Suatu pagi di kota Los Angeles, hiduplah seorang pria bertubuh kekar dan rambut putih tebal. Nama lengkapnya adalah, Patrick Brandon Benedict Scattered yang berusia 78 tahun. Sosok Brandon dikenal, seorang pria baik yang tidak romantis. Pekerjaan Brandon adalah, seorang wirausahawan sukses. Brandon memiliki seorang cucu, Christian Alvin Wilson Slovenia yang baru berusia 30 tahun. Sosok Wilson dikenal, seorang pria ikal dan lemah gemulai.
Pekerjaan Wilson adalah, seorang penulis novel ternama.
Mereka berdua sangat serasi.Brandon dan cucunya Wilson tinggal di sebuah rumah mewah. "Bangunlah, opa Brandon. Sekarang saatnya sarapan" kata Wilson sambil tersenyum dengan selebar-lebarnya. "Jangan, Wilson Slovenia. Biarkan aku tidur sebentar lagi" kata Brandon sambil menolak. "Bangunlah, opa Brandon. Sekarang aku membawa berita" kata Wilson sambil mencium dengan sangat mesranya. "Baiklah, Wilson Slovenia. Sekarang aku akan mendengar" kata Brandon sambil duduk. "Tenanglah, opa Brandon. Sekarang ada berita pekerjaan" kata William sambil tersenyum. "Baiklah, William Simanjuntak. Tolong bacakan berita tersebut" kata Brandon sambil memulai sarapan paginya pada hari itu. Tidak lama kemudian, Brandon tersedak karena berita Wilson.
Sementara itu di sebuah kamar, hiduplah seorang pria bertubuh kekar dan rambut pirang lurus. Nama lengkapnya adalah, Sebastian George Christian Slovenia yang berusia 56 tahun. Sosok George dikenal, seorang pria baik yang sangat romantis. Pekerjaan George adalah, seorang wirausahawan sukses. George memiliki seorang isteri, Tamara Beatrice Miranda Miller yang telah berusia 55 tahun. Sosok Beatrice dikenal, wanita cantik yang lebih romantis. Pekerjaan Beatrice adalah, seorang ibu rumah tangga biasa. Mereka tinggal di sebuah kamar.
George dan isterinya Tamara tinggal di sebuah rumah mewah. "Bangunlah, opa Brandon. Sekarang saatnya sarapan" kata Wilson sambil tersenyum dengan selebar-lebarnya. "Jangan, Wilson Slovenia. Biarkan aku tidur sebentar lagi" kata Brandon sambil menolak. "Bangunlah, opa Brandon. Sekarang aku membawa berita" kata Wilson sambil mencium dengan sangat mesranya. "Baiklah, Wilson Slovenia. Sekarang aku akan mendengar" kata Brandon sambil duduk. "Tenanglah, opa Brandon. Sekarang ada berita pekerjaan" kata William sambil tersenyum. "Baiklah, William Simanjuntak. Tolong bacakan berita tersebut" kata Brandon sambil memulai sarapan paginya pada hari itu. Tidak lama kemudian, George pergi menuju kamar Wilson.
Sementara itu di sebelah kamar, Brandon baru selesai sarapan. "Astaga, Wilson Slovenia. Rasanya punggungku pegal" kata Brandon sambil mengerang. "Astaga, opa Brandon. Bagaimana cara untuk menolongmu?" tanya Wilson. "Baiklah, Wilson Slovenia. Pijat-pijatlah punggungku" jawab Brandon mengerang. "Tetapi, opa Brandon. Bagaimana cara untuk memijatmu?" tanya Wilson. "Tenanglah, Wilson Slovenia. Buka bajuku" jawab Brandon. "Jangan, opa Brandon. Sebaliknya aku keluar" kata Wilson sambil merasa terkejut. "Ayolah, Wilson Slovenia. Rasanya punggungku pegal" kata Brandon sambil memohon. "Tenanglah, opa Brandon. Sekarang aku akan menurutimu" kata Wilson sambil gelisah. "Baiklah, Wilson Slovenia. Terima kasih banyak" kata Brandon sambil melepas baju. Seketika itu juga, mereka diam.
Sementara itu di balik pintu, George sedang asyik mengintip. "Astaga, Wilson Slovenia. Rasanya punggungku pegal" kata Brandon sambil mengerang. "Astaga, opa Brandon. Bagaimana cara untuk menolongmu?" tanya Wilson. "Baiklah, Wilson Slovenia. Pijat-pijatlah punggungku" jawab Brandon mengerang. "Tetapi, opa Brandon. Bagaimana cara untuk memijatmu?" tanya Wilson. "Tenanglah, Wilson Slovenia. Buka bajuku" jawab Brandon. "Jangan, opa Brandon. Sebaliknya aku keluar" kata Wilson sambil merasa terkejut. "Ayolah, Wilson Slovenia. Rasanya punggungku pegal" kata Brandon sambil memohon. "Tenanglah, opa Brandon. Sekarang aku akan menurutimu" kata Wilson sambil gelisah. "Baiklah, Wilson Slovenia. Terima kasih banyak" kata Brandon sambil melepas baju. Seketika itu juga, Brandon diam.
Sementara itu di dalam kamar, Wilson sedang asyik bercerita. "Astaga, Wilson Slovenia. Pijatanmu enak sekali" kata Brandon sambil mendesah. "Terima kasih, opa Brandon. Terima kasih banyak" kata Wilson sambil tersenyum malu. "Astaga, Wilson Slovenia. Wajahmu terlihat manis" kata Brandon sambil tersenyum lagi. "Terima kasih, opa Brandon. Terima kasih banyak" kata Wilson sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Wilson Slovenia. Teruskan pijat-pijatanmu" kata Brandon sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka diam.
Sementara itu di balik pintu, Beatrice sedang ikut mengintip. "Astaga, Wilson Slovenia. Pijatanmu enak sekali" kata Brandon sambil mendesah. "Terima kasih, opa Brandon. Terima kasih banyak" kata Wilson sambil tersenyum malu. "Astaga, Wilson Slovenia. Wajahmu terlihat manis" kata Brandon sambil tersenyum lagi. "Terima kasih, opa Brandon. Terima kasih banyak" kata Wilson sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Wilson Slovenia. Teruskan pijat-pijatanmu" kata Brandon sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka diam.
Sementara itu di dalam kamar, Wilson sedang asyik bercerita. "Astaga, opa Brandon. Perasaanku bahagia sekali" kata Wilson sambil terus memijat. "Baiklah, Wilson Slovenia. Apakah yang membuatmu bahagia?" tanya Brandon. "Wajahmu, opa Brandon. Wajahmu mirip aktor Hollywood" jawab Wilson jujur. "Baiklah, Wilson Slovenia. Siapakah yang kau maksud?" tanya Brandon sambil tertawa. "Baiklah, opa Brandon. Wajahmu mirip aktor Pierce Brosnan" jawab Wilson. "Mustahil,Wilson Slovenia. Banyak orang mengira aku adalah Timothy Dalton" jawab Brandon sambil tertawa lebar. Seketika itu juga, mereka mandi.
Sementara itu di sebelah kamar, George sedang mendengarkan. "Astaga, opa Brandon. Perasaanku bahagia sekali" kata Wilson sambil terus memijat. "Baiklah, Wilson Slovenia. Apakah yang membuatmu bahagia?" tanya Brandon. "Wajahmu, opa Brandon. Wajahmu mirip aktor Hollywood" jawab Wilson jujur. "Baiklah, Wilson Slovenia. Siapakah yang kau maksud?" tanya Brandon sambil tertawa. "Baiklah, opa Brandon. Wajahmu mirip aktor Pierce Brosnan" jawab Wilson. "Mustahil,Wilson Slovenia. Banyak orang mengira aku adalah Timothy Dalton" jawab Brandon sambil tertawa lebar. Seketika itu juga, Brandon mandi bersama Beatrice.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cigarette Guy
أدب الهواةKisah seorang pria berkursi roda dan artis idolanya yang tampan rupawan