CHAPTER 2

6 2 1
                                    

Happy reading!!

Pagi ini seluruh anggota OSIS sudah mulai melakukan rapat karena acara Dies Natalis tinggal satu minggu lagi. Waktu yang mereka punya tak banyak sehingga banyak dari mereka yang meninggalkan pelajaran untuk mengikuti rapat.

Saat mereka akan memulai rapat, ada satu anggota yang belum hadir. Sebenarnya rapat bisa saja dimulai namun karena anggota yang belum hadir ini adalah wakil ketua yang tentu sangat diperlukan di rapat ini.

"Kalian ada yang lihat Denis gak?" Tanya Clai yang sudah terlihat bingung karena wakilnya belum kunjung datang.

Semua anggota menggelengkan kepala menandakan mereka tidak melihat Denis sama sekali.

"Kayaknya telat deh, gue tanya anak kelas juga katanya bangkunya masih kosong." Ucap Sisil sambil meletakkan handphonenya kembali.

"Coba salah satu chat Denis, tanyain masih dimana. Kalau begini terus bisa-bisa rapatnya gak segera dimulai, Waktu kalian juga terbuang sia-sia." Jelas Bu Risa.

"Bentar bu, coba saya hubungi Denis." Belle mulai menyalakan handphonenya dan membuka aplikasi berwarna hijau itu.

"Denis gak buka hp sama sekali kayaknya" Ucap Belle.

"Kita tunggu 15 menit lagi, kalau memang Denis belum datang kita mulai aja. Nanti Denis biar saya yang urus." Jelas Bu Risa.

Sepanjang waktu itu, Belle tak bisa tenang. Belle merasa ada sesuatu yang mengganjal seperti khawatir(?).

"Kok gue tiba-tiba khawatir sama Denis gini sih, biasanya juga biasa aja. Masa gue suka sama dia? Eh ga mungkin, gue gak boleh sampe suka sama dia. Tapi kalau dilihat-lihat dia manis sih, eh apa sih kok gue mikir gini." Batin Belle.

"Belle lo gapapa? Daritadi lo kelihatan kayak khawatir gitu." Arine sedari tadi memperhatikan Belle yang terlihat khawatir atau melamun memikirkan sesuatu.

"Eh iya Rin, gue gapapa kok cuman kepikiran sesuatu aja." Jawab Belle.

"Lo kepikiran sama Denis ya?" Bisik Arine ke telinga Belle.

Belle terkejut dan menjawab "Heh apa sih, ngapain juga gue mikirin dia."

Arine tertawa kecil. Sebenarnya Arine tahu bahwa sahabatnya ini sedang memikirkan Denis tapi dia cukup diam saja.

15 menit berlalu tapi Denis belum juga muncul di depan pintu ruang OSIS itu.

"Sudah 15 menit, mulai saja rapatnya. Denis nanti biar saya yang urus." Perintah Bu Risa.

"Baik bu." Jawab Clai.

Saat Clai hendak mengucapkan salam pertanda rapat dimulai, tiba-tiba...

"Selamat pagi semua, maaf saya telat. Tadi saya bangun kesiangan." Denis tiba-tiba muncul di depan pintu. Terlihat Denis sangat kelelahan dengan nafas yang terengah-engah seperti orang yang baru saja mengikuti lomba lari mengelilingi kota.

Semua mata reflek melihat ke arah pintu.

"Pagi juga. Denis, langsung duduk di tempat kamu, rapat mau dimulai, setelah rapat jangan lupa kamu ikut saya ke ruang guru." Bu Risa dengan tatapannya yang tajam menatap Denis membuat seluruh anggota merasa takut dan mulai berpikir apa yang terjadi dengan Denis nanti.

"B-baik bu, terima kasih." Jawab Denis. Bohong jika Denis tak merasa takut, dia mulai mengira-ngira apa yang akan terjadi pada dirinya setelah rapat selesai. Lari keliling lapangan atau membayar denda kesalahannya sebagai pengurus OSIS?

3 jam rapat itu berlangsung. Selesai rapat, seluruh anggota diperbolehkan untuk istirahat dan kembali ke kelas masing-masing, kecuali Denis. Belle melihat Denis yang berjalan ke ruang guru bersama Bu Risa itu berpikir apa yang akan terjadi dengan laki-laki itu?

"Guys ayo pulang sekolah nanti ke cafe sebelah yang baru buka itu. Sekalian ngerjain tugas bareng." Ajak Sisil kepada kedua sahabatnya itu.

"Ayo gas, pulang sekolah nanti ya." Jawab Arine bersemangat.

"Oke sip." Jawab Sisil.

Melihat Belle yang sedari tadi melamun dan belum menjawab ajakan Sisil itu, Arine pun menyenggol siku Belle.

"Heh Belle, daritadi gue lihat-lihat lo ngelamun mulu. Ayo nanti ikut gak?" Tanya Arine.

"Hah, oh iya maaf ya. Nanti gue ikut kok" Jawab Belle sambil tersenyum itu.

"Lo mikirin apa sih? Lo ada masalah ya? Gue lihat juga tadi pas lagi nunggu Denis lo ngelamun." Tanya Sisil.

"Gue gapapa kok, cuman kepikirian tugas-tugas aja kok." Jawab Belle.

"Hilih, sebenernya ya Sil, Belle itu tadi mikirin Denis yang belum datang itu makanya ngelamun." Ejek Arine.

'Heh apa sih, enggak ya. Sil lo jangan percaya, gue beneran mikirin tugas kok bukan mikirin Denis, ngapain juga gue mikirin dia." Bantah Belle.

"Dih, yaudah kata gue sih lo pasti ada rasa sama Denis. Dari tatapan lo waktu lihat Denis lo udah gak bisa bohong." Arine memang tipikal orang yang sangat peka terhadap sahabatnya. Tatapan sahabatnya ketika melihat sesuatu pun Arine bisa mengetahui perasaan sahabatnya terhadap sesuatu itu.

Halooo, maaf kalua masih banyak kesalahan. Jujur bingung sih ini author bingung mau mulai kisah mereka darimana :))

Semoga menghibur yaa, janlup votee gaiss hehehe

Lanjut di part berikutnya yaa, THANK YOUU.

LOCK MY HEARTWhere stories live. Discover now