chapter 27 - our little angel

6.9K 458 16
                                    

Happy reading

---

Mobil mewah keluaran terbaru terparkir sembarang di halaman luas mansion Pranadipa. Papi Grey segera keluar dari mobil dengan menggendong Avin yang saat ini sudah memejamkan matanya. Di belakang papi Grey,seorang wanita juga ikut berlari menyusul papi.

Saat sudah sampai di ruang keluarga,Jullian mengambil alih kemudian membawa Avin ke kamarnya untuk di periksa. Kenapa tidak di kamar papa atau dikamar yang lainnya?karena di kamar Jullian alat medis lebih lengkap.

Seperti biasa,Jullian memasangkan masker oksigen pada Avin. Tadi saat memeriksa denyut nadi Avin,denyut itu terasa melemah dan dengan segera Jullian menyiapkan dan memasang alat-alat bantu untuk Avin agar bernafas dengan normal. Sedangkan Pasha selaku mahasiswa kedokteran membantu  membersihkan luka yang ada di kaki Avin.

"Bagaimana dengan baby,Lian?" tanya mama setelah melihat anak pertama dari Abang iparnya itu selesai mengobati.

"Denyut nadi baby melemah,beruntung papi dengan cepat membawanya pulang. Jika saja telat sedikit,mungkin baby sudah tidak bersama kita sekarang. Tapi syukurlah sekarang baby sudah lebih baik. Baby kita hebat,dia bisa bertahan sampai detik ini." ucap Jullian kemudian mengecup kening sang adik.

"Sebaiknya kita keluar dulu,biarkan baby istirahat di kamar Jullian." ucap Oma diangguki mereka,namun berbeda dengan mama yang terlihat enggan untuk meninggalkan baby nya.

Jullian yang melihat tatapan enggan dari mamanya mengelus bahu sang mama.

"Mama tenang saja,baby akan aman di kamar Lian. Mama lihat ini..." ucap Jullian menunjuk sebuah alat yang menempel di dinding dekat tempat tidur.

"Ini adalah alat sensor untuk mendeteksi jika baby terbangun nanti kita akan tau lewat alat ini. begitupun jika ada sesuatu hal yang mencurigakan. Jadi mama tenang yaa,biarkan baby istirahat sebentar." jelas Jullian membuat hati mama sedikit lega.

Kini mereka sudah berada di ruang keluarga,mereka menatap seorang wanita yang hanya diam duduk di samping papi Grey.

"Kamu...siapa?" tanya Oma menatap selidik wanita itu dan juga Grey anaknya. Oma hanya sedikit heran,sejak kapan Grey mau mau saja duduk di samping orang asing. Biasanya Grey tidak akan mau duduk atau bertemu orang asing jika tidak ada kepentingan apapun.

"Dia yang menyelamatkan baby." bukan wanita itu yang menjawab melainkan papi Grey dan lagi lagi itu membuat semuanya heran.

"Siapa namamu?" tanya mommy.

"Sabrina" dan lagi bukan wanita itu yang menjawab,lagi lagi papi Grey.

"Kau ini ada apa,mama bertanya pada dia kenapa kamu yang menjawab." Oma kesal terhadap anaknya ini.

"Dia juga punya mulut sendiri untuk menjawab pertanyaanku,ada apa denganmu. Jangan bilang kau suka dengan wanita ini." celetuk Oma membuat papi Grey mendelik. begitupun dengan wanita itu yang terkejut kemudian menoleh kesamping menatap Grey.

"Kondisikan matamu itu,ingin ku colok haa." Oma membalas delikan itu lebih tajam pada anak bungsunya itu.

Grey merubah raut wajahnya kemudian berdecak sedikit kesal. Ingin menjawab namun yang dihadapannya sekarang adalah para kakak ipar dan ibunya,bisa bahaya jika melawan para singa betina itu. Dia memang tidak takut dengan apapun dan siapapun,tapi jika berhadapan dengan para wanita Pranadipa itu yang dia hindari.

"Jadi namamu Sabrina?" tanya Oma kembali.

Oma mendelik tajam saat papi Grey ingin menjawab,membuat papi memilih bungkam.

Wanita itu mengangguk pelan "Iya nyonya. Saya Sabrina."

"Jadi bagaimana bisa kamu ada disana dan menyelamatkan baby kami?" tanya Oma.

OUR LITTLE ANGEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang