Fredrinn - What are we?

1.4K 112 16
                                    

Pergelangan tangan milik gadis itu ditarik pelan oleh lelaki bertubuh kekar dan besar di belakangnya, raut wajahnya masam.

Telapak tangan yang 3× lebih besar darinya itu mencengkram erat pergelangan tangan miliknya, manik indah berwarna ungu miliknya menatap dalam gadis yang gemetaran di hadapannya.

"Aku menolak semua alasan kecuali jawaban darimu, [Name]." Tegasnya, alis tebalnya mengkerut kesal.

Manik berwarna [E/C] itu akhirnya menatap miliknya, ekspresi wajah gadis itu kacau, keringat dingin memenuhi leher, pipi, bahkan telapak tangannya.

"Apa jawaban yang kau butuhkan? bukankah aku sudah mengatakannya padamu.." Ia berucap lirih, suaranya yang lembut mengalir sopan di telinga pria itu. Fredrinn mendengus pelan, masih berdiri tegap menunggu jawaban lain yang akan keluar dari bibirnya.

"Lagi pula kita bukan siapa-siapa, kita hanya teman se-projek" Lanjut gadis itu, cengkeramannya menguat, membuatnya meringis pelan.

"TIDAK ADA TEMAN SEPROJEK YANG MENIDURI TUBUH SATU SAMA LAIN, [NAME]!!"

[Name] terkejut kala Fredrinn meninggikan suaranya, tubuhnya semakin gemetar, air matanya hampir keluar.

"Berikan aku alasan atau jawaban yang logis kenapa kau tidak memberitahuku!! aku tidak ingin alasan yang kau buat-buat!! berikan alasan yang benar-benar menjadi alasan-"

"KARENA KAU TIDAK PERNAH PEDULI!!" [Name] memekik, air matanya jatuh perlahan ke pipinya.

"Aku selalu mencari waktu untuk memberitahukan itu padamu, tapi kau tak pernah peduli, kau selalu sibuk dengan urusanmu... aku mengerti kita hanya teman satu projek, aku bahkan bukan siapa-siapa bagimu, kita berdua hanya melampiaskan malam karena kesepian.. tapi aku berusaha memberitahukan itu padamu, namun kau tak pernah melirik sekalipun.." Lirihnya, Fredrinn terdiam, ia melepas cengkeramannya. Tubuh kekar itu beralih mendekat, memeluk erat tubuh yang lebih mungil darinya itu.

"Maafkan aku.." Ia berbisik di telinga [Name], begitu sayu dan lembut.

Gadis itu menggeleng pelan, masih menangis di pelukannya, suara isakannya mengikis hati Fredrinn perlahan.

"..Maaf.."

-

Jari jemari tebal milik Fredrinn mengelus lembut anak rambut yang menempel basah karena keringat, maniknya menatap sendu gadis dibawah tubuhnya.

"Aku tidak terlalu kasar, kan?" Tanya Fredrinn lembut dan dijawab dengan anggukan pelan dari [Name].

Pinggulnya bergerak pelan, membuat suara kecipak basah pertemuan antar kulit dengan kulit yang lembut. Ia mengerang pelan, kedua tangan kekarnya beralih ke pinggul gadis itu, menahannya kala ia mempercepat tempo hentakannya.

"Haa~ ahn..! ah! ah..! mngh!"

Kedua pahanya terbuka lebar, memberikan akses lebih pada Fredrinn untuk bergerak. Manik berwarna ungu miliknya terarah ke kuncup berwarna pink yang bergetar minta di sentuh. Lelaki matang itu memasang sengiran, jarinya yang besar kemudian bergerak ke klitoris milik [Name].

Ia perlahan menggosok klitoris itu diantara ibu jari dan telunjuknya, mengusapnya, membuat [Name] mendesah nikmat. Kedua pahanya bergetar tanpa aturan, namun masih dipaksa untuk terbuka lebar.

"OhHh~! mnGha!! nHnOo~!" [Name] mendesah mesra, membuat penis yang berada didalam tubuhnya berkedut.

"Kenapa? ga suka?" Bisik Fredrinn yang membuat gadis itu semakin mengerang. Perempuan bersurai [H/C] itu menggeleng pelan, pinggulnya bergerak perlahan, meminta Fredrinn untuk mengembalikan genjotannya yang terhenti.

"ShUkaa..~ aku sukAa.. itilkuuU dimaininnghh~ ahh! iyAhh.."

Lelaki itu menjilat bibirnya, ia menampar pelan klitoris yang berkedut meminta dielus itu, membuat [Name] memekik pelan tiap tamparan di klitorisnya.

"Gini, hm? suka? suka kalau diginiin?"

[Name] dengan cepat mengangguk, kepalanya pusing, namun ia bisa merasakan vaginanya berkedut. Klitorisnya meringis minta dielus.

"Uhngh! mngh!"

Fredrinn memaksa masuk lidahnya yang lebih besar dari [Name] kedalam mulutnya, beradu dengan lidah gadis itu, sementara pinggulnya sibuk bergerak, mengelus isi vaginanya.

Maniknya yang berwarna [E/C] itu memutar keatas, sementara kedua kakinya di dorong ke bahu bidang milik Fredrinn.

Plap! plap! plap!

Suara basah memenuhi ruangan itu, bau keringat dan bau klimaks menyatu menjadi satu.

"Jadi [Name].." Fredrinn berucap ditengah genjotannya, "Masih mau pergi?" Bisiknya di telinga gadis itu kala menarik kedua lengannya kebelakang, menyetubuhinya dari belakang.

[Name] menggeleng cepat, ia blank.

"N-nghaa.." Lirih gadis itu lemah, Fredrinn terkekeh.

"Jadi?" Bisiknya lagi, "Gimana?" lanjutnya.

"M-mawuh?.."

Fredrinn bersenandung lembut, ia mengelus lembut bokong mulus milik gadis itu.

"Ya?" Lanjutnya lagi, menggigit daun telinganya pelan.

"Mawuh.. jadi.. ngho! istrih!"

Lelaki itu puas, ia mempercepat genjotannya, bersamaan dengan tamparan di bokong gadis itu.

"What a good girl you are.."

-

Note : mmf, kls 12 sibuk bgt ajg. [Mringis]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

✎: ̗̀➛ᴹᵒᵇⁱˡᵉ ˡᵉᵍᵉⁿᵈˢ ᵇᵃⁿᵍ ᵇᵃⁿᵍ ; ᵒⁿᵉˢʰᵒᵗ! ᴺˢᶠʷ ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang