Sore harinya hujan mengguyur wilayah di sekitar kos, membuat Andara yang tidak membawa payung harus kehujanan saat keluar dari taxi yang dia pesan.Saat sudah masuk, dirinya langsung melipir ke depan kamar kos Wawan. Karena depan kamar kos cewek sudah penuh dengan motor dan mobil yang diparkir.
Dirinya sedang sibuk mengecek isi tasnya, takut-takut barang-barangnya basah, apalagi tugas dan laptopnya. Tetapi tiba-tiba matanya tak sengaja menatap segerombolan orang yang tengah berada di dapur.
Dilihat dari lekuk tubuh Panji, mengisyaratkan bahwa laki-laki itu tengah marah-marah. Andara jadi penasaran, apa yang telah terjadi?
Langkah kakinya berjalan menuju dapur dengan melewati lorong kamar-kamar dan kamar mandi.
Tepat saat dirinya baru datang, semua orang menaruh penuh atensi padanya. Dia dapat melihat Fina dan Danu yang sudah duduk menunduk sambil dikelilingi yang lainnya. Ya hanya ada Jehan, Asbani, Yoyo, Jul, Yuda, dan Rai.
Semakin kaget lagi saat tiba-tiba Panji menarik tangannya untuk sedikit mendekat padanya. Tetapi kali ini raut wajah laki-laki itu sangat tidak bersahabat. Penuh dengan amarah.
"Lo bilangin ke temen lo itu, tolong punya sopan santun kalau mau ke sini, jangan karena cemburu dia jadi gak tau gimana caranya berperilaku yang baik!!!"
Andara yang baru datang dan langsung dituding pernyataan membingungkan itupun langsung merasa kesal. "Maksudnya?"
"Siapa tuh namanya?" Panji berusaha mengingat-ingat. "Ah iya HANIN, temen tercinta lo itu udah buat kekacauan disini."
"Pagi-pagi buta dia teriak-teriak, ngebentak Fina cuman karena dia cemburu Fina deket sama Danu."
"Yang gue permasalahin, kenapa dia harus kayak gitu pagi-pagi? Dia punya sopan santun gak? Dia mikir gak kalau di kos ini bukan cuman ada Danu? Kita yang lain lagi istirahat, pusing mikirin hidup, tapi temen lo itu dengan kocaknya teriak-teriak."
"Lo ingetin dia. Kalau udah bukan siapa-siapanya Danu lagi, stop permasalahin Danu mau deket sama siapapun. Gue gak suka ada orang yang ngusik orang di kos ini, apalagi itu orang baru bahkan orang asing di mata gue!"
-:-
Andara rasanya ingin teriak saja sekarang. Ada saja masalah yang datang pada hidupnya. Sudah perut lapar, kehujanan, pulang-pulang harus terkena omelan si PANJI PURNOMO.
Tadi niatnya setelah semuanya selesai dan dirinya sudah mandi, dia akan makan. Tetapi untuk sekarang duduk di depan kamarnya sambil melihat pemandangan dari lantai dua ini lebih baik daripada apapun. Bonus ditemani Rai yang kini gila-gilanya sedang menyesap vape.
Andara menempelkan dahinya ke pagar. Pusing sekali rasanya.
"Lo kalau stress nyebat aja bareng gue, nih ambil," ucap Rai.
Andara menggeleng.
Rai menyembulkan asal rokoknya ke atas. "Udahlah jangan dipikirin. Maafin Fina juga ya Dar, gara-gara ulah dia sama Danu, lo jadi ikut-ikutan kena omel Bang Panji."
Andara menghela nafas lelahnya. Dia menggeleng. "Enggak papa, temen gue juga salah."
"Dulu, waktu gue awal-awal kesini juga gue pusing banget Dar. Si Panji itu juga gitu, ngomel mulu kerjaannya. Disini dulu banyak aturannya, gak boleh ginilah, gak boleh gitulah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Pemilik Kos | Park Jihoon
RandomBertemu manusia menyebalkan seperti Panji Purnomo memang sebuah kesialan untuk Andara Mayanaka, tetapi jika tidak bertemu sosok Panji mungkin dirinya tidak akan tahu dimana hatinya berlabuh pada akhirnya. "Bayar uang kos lo, kalau enggak silahkan pe...