Masih Berlanjut

51 11 1
                                    

Biasanya untuk sampai ke Lotte Mart membutuhkan waktu 20 menit, tapi Devi bisa membuatnya menjadi kurang dari 10 menit.

Keluar dari mobil, Afan bersandar di dinding. Mengumpulkan nyawanya yang berhamburan akibat 10 menit yang memacu adrenalin.

"Ohh, ayolahh Fan..." mata Devi berputar melihat tingkah Afan.

"Jangan berlebihan gitu deh" lanjutnya.

Afan menatap Devi dengan kesal, kemudian ia berjalan cepat.

"Ambil trolinya" perintah Afan.

Devi mengambilnya sambil menggerutu.

Ketika Afan sedang mengambil bahan bahan yang akan ia beli, tiba tiba Afan berbalik badan. Devi yang celingukan terus mendorong troli hingga menabrak perut Afan.

"Heh apaan sih Dev" ucap Afan sambil memegangi perutnya.

"Yaaa kau yang apaan, suruh siapa tiba tiba langsung balik badan gitu" jawab Devi.

Akhirnya belanja pun selesai, mereka keluar dari Lotte Mart.

"Ayo berikan kuncimu!" Afan berkata sambil mengulurkan tangan.

"Mau apa kau"

"Aku yang akan mengemudi, dan kau bawa itu" Afan menunjuk ke arah barang belanjaannya.

"Hah? Aku yang cewek harus bawa dua kantong, sedangkan kau yang jelas laki laki hanya bawa satu kantong kecil?!"

Afan berbalik dan tersenyum.

"Tanganku masih sakit." Afan melambaikan tangannya yang terluka kemudian kembali berjalan.

"Huhhh dasar nyebelin!" Devi terpaksa mengambil dua kantong belanjaan dan mengikuti lelaki itu dengan langkah terseok seok.

"Kita mau kemana?" tanya Devi begitu menyadari Afan berbelok ke arah lain.

"Kita akan membeli ranjang baru. Punyamu sempit sekali."

Mata Devi membesar dan mulutnya terbuka lebar.

"Apa?! Kita akan tidur bersama?!"

"Kalau nggak suka, kau bisa tidur di sofa atau di lantai."

"Emm bukannya kau mencari apartemen baru yah?"

"Gara gara persengkongkolan Mamahku dan Mommymu, aku jadi nggak bisa nyewa apartemen ataupun kamar hotel."

"Kau kira aku suka tidur bersamamu?" lanjutnya.

"Tapi.. aku nggak mau seranjang denganmu"

Afan langsung tertawa, sampai matanya berair.

"Kau kira aku akan beli ranjang ukuran besar untuk kita berdua?"

"Aku akan beli satu ukuran single. Kita emang sekamar, tapi nggak tidur seranjang kalik" lanjut Afan.

Afan melihat pipi Devi memerah.

"Hihh nyebelin" Devi memukul Afan dengan kedua tangannya.

"Aduhh!!! Udahh Dev!! Sakit!" Afan meraung karna pukulan Devi mengenai tangannya yang sedang sakit.

"Sorry sorry, aku nggak sengaja" Devi meringis.

Awalnya Afan ingin marah, namun tidak jadi karna melihat raut wajah Devi yang khawatir kepadanya.

"Nggak papa kok, nggak terlalu sakit juga" Afan berbohong agar Devi tidak terlalu merasa bersalah.

Setelah itu suasana menjadi canggung. Tak ada yang berani bicara duluan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JALAN CINTAKU ( DEFAN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang