[ ORIGINAL STORY ]
=|| BOOK KE-1 ||=
°°Antara putih dan hitam°°
Kisah ini menceritakan tentang perjalanan hidup seorang gadis mungil dengan sejuta penderitaan yang dimiliki. Namanya Mayara. Dia memiliki postur tubuh yang menggemaskan.
Sejuta cahaya...
PERINGATAN: CERITA INI HANYA DAPAT DINIKMATI UNTUK USIA 17 TAHUN KE ATAS. BEBERAPA ALUR, KATA-KATA KASAR DAN TIDAK PANTAS AKAN HADIR DI CERITA INI. DIHARAPKAN PEMBACA BISA BIJAK DALAM MENERIMA INFORMASI.
CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA.
Janganlupa untuk follow, vote, komen, dan simpan book ini di perpustakaan favorit kalian yaaw❤️❤️❤️💙💙💙
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
10 ||• ES KRIM STROBERI •||
.
.
.
"Sayang, aku mau itu." Jari telunjuk Maya mengarah pada salah satu menu yang terpajang, menunjukkan ekspresi wajah antusias tentunya.
Setelah memasuki toko, Maya sendiri yang meminta untuk memilih menu. Maka dari itulah Zayyan pun membiarkan Maya untuk memilih menu yang diinginkan olehnya.
Menolehkan kepala beserta dengan tatapan matanya yang mengarah menuju papan menu, Zayyan mengangguk mengiyakan. "Boleh, yaudah. Kamu duduk aja dulu, biar aku yang mesenin. Mau cup besar atau kecil?"
Ditanyai seperti itu, Maya pun langsung menjawab cepat. "Yang besar dong, Sayang. Aku mau es krim yang ukuran jumbo."
Zayyan terkekeh, kembali mengangguk. Dia hanya sekadar iseng saja, sudah menduga bahwa Maya akan bereaksi demikian. Lucu sekali. "Iya, iya. Udah sana."
"Okey," Maya pun berjalan. Mencari tempat duduk yang kosong untuk mereka tempati.
Toko es krim itu cukup lengang, hanya dua atau tiga pengunjung saja. Duduk sembari menikmati es krim yang manis dan segar. Maya bergegas duduk, menyisakan tempat untuk Zayyan. Dia menunggu. Enam menit kemudian, barulah Zayyan datang membawa es krim rasa stroberi dengan cup ukuran jumbo. Sesuai dengan permintaan Maya.
Zayyan memberikan es krim tersebut kepada Maya, menaruhnya di atas meja tepat berhadapan dengan pacarnya. Mengulas senyuman simpul, Zayyan berangsur duduk. "Nih, dimakan. Habisin ya."
Kedua mata Maya berbinar menatap gumpalan es krim yang manis, tanpa basa-basi dia menerimanya. Langsung melahap es krim tersebut. Cepat-cepatlah dia memberikan reaksi, menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai tanda bahwa Maya sangat menyukai es krim tersebut.
"Makasih ya, segar banget. Aku suka," ujar Maya. Benar-benar tampak bahagia.
Memandangi Maya yang menunjukkan ekspresi seperti itu, Zayyan balas tersenyum. Dia turut bahagia jika Maya menyukainya. "Sama-sama, Sayang. Apa pun buat kamu, aku senang kalau kamu bahagia dan ceria kayak gini."
"Hehe, iya. Kamu nggak ikut beli?" tanya Maya, membalas tatapan mata Zayyan yang tak pernah lepas darinya.
Zayyan menggeleng, menolak. "Aku nggak terlalu suka es krim, kamu kan tau."