II

5 1 0
                                    

Awal September 2023

Ican Pend.Mat
Oke gaiss

Minggu kita badminton jam 2 siang

Waktu di list siapa saja yang ikut banyak, tapi pas uda hari h sedikit. Aku sempat main karena dipaksa, dan waktu itu diajarin Rey. Aslinya tidak PD, karena anak-anak pada bisa.

Setelah selesai, kita berniat mencari batik warna merah untuk OSPEK departemen. Tapi nihil, Wahib juga sempet kesrempet motor waktu itu.

●●●

Jum'at
ayola malming


ku traktir

tp jangan yg mahal2 bajetnya cui

awal bulan ntar aku meringis di akhir

Ican Pend.Mat
Wkwk ga ada abis nya duitnya

gacoan mau gk?

Ada rejeki aja sih, makannya mau traktir anak-anak ke gacoan, akunya juga lagi pingin, tapi ga punya teman buat beli.

Kita memutuskan membeli gacoan sore itu selepas OSPEK hari Sabtu. Waktu itu aku bareng sama Rey, dia anak Bio Murni.

Waktu itu typing aku kesannya seperti caper ke Rey saat chattan di grup. Tapi tidak sama sekali, bahkan tidak ada niatan. Akupun juga bilang ke dia jika, "just kid ya, jangan dianggap serius." Dia pun tidak mempermasalahkan.

Disitu aku dekat sama Rey, dalam konteks teman. Apa-apa aku selalu minta tolong ke dia, karena emang dekat dan percaya sama dia. BTW, aku belum punya teman lain ya, selain anak 10 itu.

"Rey, anterin ganti oli dong."

"Rey, nanti jadi bareng kan ke gacoan?"

He didn't mind that

Terkadang, anak-anak juga cocok-cocokin aku sama Rey, tapi kita tidak anggap serius.

○○○

Sabtu

Rey jemput aku di kos waktu itu. Kita berangkat ke titik kumpul, di salah satu gerbang kampus yang dekat dengan gacoan. Yah, benar saja kita datang pertama kali. Kita tunggu sampai anak-anak datang.

Waktu itu tidak hadir semua, kita hanya ber-7 dari ber-11 (oh ya, awalnya ber-10, tapi dikenalin teman Ican anak pendidikan kimia, jadinya ber-11 sekarang).

Tidak lama kita sudah berkumpul ber-6, 1 anak yang belum hadir, Hilmi. Dia anak pondok yang super sibuk saat diajak kumpul. Tapi kita memaklumi. Hilmi memberitahu kita agar pesan terlebih dahulu.

○○○

Tidak lamakemudian Hilmi datang dan menyapa kita. Kita asik mengobrol dan bertukar cerita waktu itu, hingga pesanan datang.

Karena sudah adzan magrib, jadi kita memutuskan makan setelah solat magrib saja.

Empat anak cowo solat terlebih dahulu waktu itu, sisanya menunggu untuk gantian solat. Iya empat, soalnya Hilmi ini bareng aku dan Nia solatnya. Dikarenakan mereka ber-4 lama, kita ber-3 memutuskan untuk menggibah. Asli sebenarnya kaget aja, karena enak banget diajak ghibah. Raut wajahnya, gesturnya, tidak menyudutkan kita (wanita) suka ghibah (sedikit).

Setelah mereka balik, gantian kita yang solat magrib.

○○○

"Udahnih, mari kita makan." Kataku, karena mereka nungguin kita ternyata.

Setelah itu kita makan sambil sedikit bercerita agar tidak tersedak. Saat makanan sudah habis, aku melihat Hilmi mengeluarkan rokok dan korek. Sudah ketebak sih apa yang mau dia lakukan.

"Kenapa lihat? Mau kamu? nih." Katanya sembari menyodorkan rokok kepadaku.

"Wah, bolehtuh, mana-mana." Candaku sembari ingin mengambil rokoknya, tapi keburu dia ambil lagi.

"Kamu ngrokok mbak?" Tanyanya dengan sok polos.

"Ya nggak lah, yakali!" Sinisku.

Kemudian, dia menawarkan rokok kepada sesama perokok, saat itu Rey menerima tawaran Hilmi buat ngerokok. Cowok lainnya tidak merokok.


○○○

Dia, AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang