Siswi dari kayangan

0 0 0
                                    


" kamu suda berapa kali ibu kasih tau .. mau jadi apa kamu kalau kamu kalau seperti ini terus. Mau jadi preman pasar ?"
                                       
Ari menggaruk kupingnya yang mulai terasa panas. Ya, namanya ari prasetya wiguna. Anak kelas 12 ips 3. Hari ini , untuk yang kesekian kalinya dia bertandang ke kantor guru BK.

"Kamu itu kalau guru sedang ngomong di dengerin..!!"

Ari menarik nafasnya dalam, bukan gimana-gimana. Ibu butet ini kalau ngomong pasti mengundang hujan lokal. Belum lagi aroma nasi padang semur jengkol ikut menerpa . Sudah beberapa kali ari mengusap mukanya yang basah dengan tisu.

"Iya buk" jawabnya singkat.
"Apanya yang iya?"
"Mau jadi preman aja."
"Heeeeeehhh"
"Kan ibu yang nyaranin saya..."

"Permisi buk..."

Suara seorang wanita meng intrupsi percakapan ari dan bu butet. Wanita itu, wanita dengan mata almond dan bulu mata lentiknya.. rambut hitam sepinggang yg di kuncir rapi. Wanita itu tersenyum manis, lalu melangkah masuk ke dalam ruangan.

"Iya, silakan masuk erika."

Aahhh, trnyata nama si cantik Erika..
Ari memegang dadanya, setelah 17 tahun dia hidup di dunia ini, baru kali ini dia merasakan jantungnya berdetak sekencang ini.

"Permisi buk, ini ada berkas titipan dari miss henny."
Erika masuk lalu menyerahkan map berwarna merah itu kepada bu butet sambil tersenyum.

Tanpa sadar, kedua mata anak adam ini bertemu. Seperti magnet yang menarik benda magnetis.
Hanya sekitar 3 detik, sebelum gadis itu memutuskan pandangannya dan pamit dari ruangan itu.

Ari masih termangu. Matanya terus mengikuti hingga siluet gadis cantik itu menghilang bersama dengan pintu kantor yang tertutup.
Masih dengan detak jantungnya yang menggebu-gebu , pria manis itu bertanya tanpa malu.

"Buk, sejak kapan sekolah ini nerima siswi dari kayangan ?"

*****

"Weeehhhh si bos, apa kabar? Lama gak keliatan" kata ucup ketika ari baru saja menginjakkan kaki di kelasnya.

"Apaan sih lu" balasnya cuek lalu mendudukkan pantatnya di kursi kayu itu.

Ucup hanya tertawa ringan. Karna jujur saja, dia sedikit merindukan teman karibnya ini.

"Uda kelas 12 , kurang-kurangilah nakalnya ri."
" besok kalau inget"
"Gue serius.. walau gimanapun, lu itu temen gue. Gue juga mau liat temen gue sukses. Uda cukup lah 2 tahun jadi murid badung di sekolah. Gak ada salahnya buat nahan diri di tahun terakhir ini"

Ari menarik nafasnya dalam, lalu melirik ke arah ucup.

"Tadi gue uda di ceramahin sama bu butet, telinga gue juga masih panas. Kalau lu masih mau ngomelin gue, mending gue cabut aja"

"Eeiiiitttss kok ngambek sih, kayak anak perawan aja lo"
Kata ucup sambil menahan lengan ari ketika pria hitam manis itu hendak beranjak dari kursinya.

"Anjir ucup.. najis banget. Lepasin gak?!!"
"Gak mau, ucup kan kangen sama mas ari.."
"Cup , sumpahnya.. lepasin gak!!"
"Kenapasih mas, akutu kangen.."
"Aaaaaargghh.. anjing lu, gue tonjok ni.."

Teriak ari sambil mengepalkan tangannya.
Ucup tertawa puas. Begitu juga dengan memet dan ijat sedari tadi hanya diam menonton pertunjukan ini sambil kemakan kuaci.

"Kemarin kemana aja ri?" Tanya memet ketika ari mulai kembali duduk tenang di kursinya.
"Gak kemana-mana. Di rumah aja."
Jawabnya singkat, sambil menenggelamkan kepalanya di atas meja tidak berniat bergabung dengan percakapan para sahabatnya itu dan memilih memejamkan mata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Love or loseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang