- adakala mimpi yang seakan kenyataan -
𝐏𝐔𝐓𝐄𝐑𝐈 𝐌𝐀𝐒𝐘𝐈𝐓𝐀𝐇 , bidadari yang terwujud dikalangan wanita-wanita lain , sungguh terpesona sehingga kehadirannya menyedari oleh beliau , seorang pahlawan jejaka yang teguh atas tanah air tetapi l...
Ketika sudah sampai di depan pintu istana , diturunkan oleh pahlawan yang membawanya kesini , aeman yang sedang diikat tangan dengan tali dan ditutupi matanya dengan kain , ketika si pahlawan itu sedang sibuk berbicara dengan kudanya .
" Jeron , makanlah ini , sementaraku membawa dia berjumpa dengan yang terhormat "
Sambil memberi kudanya memakan sedikit jerami yang dikutip olehnya di pasar tadi . Si aeman berkata dalam hati
" Dia ini gila kah ? dengan kuda pun nak bersembang ? "
Tiba-tiba , kain yang ditutupi matanya terjatuh di belah mata kanan , mungkin ikatan nya sudah longgar , rezeki si aeman kerana sudah longgar bolehlah dia melihat keadaan sekeliling.
Sungguh indah , suasana kawasan istana ini , dibina sangat besar dan kecantikan binaan struktur dan kawasannya sangat teliti dan menakjubkan. Jarang ditemui di dunia nyata . adakah aeman mengalami mimpi ?
Sedang menikmati pemandangan sekitar di depan kawasan pintu istana , dia ternampak sosokan seorang wanita memakai gaun putih yang sedang menjenguk ke luar jendela , dari jauh terlihat oleh aeman , jantung aeman berdegup kencang bagaikan seperti dirasai oleh dalam mimpi sebelum ini .
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
" Dung , dang , dung , dang "
Tiba-tiba..
" Sudah , mari kita masuk " kata pahlawan itu ,
Memasuki pintu istana mulia yang besar itu , sedang berjalan menuju ke anjung . Aeman berfikir dan berkata
" Adakah itu wanita yang muncul di mimpiku ? "
" Hm , mustahil lah "
Sudah sampai di anjung yang terhormat , terlihat ada sepasangan raja dan permaisuri yang sedang duduk di geta itu , dan pertama kali dalam hidupnya , aeman bertemu dengan pasangan raja dan permaisuri di depan matanya .
" Ampun Tuanku , beribu-ribu ampun , ini patik membawakan parjaka yang samun sakal berdarah tangan di Tasik Kenyir . "
" Terima kasih , telah membawanya kemari " jawab raja itu .
Raja dengan kidum yang menawan , ketika pahlawan keluar dari istana itu .
" Pengawal !! , bukakan wasilah tali dan kain di tangan dan matanya !! "
Dan pengawal disuruh untuk membukakan ikatan tali dan kain di tangan dan matanya . Menampakkan wajah yang membuatkan raja dan permaisuri ternganga , dengan pakaian yang tidak pernah kelihatan di negeri itu .
" Sungguh bergas , wahai arjuna . Kornea matamu bagaikan kirana syamsi yang besar di jumantara . "
Aeman dipuji oleh raja yang terhormat , dan si aeman hanya mengaru kepalanya seperti tidak memahami kata-katanya dengan rela menjawab.
" Terima kasih , Tuanku "
Jawab si aeman dengan badan bergetar-getar .
" Boleh beta bertanya , kamu ini dari wangsa yang mana ? "
" Err , sebenarnya saya tidak pasti , tiba-tibanya saya muncul di tasik itu "
Raja itu berbisik pada permaisuri, permaisuri berkata .
" Wahai anak muda , Tuanku ini tidak faham akan bahasa kamu , tidak mengapa beta faham bahasa kamu kerana didahulu kala ada juga manusia yang dari dunia lain seperti kamu tetapi nasibnya sungguh malang , jadi beta sudah biasa dengan bahasa ini . "
Aeman terkejut lalu hati nya berkata..
" Nasib sungguh malang? agaknya apa yang terjadi apa orang itu.. "
" Oh , Terima kasih Tunku , kerana memahami bahasa saya , mudahlah saya mahu berbicara pada tunku "
" Sama-sama , jadi apakah kamu sudah ayap ? " *ditanya oleh permaisuri itu .
" Ayap ? "
" Makan , maksud beta "
" Oh , Hahaha , erm , ampun tunku sejujurnya saya belum ayap dari kemarin "
" Pengawal !! , bawakan anak angkat beta ke ruang ayap , ha sebelum itu , boleh beta tahu nama kamu siapa ? "
" Nama saya Aeman , tunku " " Maaf Tunku , sebentar tadi beta mengatakan saya ini anak angkat , mengapa? "
" Mulai saat ini , kamu adalah anak angkat kami sekeluarga diraja negeri Sumatra Lara Utara " .
Aeman terkejut lalu hati berkata..
" Kenapa aku ? aku nak balik.. "
Aeman mulai berasa sedikit mual dan pening , tiba-tiba..
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.