Aamon - Cuz they're boys

2.8K 192 36
                                    

Maniknya yang berwarna hijau kebiruan menatap lamat gadis yang membalik menghadap tembok dihadapannya, ekornya yang fluffy bergerak-gerak tanda ia kesal.

Aamon, Duke of shards itu menghela nafas, ia memijit pelipisnya pelan. "Lagi? ditolak lagi?" Tebak Aamon, terdapat penekanan pada suaranya yang dibalas dengan 'hum' oleh gadis dengan ras setengah kucing dihadapannya ini.

Gadis itu cemberut, ia kesal, marah, kenapa gadis seimut dan secantik dia ini ditolak terus-menerus?? apa karena dia kurang BESAR??

"Kenapa aku ditolak terus ya? apa karena aku kurang berisi?" Tanya [Name], air matanya jatuh ke pipinya. Lelaki yang ia belakangi menghela nafas, ia mengelus pelan rambut gadis itu, berniat menenangkannya.

"Kalau kamu sampai berpikir kamu ditolak terus menerus karena kurang besar.. artinya kamu jatuh cinta pada orang yang salah" Ujar Aamon, menasehati, namun dibalas helaan nafas dari gadis yang sudah jadi sohibnya sejak kecil itu.

Ia mendelik sedikit, tangannya yang kekar itu kemudian ia menarik ekor gadis itu, membuatnya tergidik dan berteriak sedikit. [Name] menoleh, ia menatap Aamon galak. Ekor itu titik paling sensitifnya!

"Apa-apaan sih?!" Kesal [Name], memeluk ekornya dengan cemberut diwajahnya. Aamon terkekeh kecil, ia memasang senyum yang jarang ia perlihatkan—yang ia tunjukkan hanya pada [Name] seorang—

Telinga kucing gadis itu bergerak-gerak lucu, membuat lelaki berdarah Paxley itu tergerak ingin mengusilinya lagi, "Jangan!" Geram [Name], ia dengan cepat melindungi telinganya dari serangan Aamon.

"Kamu imut begini padahal" Ujar Aamon, masih sibuk mengusili [Name], "Kalau mereka menolak kamu, artinya mata mereka buta."

Helaan nafas keluar dari bibir gadis itu, "kan menurut kamu, kalau menurut mereka aku ga sesuai sama yang mereka mau ya mau gimana lagi?"

Aamon terkekeh, ia mengacak-acak rambutnya, kemudian memeluk gadis itu erat, "Kalau mereka gamau, sama aku aja deh ya?" Tawar Aamon dengan kecupan di pipi [Name].

"Gamau! ribet tau ngurusin politik Paxley!" Tolak [Name], ia menggeleng kencang, "Kan kamu suka politik? kamu juga sering tuh mengurus politik keluarga Paxley?" Kekeh Aamon.

"Itukan beda lagi?!"

"Sama aja berarti.."

"Beda—"

Aamon menarik dagu [Name], kemudian mencium bibirnya. Ia melumat pelan bibir gadis itu, kedua tangan kekarnya bergerak memeluk pinggul gadis itu erat.

"Mnh.."

Ia memiringkan kepalanya sedikit, memperdalam ciumannya, lidahnya mengoles permukaan bibir bawah [Name], meminta izin masuk.

Gadis bersurai [H/C] itu luluh, ia perlahan membuka bibirnya, membuat lidah ganas milik Aamon masuk bermain dengan lidahnya.

Tubuhnya didorong pelan oleh Aamon, membuatnya terjebak diantara dinding di belakang punggungnya dan tubuh besar Aamon dihadapannya.

Tangan Aamon yang berada di pinggulnya bergerak pelan menuju paha bawah gadis itu, menarik sisi celana dalam dibawah rok mini yang ia kenakan.

"A-aamon.." Desahnya kala cumbuannya terlepas. Jari jemari Aamon mengelus pelan pada dinding basah diantara selangkangan [Name], membelai vagina miliknya yang berkedut penuh rangsangan.

Lelaki dengan surai berwarna putih itu menatap manik berwarna [E/C] yang gemetar. Aamon tersenyum, ia berlutut diantara kedua kaki [Name] kemudian mendekatkan kepalanya pada dinding basah milik gadis itu.

Ia membuka pahanya, kemudian menghirup aroma dari vagina yang dilindungi sepenuh hati oleh [Name]. "Selamat makan.." Gumam Aamon kemudian menjilati celah basah milik gadis itu, membuatnya mendesah nikmat.

"Ahh.. uhngh.. Aamoonnhh.. ahh~"

Bibirnya perlahan mencium celah basah miliknya, kemudian berpindah kearah kuncup kenikmatan milik gadis itu. Ia menghisap klitorisnya kuat, membuatnya memekik penuh nikmat.

"Ohh~!?! Aamon! ahhngh! ah! ahh!"

Kedua tangan gadis itu mencengkram erat rambut Aamon, pahanya gemetar. Ia mendongak, air liurnya jatuh dari sisi bibirnya yang terbuka.

Manik berwarna [E/C] gemetar tak sadarkan diri, tanpa sadar [Name] menggerakkan pinggulnya, menggesekkan celah basahnya ke lidah Aamon yang bergerak.

"Ho~ mnghA~ hngh!~ uhh..!"

Manik Aamon melirik keatas, menatap [Name] yang tengah berada di puncak kenikmatan, ia perlahan memasukkan dua jari kedalam gua basah milik gadis itu, menyentuh titik G-spot miliknya.

"Mngh! aahh! ahn—.. Oh..! ah—?! AamOon—h! JanghA—..! Aahh!" Gadis itu memekik, klitorisnya di hisap kencang oleh Aamon sementara vaginanya diobrak abrik dengan dua jari miliknya.

"Cummi—cumminghhh!!"

Lidahnya menjulur kala ia menyemprotkan cairan bening keseluruh wajah Aamon, tubuh gadis itu gemetar hebat, pahanya terbuka lebar.

-

"Aamong—h! nho! stapwh—..! ahh!" Suara percikan basah antar kulit memenuhi kamar tidur besar milik Duke Of Shards itu, suara pekikan kecil dan erangan memantul dari dinding ke dinding—menandakan romansa rangsangan dari dua belah pihak didalamnya.

Suara kasur berderit kuat, tanda ia memberikan seluruh energinya pada lubang hangat dan basah milik [Name].

"Ahh~ fuck.. your pussy.. mngh.." Aamon mengerang, pinggulnya masih bergerak, menyatukan antara gembok dan kunci—yang sedaritadi memantulkan suara basah.

"Haa! i love it..! don't stop! fuck me! aahh! cummingh—! aahh!!"

Aamon mendorong kedua paha gadis itu sampai ke pundaknya, mengubah posisi menjadi Mating press. Membuat seluruh tusukan pinggulnya meraih titik terdalam diantara G-spot miliknya.

"Ha! yesh— Oh! HA! HNGH! AAMONGHH! AHH! I'M—SOMETHING—CUMMIAAHHH!"

Pinggulnya melengkung, cairan bening menyemprot keluar untuk ke empat kalinya. Aamon menjilat bibirnya, pinggulnya yang tadi berhenti bergerak kembali memompa temponya, membuat [Name] memekik antara nikmat dan perih.

"Gonna give u my creampie, baby" Bisik Aamon sembari menggesek antar pertemuan penis dan celah milik gadis itu, memberinya Grinding sementara ia berada di titik terdalamnya.

"Pipis.. Aamon.. aku mau.. pipis.." Lirih gadis itu setengah sadar, air mata [Name] menetes sedaritadi. Lelaki yang dimaksud tersenyum, ia menarik kejantanannya keluar, meninggalkan kepala penisnya, kemudian mendorong seluruhnya masuk tanpa aba-aba.

Gadis bersurai [H/C] yang sedaritadi menahan air kencingnya memekik, tiap hentakan dalam tusukan Aamon menyentuh tepat di titik dimana kendung kemihnya berada.

"Aamon! pipis! jangan! ahh! akhhu—UHNGH!!-"

Kedua paha gadis itu dibuka lebar, Aamon menarik kejantanannya keluar, membiarkan kedua maniknya menatap bagaimana cairan kemih gadis itu keluar dalam volume banyak, membasahi kasur dibawah mereka.

"Saking enaknya sampai pipis, ya?" Ejek Aamon, ia menunduk, kemudian menjilati cairan kemih itu, menghisapnya.

"Jangan pingsan ya.."

-

[Note: ak ppis]

✎: ̗̀➛ᴹᵒᵇⁱˡᵉ ˡᵉᵍᵉⁿᵈˢ ᵇᵃⁿᵍ ᵇᵃⁿᵍ ; ᵒⁿᵉˢʰᵒᵗ! ᴺˢᶠʷ ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang