"Alam semesta berada dibawah kendaliku, kekuatan agung ini adalah simbol kebesaran ku, tundukkan kepalamu kepada sang suci ibu dari seluruh kehidupan, yaitu aku. " -Aqiel'Leardo Kaidan
Tinggalkan jejak vote and comment
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-Tandai jika ada typo- . . Happy reading . .
Raja Theo sudah menduga jawaban tersebut, ia juga tidak terlalu berharap karena ia tahu jika Aidan adalah remaja yang suka kebebasan, bahkan sedari awal pertemuannya pun ia tidak takut saat disodorkan senjata dan ia juga tak memberi hormat padanya seperti bawahannya yang lain, namun anehnya ia juga tidak keberatan karena Aidan yang apa adanya itu tidak kebanyakan orang yang berusaha untuk menjilat kepadanya untuk sebuah keuntungan sendiri.
"Bagaimana jika gelar Pangeran Qiel saja? " saran sangat Ratu setelah keheningan yang cukup lama.
"Pangeran Qiel? Maksudnya? Aku mendapatkan gelar Pangeran... Begitu? " Aidan sungguh merasa sangat bingung akan situasi yang sekarang ia hadapi.
"Benar... Bukankah anda sendiri yang meminta untuk tidak diberikan sebuah wilayah kekuasaan sendiri dan hanya ingin gelar saja agar anda bisa bebas melakukan hal yang anda sukai. " Ratu dengan lembut membelai surai putih Aidan, Aidan sendiri hanya menikmati elusan lembut tersebut. Nyaman.. Itulah yang Aidan rasakan.
"Ibu benar, dan nama Qiel juga sangat cocok denganmu Aidan. " senyum lebar tercetak dibibir Arthur, membayangkan Aidan yang pastinya akan tinggal dengannya diistana membuat ia menjadi bersemangat dan pastinya hari harinya akan menjadi lebih menyenangkan.
Sangat menyenangkan karena ia bisa menjahili calon adik kecilnya yang sangat menggemaskan.
"Benarkah memangnya apa artinya." tanya Aidan yang penasaran akan artinya, sungguh penasaran kali ini.
"Qiel adalah nama dari dewi kehidupan, nama yang melambangkan keagungan, kebaikan dan kecantikan tiada tara. Nama yang cocok dengan dirimu, Qiel'lea Aidan Charlie, perwujudan dari keanggunan dan kecantikan dewi kehidupan sang kehidupan dunia." ucap Raja Theo yang menyetujui saran dari ratu.
Aidan sebenarnya ingin menolak namun dengan cepat dihentikan oleh Kei.
[Terima saja tuan, toh sebenernya nama Qiel'lea memang nama anda karena anda adalah penerus sang dewi kehidupan]
[Dan dengan gelar Pangeran juga tidak buruk tuan. Anda bisa melakukan apapun yang anda inginkan sama seperti yang anda mau kan? ]
Aidan terdiam memikirkan ucapan Kei barusan, memang sih dengan gelar Pangeran ia bisa melakukan apapun tanpa larangan siapapun tapi disatu sisi ia akan tinggal diistana dan pastinya akan banyak yang akan mengincar nyawanya meskipun ia bisa saja menghabisi mereka hanya dengan jentikan jari nya.
Namun tetap saja ia bisa bebas, dirinya akan mendapatkan otoritas penuh sebagai pangeran, bebas melakukan apapun yang ia mau dan banyak yang menghormatinya, selain itu ia juga pasti akan dilayani.
Setelah melewati berbagai macam pikiran dan berbagai pertimbangan akhirnya Aidan menyetujuinya dengan beberapa syarat.
Persetan dengan bahaya yang mengancam nyawa, dirinya hebat jadi apa yang ditakutkan dan juga ada Kei yang menemaninya.
"Baiklah aku akan terima hadiah yang ratu berikan, namun, aku tidak akan selamanya tinggal diistana aku masih ingin menjelajahi dunia ini dan aku tidak ingin kehidupan ku ada yang ikut campur. " mungkin hanya ini yang Aidan inginkan, yah setidaknya tinggal diistana untuk beberapa bulan tidak masalah.
Raja, Ratu dan Arthur yang mendengar persetujuan dari Aidan merasa senang dan untuk syarat yang Aidan berikan mereka tidak mempermasalahkannya mereka akan membujuk Aidan nanti agar mau tetap diistana namun juga tidak akan memaksa, mereka tidak akan memaksa atau menuntut sesuatu kepada Aidan, mereka hanya ingin Aidan menjadi bagian dari mereka saja sudah syukur.
Aidan itu memiliki daya tarik yang luar biasa, dirinya yang apa adanya, apalagi aura positif yang menggelegar membuat siapa saja merasa nyaman meskipun memiliki sifat yang sulit ditebak dan pastinya wajah cantik dengan iris mata sebiru lautan yang menghipnotis siapa saja yang melihatnya sangat cocok dengan rambut putih ya yang sangat langkah dan juga kejeniusan Aidan.
"Baiklah seminggu lagi kita akan membuat upacara penyambutan untukmu Qiel dan aku akan memperkenalkan dirimu di seluruh rakyat kerajaan dan seluruh Kekaisaran lainnya, bahwa kerajaan Amoraxe memiliki satu pangeran yang sangat menggemaskan ini" ucap Raja Theo dengan penuh binar dimatanya.
Selepas pembicaraan tersebut kini semuanya pada melakukan aktivitas mereka masing-masing, Ratu yang tengah menyiapkan berbagai macam dekorasi untuk acara Aidan dan mengatur tata acara pesta, Raja dan Arthur yang tengah melakukan rapat tentang pembicaraan hadiah sebuah gelar Pangeran Qiel kepada Aidan.
Dan Aidan kini telah berada di taman pavilium Anggrek, pavilium yang sama luasnya dengan pavilium Mawar milik putra mahkota, tempat yang telah disediakan khusus bagi Aidan mulai sekarang.
Aidan duduk ditaman yang sudah tersedia meja dan kursi khusus untuk bersantai atau sekedar menikmati teh dengan menikmati danau yang indah yang memang dibuat khusus untuk Aidan, itu semua ide dari Arthur yang ingin membuat danau yang berisi berbagai macam ikan dan tumbuhan yang indah seperti teratai salju, teratai yang memiliki warna putih dan biru yang semakin membuat Aidan menyukai nya, selain cantik untuk dilihat teratai salju juga sangat bagus untuk membuat racun oleh sebab itu Aidan menyukainya.
Bersantai dengan menikmati teh yang memiliki aroma bunga yang menenangkan ditambah dengan pemandangan danau yang indah membuat Aidan nyaman.
Hingga kenyamanan itu sirna kala mendengar suara kei