Prolog

70 3 1
                                    

Hari pertama di sekolah baru menjadi hari yang membuatku sangat semangat. Suasana sekolah yang berbeda dari sekolahku sebelumnya sudah mulai terasa ketika aku mulai menginjakkan kaki di depan gerbang SMA Sefourza.

Aku mulai menghirup udara pagi yang segar dipekarangan sekolah. Lingkungan yang bersih ditambah pepohonan yang rindang, memberikan suasana yang adem dan nyaman.Wajar saja, SMA Sefourza emang terkenal dengan Adiwiyata nya. Tak heran sekolah ini menjadi salah satu sekolah favorit Di Bandung.

"humm ademnyaa.." gumam ku.

Ku nikmati suasana nyaman pagi itu sampai ku dengar suara motor yang terdengar sedang melaju mendekatiku. Sesaat ku menoleh kebelakang, ku liat sosok pria yang berpenampilan serba putih mengendarai motor gede berwarna putih melaju ke arahku dan nyaris menabrakku. Untung saja dia segera membelokkan motornya ke arah kiri, dan langsung memparkirkan motornya di depan gedung sekolah.

Semua perhatian murid di sekitarku pun tertuju ke pria tersebut. Beberapa orang saling berbisik-bisik dengan teman di sebelahnya masing-masing. Mereka tampak sedang membicarakan pria tersebut bak seorang idola datang.

Aku yang merasa kesal langsung berjalan ke arahnya dan ingin memarahinya.

"Heh kamu! kalau bawa motor hati-hati dong! Aku ham.." tepat saat aku sedang memarahinya, dia membuka helm yang menutupi seluruh kepalanya dan seketika membuat semua siswi yang melihatnya berteriak kegirangan.

Sosok siswa terlihat sangat tinggi buat aku yang berbadan mungil ini. Dia memiliki rambut hitam legam panjang yang panjangnya menutupi lebih dari setengah lehernya, sedangkan rambut depan menutupi alis dengan model belah tengah namum tak begitu tengah.

Badannya yang super tinggi membuatku kesulitan untuk melihat wajahnya dengan jelas karna posisinya yang membelakagi cahaya matahari.

Aku yang terdiam berusaha mengenali wajahnya, justru mendapatkan respon buruk darinya. Bukannya melihat kepadaku dan meminta maaf, dia malah berdiri tegap dan berjalan meninggalkanku dengan santai tanpa merasa bersalah.

Tepat saat aku ingin mengejarnya untuk kembali memarahinya, bel masuk sekolah pun berbunyi.

(kriiiingggg...)

Akupun segera menuju ke ruangan kepala sekolah untuk memberikan laporan siswa pindahan sebelum aku masuk kelas.


"Tapi orang tadi kelihatan ga asing, tapi siapa ya.."
"Apa aku pernah bertemu dia sebelumnya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vaznova untuk AnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang