4. Ini Neraka

457 62 54
                                    

IG kenazovella
TikTok kenazovella
#Update Tiap Hari Sabtu

Menatap wajah-wajah penghuni rumah sakit yang meski pucat namun binar kebahagiaan memenuhi rongga dada. Jisoo menaruh perasaan iri melihatnya. Ingin sekali seperti itu. Alih-alih terbelit frustasi yang membuatnya harus mengonsumsi obat penenang dan obat tidur.

Jatuh dalam lamunan. "Apakah aku suatu saat bisa bahagia seperti mereka?" batinnya.

"Jadi kau membiarkan Jennie mengusik anak baru penerimaan beasiswa itu?" Lamunan Jisoo hancur oleh suara Joohyun yang sejak awal duduk di samping dan mendengar ceritanya beberapa saat lalu.

Tentu saja Jisoo mengangguk. "Aku memberinya izin. Asal tidak berlebihan dan membahayakan."

"Tetap saja. Itu tindakan yang tidak diperbolehkan. Bagaimana kalau dia mengadu pada komitmen kedisiplinan sekolah dan nama-nama kalian terseret?"

"Itu tidak akan terjadi. Sebelum itu terjadi, aku akan membungkam semua orang yang terlibat." Dapat Jisoo dengan hela nafas Joohyun setelah mendengar jawabannya.

Lantas menatapnya penuh ketegasan. "Aku tidak pernah mempermasalahkan rasa sayangmu yang teramat besar untuk Jennie hingga selalu menuruti semua permintaannya, hanya untuk membuatnya senang. Tapi bukankah ini sudah keterlaluan? Coba pikirkan lagi keputusanmu Jisoo! Apa akan membawa arah baik atau buruk bagi adikmu."

"Kau juga tidak boleh mengesampingkan yang lain hanya untuk Jennie. Itu egois namanya!"

Joohyun menepuk lengannya sebanyak tiga kali. "Aku harap kau mengerti maksudku!" ucapnya. Lantas berlalu pergi meninggalkan Jisoo yang terduduk diam membisu menatap punggung kakak sepupu.

"Aku bahkan sudah bertindak yang lebih jauh dari ini. Asal kau tau Kak Joohyun," lirihnya sendu. Beralih menatap botol obat penenang dan obat tidur di tangan. Menggenggamnya erat-erat.

🍁🍁🍁

Berkali-kali Jiyeon memantapkan hati untuk berangkat ke sekolah meski rasanya malas. Sebab tempat menimba ilmu itu tak lagi nyaman. Selama sebulan ini. Dia terjebak pada neraka yang diciptakan Jennie.

Dimulai pada hari pengumuman itu. Sehari setelah dia melawan Jennie. Saat masuk kelas. Dia mendapati striker merah tertempel di meja dan loker. Bertuliskan, "Milik Jennie."

Gadis bermata kucing yang semula duduk di bangku paling depan dan bercanda bersama kedua temannya. Menghampiri Jiyeon setelah dia berbincang sejenak dengan Jisoo. Jennie duduk di salah satu bangku kosong tepat di depan bangkunya. Menyeringai penuh arti. Lantas meniup peluit kencang hingga seluruh penghuni kelas mendengarnya.

Pada awalnya Jiyeon tidak mengerti mengapa Jennie harus meniup peluit itu. "Untuk apa kau meniup peluit itu?"

"Untuk melatih anjingku. Dan kau mulai sekarang adalah anjingku," jawabannya. Dengan masih mempertahankan senyum menyebalkan itu. Kemudian sekali lagi Jennie meniup peluit kencang-kencang hingga memekakkan telinga Jiyeon.

Lantas Jiyeon mendapati Jennie memberi isyarat pada Lisa, temannya. Tak menunggu perintah kedua. Gadis dengan postur tubuh jangkung itu meraih kerah kemeja, dan lalu menyeretnya secara paksa hingga bunyi bangku jatuh berdentum. Sedangkan tubuhnya membentur loker.

"Rasakan ini!" ucap Lisa. Kemudian meraih salah satu tangan Jiyeon, menggunakannya untuk membanting tubuhnya ke lantai.

Bukan main rasanya. Seketika punggung Jiyeon terasa sangat linu saat menghantam ubin lantai. Dia tidak bisa tidak mengerang kesaktian sambil memegangi salah satu tangan yang digunakan Lisa untuk membuatnya terbanting.

MianhaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang