Prolog

37 24 2
                                    

To : Reader
Ini merupakan debut cerita pertama saya di platform Wattpad. Mohon dukungannya dengan berikan vote dan memberikan komentar pada setiap paragrafnya. Apabila ada masukan yang ingin disampaikan, silakan sampaikan di kolom komentar. Terima kasih atas partisipasinya

Pranata Adi Ramadhan, seorang pria yang hidup dengan penuh otoriter, ketegasan, dan kecenderungan untuk menjaga segala hal dalam keteraturan dan ketepatan, bertemu dengan seorang wanita bernama Aramara Adhara. Aramara cenderung menunda-nunda kewajibannya hingga mendekati batas waktu, tidak terlalu memperhatikan organisasi kegiatan sehari-harinya dengan rapi. Perbedaan ini menimbulkan kesan di benak Aramara bahwa Pranata sangat tidak menyukainya, karena kritiknya terhadap ketidakmampuan Aramara dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan baik dan tepat waktu. Aramara juga merasa bahwa Pranata bersikap lebih keras terhadap dirinya dibandingkan dengan anggota lain. Namun, sebaliknya, Pranata sebenarnya merasa frustasi karena Aramara tidak mengingat pertemuan mereka yang pertama.

Pada suatu hari, Pranata masih mengingat dengan jelas momen itu: pada hari Kamis, tanggal 8 Desember 2018, pukul 3 sore, di tengah cuaca hujan dan udara yang dingin. Tubuh Pranata basah kuyup karena berdiri di bawah guyuran hujan, dengan luka-luka memar yang tersebar di sekujur tubuhnya. Ia berada di depan sebuah batu nisan yang memuat nama orang yang selalu ia rindukan, seseorang yang telah memberi pengaruh besar dalam membentuk dirinya menjadi pemuda yang bertanggung jawab dan cerdas. Namun, segalanya berubah sejak kepergian orang tersebut, membuatnya harus hidup dengan ayah yang keras dan ibu tirinya yang menuntutnya dengan berlebihan dalam hal pendidikan. Pranata menangis di bawah guyuran hujan, gemuruh petir memperkuat kesedihan yang melandanya.

Tiba-tiba, Pranata merasakan tetesan air hujan berhenti jatuh di sekitarnya, meskipun hujan masih turun. Ia berbalik dan melihat seorang gadis mengenakan seragam putih-biru, sedang memberi payung untuk melindunginya dari hujan. Wajah gadis itu penuh kekhawatiran melihat kondisi Pranata.

"Maaf sebelumnya, tapi mas gak apa-apa?"
tanya gadis itu sambil menyentuh darah yang menetes di pipi Pranata. Sebentar kemudian, suara memanggil gadis itu dari belakang. Gadis itu menoleh ke arah suara itu sebelum akhirnya memberikan Pranata obat tetes dan perban.

"Obatin dulu aja ya, mas. Kalau masih sakit, sebaiknya ke rumah sakit," ucap gadis itu sambil menggenggam tangan Pranata yang terasa dingin. Lalu ia memberikan payungnya kepada Pranata sebelum pergi dengan cepat.

Pranata termangu melihat perlakuan gadis aneh yang tidak ia kenal itu. Hari itu menjadi momen yang tak terlupakan baginya, sebuah hari yang memberinya semangat untuk terus melanjutkan hidup. Pranata mencari tahu nama gadis itu dan akhirnya menemukannya di sekolah mereka. Gadis itu adalah Aramara Adhara. Pranata mencoba mengingatkan Aramara tentang hari itu, namun Aramara sepertinya tidak mengenalinya sama sekali, yang membuat Pranata merasa sedikit kesal. Namun, Pranata bertekad untuk mendekati Aramara lebih dekat. Akhirnya, Aramara diterima sebagai anggota OSIS.

***

8/12/2018 : And It Was RainingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang