2

972 1 0
                                    

"Ih, apa sih, kak! Gak mau!" tolak Reva.

Glen membungkam bibir gadis itu dengan bibirnya, melumat kasar hingga Reva sulit bernapas.

Tak hanya itu saja, satu tangan Glen menahan punggung Reva agar lebih rapat sementara tangan yang satu lagi meremas payudara Reva.

Gadis itu memberontak, tetapi tubuh Glen jauh lebih besar daripada dirinya.

"Lo belum bayar kuliah, kan? Gimana kalau gue bayarin, tapi puasin gue dulu."

Napas Reva hampir habis. Belum sempat ia menjawab, Glen menarik tangan Reva untuk menyentuh kejantanannya yang sangat keras.

"Kak..." Reva berucap takut.

"Cepetan kocok!"

Reva hampir menangis, melihatnya saja tak pernah, menyentuhnya apalagi. Reva merasa dilecehkan, tapi mendengar penawaran Glen membuatnya tak bisa berpikir untuk menolak.

Uang kuliah sudah menunggak berkali-kali, Reva terancam di DO, sementara ia tak bisa mengandalkan gaji tiap bulan yang jumlahnya tak banyak.

"Yang cepet, Reva..." Glen berucap serak, desahan tipis keluar dari bibirnya.

"Aarrhhh..." Bibir Glen menelusup ke ceruk leher Reva, mengecup dan menggigit kecil kulit leher gadis itu.

Satu tangan Glen masih aktif meremas dan memainkan puting payudara adik tirinya.

"Aarrrhh.. anjing.. enakk banget!" Glen meracau lalu melepas tangan Reva.

Ia membalikkan tubuh gadis itu lalu menyuruhnya melepas celana.

"Kak, jangan.. Reva gak mau." Gadis itu terisak.

"Perawan lo gak akan gue ambil. Cepetan buka!" paksa Glen.

Sambil terisak, Reva melepas celananya hingga bongkahan mirip buah peach nan sintal itu terlihat jelas di mata Glen.

Cowok itu memang tidak memasukkan miliknya ke dalam milik Reva, melainkan menjepitnya di antar kedua paha, tetapi berhasil membuat Reva sedikit merasa geli karena milik Glen sangat panjang dan menyentuh titik sensitifnya.

"Kak--"

Belum sempat Reva berujar, Glen sudah bergerak maju mundur.

"Aarrhh fuck.. ah sialan.. pantat lo montok banget.."

Reva menahan diri, sungguh ada rasa nikmat menyentuh kulit vaginanya.

Kedua tangan Glen kini aktif meremas payudara Reva, bibirnya mengecupi leher gadis itu juga.

"Eeuuhhh.." Reva mendesah tipis.

"Enak?" Glen bertanya menggoda. "Memek lo basah, berarti lo gak nolak."

Reva menggeleng, ia menutup mulutnya dengan tangan agar tak mendesah lagi.

Namun, kenyataannya dia tetap orgasme. Pertama kalinya dalam hidupnya, dan untuk pertama kalinya juga ia merasakan semprotan sperma di kulit pinggang hingga mengalir di paha.

"AAAARRHHH..!" Glen mengerang pelan, lalu membalikkan tubuh Reva ke hadapannya.

"Gue transfer uang buat lo, tapi kalau lo butuh lebih banyak.. lo datang ke kamar gue nanti malam."

Reva bergidik ngeri, sekujur tubuhnya panas dingin. Ini lebih mengerikan daripada film horor.

"Gue juga pengen nyobain ngejepit dari depan," bisik Glen, kemudian keluar dari kamar mandi.

~~

Cung, yang udah pernah baca HER di KaryaKarsa ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cung, yang udah pernah baca HER di KaryaKarsa ku..
itu Reva pertama kali jadi jalang dan dapat bayaran gede 🧸

itu Reva pertama kali jadi jalang dan dapat bayaran gede 🧸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada di KaryaKarsa, cari aja hottiehalu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang