1. Akhir dan Awal

6 3 0
                                    

Kling!
Pandangan seorang gadis kini tertuju pada sebuah ponsel yang baru saja berbunyi, menandakan ada sebuah pesan masuk. Dengan segera gadis itu membuka benda tersebut dan segera membaca pesan itu dengan seksama.

Gadis bernama Arina Raffa Indriyani, yang tadinya sedang terbaring di atas tempat tidur, kini dirinya berdiri dan melompat-lompat di atas benda itu. Menandakan dirinya sangat senang setelah membaca pesan tersebut.

Tentu saja dirinya senang, Arina mendapatkan pesan dari panitia ujian masuk. Pesan itu berisi bahwa dirinya di terima untuk bersekolah di SMA Nusa, salah satu SMA Favorit yang ada di kota itu. Dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ketika berlangsungnya pendaftaran ulang.

Gadis berusia lima belas tahun itu bergegas keluar dari kamarnya. Gadis itu berlari menuruni satu persatu anak tangga yang membawanya ke lantai bawah. Berniat untuk membagikan hal yang membuat dirinya senang kepada kedua orang tuanya.

Setelah sampai di tempat tujuannya, yaitu ruang kerja mamanya, gadis itu langsung membuka pintu ruangan itu tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Dua insan yang berada dalam ruangan itu terlonjak saat mendengar suara pintu terbuka.

Arina menatap mama dan papanya dengan binar mata yang tidak hilang, gadis itu berjalan menghampiri keduanya sambil terus tersenyum.

Pandangan gadis itu tertuju pada kertas yang sedang dipegang oleh mamanya, dan dia penasaran akan hal itu. Karena tidak biasanya mereka berbicara di ruang tertutup.

Ya, karena biasanya mereka melakukan pertengkaran di tempat yang dapat dilihat Arina. Ah, berbicara bukan hanya berbicara, Arina yakin keduanya baru saja selesai dengan pertengkaran mereka.

Gadis itu merebut kertas dari tangan mamanya, dirinya tahu bahwa tindakan yang dilakukannya itu sangat tidak sopan, tetapi dirinya juga sangat penasaran dengan kertas itu. Padahal tidak biasanya dia seperti itu.

Arina membekap mulutnya saat membaca kertas yang saat ini ada dalam genggaman tangannya. Ya, itu adalah surat permohonan perceraian. Kedua orang tua dari gadis itu memutuskan untuk berpisah setelah belasan tahun menjalani kehidupan berumah tangga.

"Ini, apa maksudnya?" tanya Arina, menatap kedua orang tuanya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kamu bisa baca, kan?"

"Ini bohong, kan? Jawab kalau ini bohong!" sentak gadis itu.

/plak!

Kerasnya tamparan dari papanya membuat gadis itu dengan reflek menoleh ke samping. Sungguh, tamparan itu sangat sakit, bahkan rasa sakitnya kian menjalar ke kepalanya.

"Jangan pernah meninggikan suara kamu di depan saya!" ujar Papanya dengan penuh penekanan. Fahmi Raffa Edgar, nama lengkap dari Papanya Arina.

Setelah mengatakan hal itu, kini Fahmi menatap wanita yang merupakan mama dari Arina. Elina Anggelin, nama lengkapnya.

"Saya sudah menandatangi surat ini, tunggu di ruang tamu," ucap Fahmi

Elina mengangguk, sebelum dirinya meninggalkan ruangan itu, dia menatap putrinya sejenak.

"Jadi, ini beneran?" tanya Arina.

"Kamu lihat sendiri kan?" Fahmi bertanya balik.

Arina menunduk, merasakan air matanya yang mengalir dari pelupuk matanya. Gadis itu tidak percaya jika hal ini terjadi pada dirinya.

"Ayo keluar, mama kamu sudah menunggu di ruang tamu," ajak Fahmi.

Gadis itu mendongak menatap papanya dengan mata yang masih mengeluarkan air mata.

Asa [Harapan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang