Chapter 1 - Misi penyelamatan

134 18 0
                                    

Rasa dingin menghinggapinya tidak membuatnya berhenti melangkah. Sesekali dia mengeratkan mantal yang digunakannya. Rasannya dia akan mati kedinginan bila terus seperti ini. Entah sudah berapa jam dirinya berjalan saat hujan es turun. Tapi dia tidak boleh menyerah karena hidupnya akan berakhir jika rencananya tidak terwujud. Asap muncul dari mulutnya setiap dirinya membuang nafas.

Langkahnya terhenti saat dirinya melihat orang yang selama ini dirinya cari. Seorang pria yang tergeletak dengan luka disekujur tubuhnya. Tanpa menunggu lama dia langsung menghampiri orang tersebut. Saat kedua kulit mereka bersentuhan rasa dingin menghinggapinya. Pria itu mengalami hipotermia. Dia tidak boleh membiarkan pria ini menjadi tokoh antagonis yang akan membunuhnya masa depan. Dia harus menyelamatkan sebelum bencana itu terjadi.

Pria itu adalah grand duke Derict yang sangat ditakuti di Kerajaan ini karena kekuasaan yang dimiliki. Tidak hanya harta yang berlimpah tapi dia juga memiliki pasukan militer yang kuat. Bahkan kekaisaran tunduk padanya karena kekuatan yang dimilikinya. Sayangnya dia hanya suka menghabiskan waktunya di medan perang.

Musim dingin tahun ini menjadi kegagalan pertama bagi sang iblis perang. Karena seluruh pasukannya tidak ada yang selamat. Sang duke juga mendapatkan luka ditubuhnya dan sebuah kutukan yang menghancurkan formasi mana dalam tubuhnya. Hal ini membuat kesadarannya direnggut oleh kegelapan dalam tubuhnya.

Sesuai dalam alur cerita yang dibacanya, saat ini musuh sedang mencari keberadaan Derict. Mereka akan menyiksa tubuh sang duke selama satu bulan hingga sang iblis terbangun dan membunuh mereka semua. Hal ini menjadi awal kehancuran kekaisaran dan dia akan mati di tangan pria ini. Sebelum hal itu terjadi dia harus memastikan kebangkitan iblis dalam tubuh sang duke tidak terjadi.

"Beratnya." Gumam wanita itu saat mengangkat tubuh pria itu yang dilakukannya hanya seperti menyeret pria itu. Tapi apa daya kekuatannya tidak bisa menopang tubuh besar ini.

"Nona." Panggil seorang pria yang telah menunggunya di depan kereta kudanya.

"Tolong bantu saya dan jangan banyak berkomentar." Ucapnnya pada pria yang sudah dianggapnya seperti kakak sendiri. Seorang pria yang menjadi bodyguard yang diutus oleh keluarganya.

"Tapi nona siapa pria ini?" tanya pria itu.

"Ayolah Trey bukan waktunya kamu mengintrogasiku. Aku sudah kedinginan." Ucap wanita itu yang langsung dianggukkan tanpa protes.

Tubuh besar sang duke langsung masuk ke dalam kereta kuda diikuti dengannya. Dia menatap pria di depannya sambil mengingat hari pertama dirinya masuk ke dunia ini. Sebuah novel fantasi romantic yang sangat terkenal. Bahkan dirinya beberapa kali membaca cerita ini.

Camila Fera adalah seorang wanita dewasa yang menghabiskan waktunya dengan bekerja dan membaca novel romantic. Dia belum pernah menjalin hubungan lawan jenis. Karena waktunya dihabiskan dengan membaca novel-novelnya. Hingga dia terbangun di sebuah kamar mewah yang dia duga bukan kamarnya. Karena dia tidak mungkin bisa membayar harga sewanya.

Tapi saat itu dirinya sadar kalau dirinya memasuki tubuh sebuah tokoh yang berakhir menyedihkan. Tokoh itu adalah teman sang tokoh utama pria. Padahal dia tidak memiliki hubungan yang baik dengan sang tokoh utama pria. Tapi dia harus menerima takdir yang kejam karena mati di tangan sang tokoh antagonis yang tak dikenalinya. Masalanya dia tidak pernah berbuat buruk dengan para tokoh di cerita ini. Hal ini yang membuat Camila memulai rencananya untuk mengubah takdir sang tokoh antagonis. Karena dia hanya mengingat takdir tokoh antagonis yang sama menengaskan dengan dirinya.

Awal rencananya sudah berhasil tapi tidak semulus yang dibayangkan. Saat sebuah pisau mengarah pada lehernya. Pria yang dikiranya tidak sadarkan diri. Ternyata hanya berpura-pura saja. Camilla membuang nafas pelan rasannya dirinya ingin menangis saat ini. Dia kira rancannya tidak akan menghadapi masalah.

"Siapa kamu? Apa yang sedang kamu rencanakan?" tanya pria itu pada Camilla dengan tatapan tajam. Tangan satunya memegang pinggangnya yang mulai mengeluarkan darah segar. Hal itu menjadi focus Camilla. Bahkan wanita itu tidak peduli saat pisau sedikit menggores lehernya.

"Anda terluka, sebaiknya jangan banyak bergerak." Jelas Camilla yang menekan luka pria itu untuk menghentikan darah yang mengalir. Dia tidak sadar darah segar mengalir dari lehernya.

"Kamu gila." Teriak pria itu tapi tidak diperdulikan.

"Mungkin kamu bisa berpikir seperti itu. Karena aku mempertaruhkan nyawaku dengan berjalan di hari salju turun hanya untuk menemukanmu." Ucap Camilla yang membuat pria itu menurunkan pisaunya.

"Apa yang kamu inginkan dariku?" tanya pria itu dan dijawab senyuman tipis oleh Camilla yang terlihat cantik di mata pria itu. Tapi dia mencoba mengenyahkan pikirannya itu dan masih menunggu jawaban dari wanita yang tak dikenalkannya itu.

"Aku hanya ingin kamu tidak membunuhku." Ucap wanita itu sebelum kesadaran Derict perlahan menghilang. Dia terkejut dengan jawaban wanita yang baru ditemuinya.

Walaupun dia seorang iblis perang tapi dia tidak akan membunuh orang tanpa alasan. Rasannya dia tidak pernah berhubungan dengan wanita yang menyelamatkannya. Tapi dia tetap harus mencari tahu kebenarannya.

"Anda hanya perlu istirahat dan selalu sehat." Gumam Camilla yang masih terdengar sama oleh derict.

"Wanita aneh." Gumam pria itu di dalam kegelapan yang menghinggapinya.

Kedatangannya disambut oleh kakak laki-lakinya. Dia menatap tajam adik kecilnya yang beberapa tahun berubah. Dulu Camilla adalah adik Perempuan yang pendiam dan pemalu. Entah apa yang membuat adiknya menjadi seperti saat ini. Selalu menghilang dan datang dengan membawa hal yang membuat keluarga baron Bernish terkena serangan jantung. Seperti saat ini, adik cantiknya membawa sang iblis perang ke dalam rumah. Beruntungnya kedua orang tua mereka sedang pergi untuk mengurus bisnis di Kerajaan sebelah. Dia tidak bisa membayangkan respon baron saat melihat anak perempuannya membawa seorang pria yang paling ditakuti. Karena siapapun yang membuat masalah dengan duke derict sudah dipastikan hidupnya akan berakhir.

"Apa yang sedang kamu rencanakan adikku?" tanya pria dengan rambut merahnya. Dia menatap adiknya yang malah memberikan balasan senyuman.

"Aku menemukannya terluka jadi aku membawanya." Ucap Camilla yang membuat Carlie menatap bodyguard adiknya. Dia meminta penjelasan dari pria itu tapi tidak ada penjelasan yang di dapatkannya.

"Kak berhenti menatap Gio, biarkan aku masuk dia membutuhkan perawatan." Jelas Camilla yang mendapatkan balasan hembusan nafas kasar dari Carlie.

"Sampai kapan kamu terus bermain."

"aku tidak sedang bermain kak. Ini misi penyelamatan." Ucapnnya yang membuat Carlie ingin mengirim adiknya ke pulau terpencil agar merenungkan tindakannya saat ini. Sayangnya di tidak setega itu pada adik tersayangnya.

"untungnya kamu adik tersayangku."

"aku bersyukur kakak sangat menyangiku." Ucap Camilla sebelum badannya menghilangnya.

"Apalagi yang akan terjadi di keluarga ini. Camilla kamu sedang bermain dengan iblis pembunuh. Apakah kamu tidak sadar itu." Gumam Carlie. 

Change The Destiny of Male VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang