35

10 2 0
                                    

Jam pelajaran terakhir akhirnya tiba, namun gadis itu tak berniat belajar sama sekali.

Jadi lebih memilih diam di rooftop.

"Mendung lagi... "

Gadis itu berucap sembari menatap awan mendung yang ada di langit sana.

Sangat cantik, namun menyakitkan memberikannya kesan buruk.

Karna di setiap ia sedih pasti awan mendung itu yang membuatnya semakin sakit.

Gadis itu menikmati semilir angin yang menyapa lembut setiap inci kulit nya.

Renza memejam kan matanya, menetralisir rasa sakit yang bergejolak di dalam hatinya.

"Renza... "

Mendengar namanya di sebut renza lantas menoleh.

Setelah melihat siapa pemilik suara itu renza berbalik menghadap sosok tersebut.

Sosok itu menyelipkan sejumput rambut renza kebelakang telinga.

"Lo kenapa...? "

Renza menatap sosok yang berdiri tegap di hadapannya.

"Gw sakit.. "

"Ngerti kan sakit apa yang gw maksud... "

Rizky terdiam sejenak, lalu menggangguk pelan.

"Za... "

Tanpa menggubris panggilan rizky, kini renza kembali berbalik membelakangi pria itu.

"Lo tau rasya kemana...? "

Tanya renza ketika mengingat rasya sudah menghilang selama beberapa hari ini.

Rizky hanya menghela nafas pelan, lalu berdiri di samping renza.

"Beberapa hari lalu... Gw denger kabar kalo dia ngambil cuti buat balik ke London... Tapi gw gak tau kapan dia bakal balik kesini lagi... "

Renza mengangguk pelan pertanda mengerti, ia tersenyum lalu menoleh kearah rizky.

"Lo nyesel gak pernah ada rasa buat gw.. ? "

Rizky terkekeh lalu menatap awan mendung di tempat yang sama seperti yang di tatap renza tadi.

"Hh.. Gw sama hal nya kayak awan abu abu itu.. Yang tidak pernah menyesel menampung air hujan... Meskipun ia tahu.. Akhirnya ia harus membiarkan air itu terjun ke bumi.... .. "

Rizky tersenyum melihat awan mendung yang kini sudah mulai merintikan air.

"Ia dengan lapang dada menerima... Lalu seikhlas mungkin melepas kan......"

"Karna ia tau.. Tujuan air itu untuk terjun ke bumi bukan untuk menetap... "

Renza menatap serius wajah tampan milik seniornya itu.

Tampan, baik, tulus, pintar, pria sehebat dia kenapa malah jatuh hati pada wanita seperti dirinya.

"Gw cinta sama lo za... Tapi gw tau lo lebih cinta sama dia... "

Mendengar itu membuat renza menundukkan pandangannya.

Perasaan bersalah tentu mendominasi di lubuknya.

"Maaf... "

"Pergi .... Kalo misalkan balasan gw buat lo terluka... Gw gak layak lo cintai... "

"Lupain gw... Agar kebahagiaan lo sempurna... "

Renza kembali mendongak menatap pria tinggi di hadapannya.

Lalu membelai pipi Rizky dengan lembut.

"Jangan tunggu gw yang belum pasti... Tapi tunggu lah seseorang yang bakal nganggep lo begitu berarti... "

𝑵𝒐𝒏𝒂 𝒒𝒖𝒆𝒆𝒏[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang