"Gege, ayo bangun."
Hua Liyun mengoyangkan tubuh (Name) yang masih tertidur nyenyak di atas kasur sambil meringkuk di balik selimut. Hua Junjie yang sudah rapih masuk ke kamar milik si sulung Hua yang sedang di bangunkan oleh si bungsu Hua.
"Er Gongzi, anda sebaliknya berangkat lebih dahulu. Biar Da Gongzi saya yang bangunkan." ucap Hua Junjie sambil menepuk pundak Hua Liyun. Mendengar suara Hua Junjie, (Name) langsung bangun dari tidurnya. Karena saat Hua Junjie sudah turun tangan untuk membangunkannya mungkin satu Relung Awan juga ikut terbangun.
"A-Rong kau duluan saja, biar Junjie yang membantuku bersiap." ucap (Name) masih setengah sadar sambil mengisyaratkan Liyun untuk keluar dari kamarnya.
"Baik, Gege," Liyun memberikan hormat kemudian meninggalkan kamar (Name).
Dengan enggan (Name) menyibak selimut yang di gunakannya kemudian perlahan turun dari kasur dengan mata setengah terbuka. Junjie menyiapkan pakaian yang akan di pakai (Name) sementara (Name) sendiri sedang mengumpulkan nyawanya.
"Gongzi, perlu ku buatkan teh?" tanya Junjie sambil meletakkan pakaian yang akan di pakai (Name).
"Tidak perlu, itu akan memakan terlalu banyak waktu." jawab (Name) sambil melepaskan pakaian tidurnya memperlihatkan tubuh atletisnya.
(Name) memakai hanfu putih polos sebagai dalaman sebelum memakai Hanfu hijau yang menjadi ciri khas Klan Hua. Rambut putih (Name) di sisir dengan bantuan Junjie sebelum diikat menggunakan pita yang juga berwarna hijau. Setelah dirasa pakaiannya sudah cukup rapih (Name) berjalan keluar dari kamarnya dengan Junjie yang mengikutinya dari belakang.
Pagi di Relung Awan masih dihiasi dengan kabut tipis-tipis. (Name) sedikit mengosok-gosokkan kedua telapak tangannya karena belum terbiasa dengan suhu di Relung Awan. Saat melewati beberapa Kultivator mereka memberikan hormat pada (Name) karena merupakan calon pemimpin Klan Hua.
"Maafkan saya, Gongzi. Seharusnya saya menyiapkan pakaian yang sedikit lebih tebal." ucap Junjie saat menyadari sejak tadi (Name) terus-terusan menggosokkan kedua telapak tangannya.
"Tidak apa, Junjie."
Tanpa sengaja mata (Name) melihat beberapa orang berpakaian kuning hendak melewatinya. Ia langsung membentuk pose hormat, Junjie yang di belakangnya melakukan gerakan yang sama.
"Selamat pagi, Jin Gongzi."
"Pagi." jawab Jin Zixuan singkat sambil berjalan melewati (Name).
Setelah Jin Zixuan dan beberapa pengawalnya melewati (Name) dan Junjie, mereka berdua kembali menegakkan badannya.
"Jin Gongzi tidak sombong seperti yang orang-orang bilang." ucap (Name) keheranan sambil menatap punggung Jin Zixuan yang semakin menjauh.
"Itu karena di hadapan kau bodoh. Hanya orang gila yang bersikap semena-mena di hadapan mu." balas Junjie sambil memukul pelan kepala (Name).
(Name) meringis pelan karena pukulan yang di berikan Junjie, "Kau tidak cocok tahu berbicara formal seperti itu, membuatku merinding saja."
"Setidaknya aku ingin punya kesan baik di hadapan orang-orang."
Keduanya melanjutkan perjalanannya sambil terus melempar candaan. Jujur, (Name) lebih suka Junjie bersikap akrab seperti ini ketimbang pura-pura bersikap formal karena jabatan Junjie ada di bawah (Name).
"Hua (Name) Xiao."
(Name) menoleh saat seseorang memanggil namanya, dilihatnya dua orang laki-laki yang satu berpakaian ungu dan yang satu nya berpakaian hitam.
"Selamat pagi Jiang Gongzi, Wei Gongzi." (Name) balas menyapa keduanya.
"Apakah kalian mau pergi ke Ruang Anggrek juga?" tanya (Name) yang di balas anggukan serentak oleh keduanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Green Clan || Mo Dao Zu Shi X Male Reader
FanfictionAlunan Pipa membuat Wen Ning yang lepas kendali langsung terdiam, tak lama kemudian sebuah tanaman merambat melilit tubuh Wen Ning agar Sang Jendral Hantu tidak melarikan diri. Semua yang ada di sana langsung mencari sumber suara alunan Pipa itu ber...