Mereka pun bersama-sama masuk kedalam toko amal, dan di sambut hangat oleh
penjaga toko tersebut."Assalamualaikum" Ucap mereka bersama.
"Wa'alaikumssalam, selamat datang anak-anak! Apa yang bisa saya bantu?" Jawab penjual tokoh.
"Kami ingin menjual mainan kami untuk mengumpulkan uang" Ucap Citra.
"Wah Itu sangat bagus! Apa yang ingin kalian lakukan dengan uangnya?"Tanya penjual toko sambil tersenyum penasaran.
"Kami ingin membeli Tupperware baru untuk teman kami yang membutuhkannya" Jawab Bella.
"Bagus sekali. Mari kita lihat apa yang kalian punya"
Anak-anak pun mulai menata mainan-mainan mereka di atas meja, dengan semangat menjelaskan kepada penjaga toko tentang kegunaan dan kondisi mainan.
"Mainan ini masih dalam kondisi baik dan bisa memberikan kebahagiaan kepada anak lain." Ucap Eva menawarkan mainannya.
"Anak-anak, saya sangat terkesan dengan semangat dan kebaikan hati kalian. Ya sudah
Saya akan membeli semua mainan yang kalian bawa." Ucap penjual toko yang membuat anak-anak berteriak girang.Lalu mereka itu pun dengan semangat menjual mainan mereka, sambil berharap bisa
mengumpulkan cukup uang untuk mengganti tupperware baru untuk Ani. Dengan kerja
keras dan semangat yang tinggi, mereka berhasil menjual semua mainan mereka dan
mendapat uang yang cukup.Kemudian mereka pun bersama-sama pergi kerumah Ani setelah membeli
tupperware yang baru.Sesampainya di depan rumah Ani, Ani mulai meresa bingung bagaimana mengatakan hal ini pada ibunya. Teman-temannya yang menyadarinya pun turut menyemangati ani.
"Tenang ani, semuanya akan baik-baik saja. Kamu hanya perlu berkata jujur pada
ibumu" Ucap Citra meyakinkan Ani." Ya, aku yakin ibumu tidak akan marah"Sambung Eva.
"saya tau tapi tetap saja itu membuat saya khawatir" Ucap Ani seraya menarik nafasnya untuk menetralkan detak jantung yang tiba-tiba berpacu dengan cepat.
Dari dalam rumah ibu Ani yang sedang menyapu pun tidak sengaja melihat tingkah mereka yang tidak seperti
biasanya, lalu ia pun menghampiri mereka."Apa yang sedang kalian lakukan?"Tanya Ibu Ani tersenyum penasaran.
Bella : "(tersenyum) Eh ibu Ani, kami punya sesuatu untukmu."Sahut Bella semangat, Ani dan temannya yang lain menggerutu pelan kepada Bella yang ceplas-ceplos.
"Sesuatu apa Bella?" Tanya Ibu Ani semakin penasaran.
"Tapi sebelum itu ada yang ingin kami beritahukan kepada Ibu."Jawab Adel cepat, ia tidak ingin Bella kembali berbicara, karena Ani lah yang berhak memberitahu yang sebenarnya.
"Ayo Ani ceritakan hal tersebut kepada ibumu"Ucap Citra sambil berbisik pada Ani.
"Semangat ani, ibumu tidak akan marah jika kamu berkata jujur"Ucap Yaya turut menyemangatinya.
"Ya, katakan saja dengan sejujurnya"Sambung Eva.
Ani pun mulai melangkah mendekati ibunya dengan membawa kotak hadiah yang berisi
tupperware baru hasil dari penjualan mainan mereka."Apa yang kamu bawa itu Ani?" Tanya Ibu Ani sambil memperhatikan sesuatu yang Ani bawa.
"Maaf bu, sebenarnya Ani telah menghilangkan tupperware milik ibu saat makan kue ditaman" Ucap Ani sambil menunduk, Ia takut Ibunya akan marah dan menghukumnya.
Ibu Ani tersenyum dan tertawa kecil melihat tingkah anak semata wayangnya ini. Sebenarnya ia sudah menduga tupperware itu hilang setelah Ia menyuruh Ani membawakan kue untuk makan bersama teman-temannya, sebab benda itu tidak terlihat lagi di dapur namun itu tidak masalah baginya.
"oh jadi ini yang membuat kalian bingung dan takut sejak tadi"Ucap Ibu Ani sambil mengusap kepala Ani lembut.
"Apa ibu marah?"Tanya Ani hati-hati.
***
TBC
Jangan lupa tinggalkan jejak ya!⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Haru Di Taman Bermain
Short StoryBayangkan sebuah taman bermain yang biasanya penuh tawa ceria, kini menjadi latar dari sebuah misi yang penuh rintangan. Ani, dengan wajah sendu menceritakan kepada teman-temannya bahwa ia telah menghilangkan barang kesayangan ibunya. Tak ingin Ani...