Nayanika Lestari

15 4 0
                                    


Annyeong yeorobun..

Absen dulu kalian askot mana, boleh kali kita kenalan ^^

Sebelum baca, aku mau ngingetin lagi buat jangan lupa budayakan rajin voment nya yah.. Ingat, nulis kayak gini juga butuh semangat dari kalian 😁🙏

Oke. Sudah siap masuk ke intinya??

Happy reading💕

•••

" Aku memang tidak sempurna. Namun, apakah aku tak pantas untuk bahagia? "

•••

Secarik kertas berisikan deretan angka total tagihan sekolah milik seorang gadis dengan wajah sendu terlihat melambai di depan matanya. Ia berpikir, benarkah sebesar ini? Bagaimana cara agar dapat melunasinya? sementara ia hanyalah anak orang tak berkecukupan. Sudah pasti hal ini adalah masalah besar untuknya.
Celaka! Sebentar lagi akan ada ujian kenaikan kelas, sudah dapat di pastikan kalau belum membayar tagihan ini ia takkan dapat mengikuti kegiatan itu.

Nayanika kembali menutup surat tersebut. Ia menghela nafasnya gusar. Tak ingin berlama-lama meratapi nasib yang tak kunjung usai, ia beranjak dari duduknya, keluar kelas hendak mencari ketenangan.
Namun, langkahnya terhenti pada objek yang menarik perhatiannya. Sedetik, ia tersenyum. Melupakan sejenak masalah yang semula ada di benaknya.

"Dia diam saja tampan! " Gumamnya.

Pandangannya teralihkan ketika tatapan keduanya bertemu. Semburat merah nampak di kedua pipi milik nayanika. Hatinya berdebar kencang ingin keluar dari tempatnya. Gegas ia melangkahkan kakinya meninggalkan sosok lelaki yang masih menatapnya dari jauh.

"Sial! Malu banget guee.. "
Karna terlalu terburu-buru, ia jadi tak melihat sekitar. Tanpa sengaja menabrak segerombolan geng yang terkenal akan kepopuleran mereka.

Brak!

"Lo tuh kalo jalan pake mata dong! "
Nayanika menatap ke arah lawan bicaranya. Sontak, ia langsung menunduk mengetahui siapa yang tengah ada di depannya kini. Siapa yang tak mengenal Yoona? Selain karna kecantikan yang di milikinya, ia juga populer karna anak dari donatur terbesar di sekolah. Tidak ada yang berani padanya. Kalaupun ada, sudah pasti nasibnya di sekolah tidak akan baik-baik saja. Ya, semua orang harus berpikir dua kali untuk mendekati bahkan hanya untuk sekedar menatapnya.
"M-maaf kak, gak sengaja! "
Merasa tidak ada jawaban yang terucap, nayanika sontak segera pergi dari hadapan geng tersebut, dapat dipastikan pandangan mereka mengikuti kemana arah langkahnya di pijak. Tanpa ia sadari, sejak hari itu ketenangan yang selama ini di alami nya akan lenyap tergantikan oleh kesengsaraan dan penderitaan.

•••


"Nanti yah, nduk! Tunggu ibu punya uang dulu! "
Nayanika memutar bola matanya, jenuh mendengar kalimat seperti itu, selalu saja nanti, nanti dan nanti. Tapi, tak kunjung juga dirinya di beri uang.
"Mau sampai kapan, bu.. Sebentar lagi naya sudah ujian kalau sampai belum lunas, bisa-bisa naya gak bisa ikut ujian. Emang ibu mau naya gak naik kelas? ". Ujar nayanika berusaha memberi pengertian,berharap sang ibu dapat mengerti keadannya.
"Iya nduk sabar yaa.. Ibu bakal usahain kok, ibu janji kamu pasti bisa ikut ujian itu, percaya sama ibu, yah? " Sarti, nama ibunya mencoba menenangkan sang putri semata wayangnya. Sementara nayanika hanya diam. Tak berniat membalas perkataaan ibunya lagi. Gegas ia meninggalkan ruang tamu dengan perasaan dongkol. Haruskah ia menyalahi takdir? Sempat terpikir dalam benaknya mengapa ia harus lahir di keluarga ini, kalau saja ia anak orang kaya sudah pasti segala hal yang di inginkan olehnya kan terkabul dengan sekejap mata.

•••

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Siang telah berganti malam. Matahari tergantikan oleh rembulan bintang yang bersinar di tengah kegelapan malam.
Di depan teras, kini nayanika duduk sembari menopangkan dagu dengan kedua tangan. Matanya awas meneliti banyaknya bintang yang terlihat berkilauan di atas sana. Malam ini, bulan bersinar terang tak seperti biasanya. Terdengar suara jangkrik dari balik pepohonan saling bersahutan menciptakan suasana yang semula sepi kini berubah menjadi sedikit lebih ramai.

Pikiran nayanika berkelana jauh ke masalalu, ia teringat masa kecil nya saat masih bersama bapak. Hidup menjadi lebih terjamin serta damai tanpa ada masalah kekurangan ekonomi. Segala sesuatu yang ia minta pun selalu tercapai walaupun harus menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan lembaran uang. Namun, lihatlah sekarang kehidupannya berubah drastis setelah bapak meninggal. Sarti sampai rela mencari pekerjaan kesana kemari hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka berdua. Mungkin kalian berpikir, dimana saudara mereka? Tidak. Mereka semua menutup mata, bahkan hanya untuk sekedar bertegur sapa pun mereka enggan melakukannya. Memang, seperti inilah hidup. Jika tidak punya materi,maka jangan harap akan di hargai.

"Uang adalah segalanya! " Gumam nayanika.

Setelah puas melamunkan nasib, ia segera masuk ke dalam rumah, tak lupa untuk menguncinya. Hendak masuk ke dalam kamar, sayup-sayup ia mendengar seseorang tengah berdoa terlihat sangat menghayati sekali. Ya, siapa lagi kalau bukan ibunya, sarti. Entah dorongan darimana, nayanika memberanikan diri untuk mengintip ke arah kamar sang ibu yang kebetulan pintunya terbuka sedikit, masih terlihat dengan jelas penampakan sarti yang tengah bersimpuh penuh air mata dengan mukena yang masih di kenakannya.

"Ya Alloh.. Berilah saya kemudahan dalam memperoleh rezeki, kasihan anak saya.. Dia sudah cukup menderita selama ini. Tolong, untuk kali ini saja, saya mohon.. "

Nayanika tak sanggup lagi mendengarnya. Dengan segera ia masuk ke dalam kamar. Membenamkan diri di bawah bantal. Dari sudut mata mengalir bulir air mata yang tidak dapat terbendung lagi. Sesusah inikah hidupnya? Dan di saat seperti ini, tidak ada yang bisa ia lakukan, sadar hanya sebagai beban sang ibu, nayanika kembali mengeluarkan air mata kali ini sangat deras.

" Ya Alloh.. Naya harus gimana? Apa naya putus sekolah aja? " Batinnya.

Tbc

•••

Gimana sama part ini? Suka nggak?

Siapa di sini yang punya nasib kayak nayanika? Punya keinginan buat gapai mimpi, tapi terhalang ekonomi. Buat kalian yang ngalamin hal kayak gini tetap semangat yah? Karna nggak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Semua tergantung sama usaha kita! Jangan patah semangat, oke?

Tandai typo yah👉

Jangan lupa voment nya dong, biar jadi tambah semangat update lagi🙏

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IMPERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang