25

10K 1K 25
                                    

Sesampainya Aidan di pavilium nya, ia segera mengganti pakaiannya dengan pakai tidurnya, ia membaringkan tubuhnya diatas surga dunia miliknya yang berukuran besar dan nyaman.

Aidan memandang langit langit kamarnya yang dihiasi oleh lampu gantung yang terbuat dari batu kristal sihir, memikirkan itu ia jadi penasaran kira kira jika ia jual bisa dapat berapa uang ya? Pasti ia akan menjadi kaya tapi ia memang sudah kaya jadi buat apa juga kan.

Ia berbaring memutar badannya kesana kemari, Aidan sungguh bosan! Jika dikehidupan sebelumnya Aidan pasti saat ini tengah meracik racun untuk menghilangkan kebosanannya atau sekedar mencari hiburan diponsel pintar nya.

Ahh... Aidan jadi merindukan benda yang bernama ponsel tersebut!

Saat tengah asik melamun terdapat satu anak panah yang melesat dengan cepat kearah Aidan, Aidan yang memang sedari awal sudah mengetahuinya langsung menghindar dari anak panah yang menargetkan dirinya.

Swushh

Takk!

Anak panah tersebut menancap tepat didinding kamar Aidan, Aidan dengan santai mencabutnya dan kembali duduk diatas ranjang miliknya.

Aidan bersmirk tampak bibir kecilnya mengeluarkan kekehan kecil. "Wah.. Wah.. Sepertinya aku kedatangan tamu, kebetulan aku sedang bosan... " tak lama setelah Aidan mengucapkan kalimat tersebut, munculah segerombolan pria berpakaian hitam yang tak lain adalah para pembunuh yang disewa oleh viscount Geraldine

"Hahah.. Kau cukup beruntung bisa menghindari anak panah ku, tapi sayang nya kali ini keberuntungan mu sudah habis dan malam ini kami akan membunuhmu" ucap pria berpakaian hitam tersebut yang membuat semua anak buahnya tertawa.

Aidan memasang wajah takutnya namun didalam hatinya ia tengah tertawa bahagia. "B-benarkah.. A.. Aku takutt!! Kumohon jangan membunuhku!! " ucap Aidan dengan wajah paniknya.

Para pembunuh tersebut yang melihat ekpresi panik dari Aidan semakin mengeraskan suara tawa mereka, mereka kira orang yang disebut jenius muda akan sulit untuk dibunuh namun yang mereka lihat ternyata hanyalah bocah yang sangat lemah dan penakut.

"Hahah... Kenapa pria tua tersebut rela menghabiskan banyak uangnya hanya untuk membunuh bocah lemah seperti mu" ucap sih ketua pembunuh tersebut.

"Haha... kau benar bos, liatlah wajahnya sangat cantik dan tubuhnya yang Indah! Bagaimana kalau kita mencicipinya sebelum membunuhnya" ucap dari salah satu dari mereka sembari menjilati bibirnya.

Mereka semua menatap tubuh Aidan dengan pandangan lapar dan mesum, Aidan yang mendengar itu sontak mendatarkan ekpresi wajahnya.

Ia paling tidak suka direndahkan apalagi ditatap dengan tatapan menjijikkan dari mereka, seringai tercetak jelas di bibir kecil Aidan.

"Hehee.. Sebenarnya aku berniat untuk tidak membunuh kalian... Namun, karena kalian terlanjur membuatku kesal maka tidak ada salahnya bukan! " Aidan mengucapkan setiap kalimat ya dengan senyuman manisnya yang ternyata berbanding terbalik dipenglihatan para pembunuh tersebut.

Mereka seperti melihat iblis berwujud dewi.

Tak ingin membuang waktu akhirnya Aidan melemparkan beberapa jarum kecil ke arah para pembunuh tersebut.

Seketika seluruh tubuh mereka menjadi kaku dan tidak digerakin, bahkan sekedar untuk berbicara mereka tidak bisa. Itu karena Aidan sudah melumuri racun yang dapat mengunci seluruh sendi tubuh sehingga tubuh menjadi kaku.

"Ke..kenapa tubuhku tidak bisa digerakkan! "

"Arghh!! Tubuhku tidak bisa digerakkan!! "

"Sialann!! Apa yang kau lakukan bocah gila!! "

Teriakan dan umpatan terdengar dari mulut para pembunuh tersebut dan Aidan hanya tersenyum menatap kearah mainannya.

Aidan mengeluarkan seluruh alat alat penyiksaan yang baru saja ia beli disistem Shope, semua alat tersebut lengkap isinya, mulai dari beberapa jarum suntik lengkap dengan berbagai racun maupun bakteri/virus, pisau berbagai ukuran dari yang kecil hingga besar, beberapa pedang berkarat, alat kejut, gergaji, gunting dan berbagai alat penyiksaan lainnya.

Mereka semuanya yang melihat Aidan mengeluarkan alat alat penyiksaan yang entah dari mana dapatnya membuat mereka menelan ludah mereka sendiri, keringat dingin mulai membasahi dahi mereka, bahkan bulu kuduk mereka mulai berdiri tak kalah melihat senyuman menyeramkan milik Aidan.

Mereka tak tahu jika ternyata bocah yang mereka anggap remeh ternyata sangat berbahaya! Jika mereka tahu sadari awal mereka pasti akan menolak meskipun ditawarin harga tinggi sekalipun karena nyawa mereka lebih penting, namun sekarang mereka sudah terlambat.

"Baiklah waktunya permainan dimulai" ucap Aidan dengan smirk devilnya.









Tbc
V

ote and comment

adventure || Aidan [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang