46. Meet Me at Four

268 37 8
                                    

HappyReading





Pipi Railey menggembung, gadis itu terus menerus mengecek ponselnya. Tidak ada kabar dari Miguel sejak pulang sekolah.

Bahkan Railey juga sudah ke apartemen cowok itu namun sepertinya Miguel tidak disana.

"Apa telfon Aiden lagi aja ya?" Gadis itu mondar-mandir sambil menepukkan ponsel ke telapak tangan.

"Mungkin Aiden tau sesuatu?" Railey diam sejenak lalu membuang ponselnya ke kasur, "bodo amat! Ntar kalau butuh juga ngechat sendiri."


Ting!



Gadis itu segera mengambil lagi ponselnya dengan semangat.

Pasti Miguel — batinnya.

"Ck! Bukan," Railey membuka notifikasi dari Teddy Bear.

Teddybear:
You're so damn beautiful.

[Kamu sangat cantik.]

Raileyjasmine:
When are you around me?

[Kapan kau berada disekitar ku?]

Teddybear:
I'm certain that when God created you, he was trying to show off.

[Aku yakin bahwa ketika Tuhan menciptakanmu, Dia mencoba pamer]

Raileyjasmine:
Stop flirting 😒

[Berhenti ngegombal]

Teddybear:
I'm not flirting! I'm just being extra nice to someone who's extra attractive."

[Aku tidak ngegombal! Aku hanya bersikap sangat baik kepada seseorang yang sangat menarik]

Raileyjasmine:
Please tell me, who are you?

[Tolong beritahu aku, siapa kamu?]

Teddybear:
📍Share location
Meet me there tomorrow at four.

[Temui aku disana besok jam empat]




Gadis itu menggigit bibir bawahnya merasa ragu, "but you're stranger," monolog Railey, "gimana gue bisa ketemu sama orang asing yang nggak gue kenal? Gimana gue bisa percaya kalau dia bukan orang yang punya niat jahat?"

Ting!


Teddybear:
I'm warning you; i'm a thief and i'm here to steal your heart!"

(Aku memperingatkanmu; aku adalah pencuri dan aku di sini untuk mencuri hatimu!)





"Nih orang bukan ngeyakinin, malah nakutin," Railey meletakkan ponselnya asal lalu berbaring, "temuin nggak ya?"





* * *




"Kenapa kita harus sekolah?" Tanya Radit.

Aiden yang tengah memasang sepatu menghembuskan nafas lelah. Pagi ini, Radit sudah menanyakan tujuh pertanyaan random kepada mereka.

Iya tujuh. Aiden beneran ngitung.

"Biar pinter," jawab Haikal yang paling sabar meladeni.

"Ck, ga mungkin," kilah Radit, "banyak orang sekolah tetep aja bego."

"Lo contohnya," sahut Miguel.

Haikal terkekeh, "jangan gitu, Mig. Kalau dia nangis, gue yang repot."

"Guys. Gue pengen pacaran. Ada cewek yang mau nggak sama gue?"

"Delapan," itung Aiden.

"Apaan delapan?" Tanya Radit heran.

Jasa Boga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang