Prolog

14 2 0
                                    

Kau begitu sempurna
Di mataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
Akan s'lalu memuja mu

Suara lagu sempurna-Andra and the back bone,  mengalun dari arah alun-alun, lagu ini sangat menggambarkan diri nya yang sedang memandang ciptaan tuhan yang sangat amat cantik yang berada di samping nya.

"Kamu pernah gak kepikiran, kenapa bisa lahir ke dunia?" gadis cantik yang ia pandangi kini bertanya dengan memandang nya.

"Enggak pernah, aku selalu mikir ada nya aku di dunia ini ya karena takdir." ia menghela nafas nya dan memandang aliran air yang mengalir tenang di depannya.

"Dunia itu gak seindah yang dibayangkan, tapi kalau gak lahir ke dunia kita juga gak bisa ngerasain apa itu penderitaan. Kalau kamu nanya aku bahagia hidup di dunia ini jawabannya engga, lalu kamu tanya lagi apakah aku menderita hidup di dunia jawabannya juga engga."

"Kamu lagi banyak masalah ya?" ucap nya dengan membawa kepala kekasih nya bersandar di pundak nya dan mengelus nya dengan lembut.

"Masalah itu kaya papan target selalu berdiri kokoh dan rubuh jika tertusuk panah, menurutku kamu itu panah nya, yang selalu berani maju untuk menghadapi apa pun yang ada di depanmu, karena sejatinya panah itu tak hanya melubangi papan target tapi dia melubangi apa yang menjadi penghalang di jalannya."

"Aku anak panah nya, dan kamu busur nya, karena tanpa busur anak panah gak bakal bisa melesat begitu saja, begitu pun dengan aku, tanpa ada kamu disisi ku mungkin aku gak bakal berani seperti anak panah itu."

Mereka berdua pun tersenyum tulus, menatap mata satu sama lain dengan penuh rasa kagum, cinta dan sayang, jantung yang sama-sama berdebar sudah menandakan bahwa kedua nya saling mencintai.

"By the way, kamu cantik banget hari ini." ucapnya dengan jail, padahal kekasih nya itu selalu cantik kapan pun.

Gadis itu membulatkan matanya mendengar penuturan kekasihnya "Maksud mu kemarin-kemarin aku jelek gitu." protesnya.

"Aku gak bilang ya, kamu yang bilang sendiri." masih dengan nada jailnya, ia ingin tau bagaimana reaksi kekasihnya.

"Awas aja ya, aku gak mau jalan sama kamu lagi." 

"Oh yaudah." sengaja, ia sengaja berkata demikian, karena menurutnya kekasihnya itu sangat lucu jika ngambek padanya.

Dengan ide jailnya ia pun menarik kekasihnya dan menggelitiki pinggang kekasihnya. "Hahaha, udah stop geli ya ampun, stop"

"Rasain nih masih mau ngambek lagi sama aku"

"Engga-engga udah stop, aku minta maaf"

"Gak mau"

"Hahaha, geli"

Dibawah cahaya rembulan dan para bintang, dua remaja ini hanyalah manusia biasa yang tak luput berdoa dan berserah diri kepada yang maha kuasa, entah bagaimana alur yang tuhan buat, keduanya hanya bisa menjalani dan menikmati semuanya yang telah di berikan.

"Tuhan, entah apa yang kamu rencanakan, semoga kita berdua bisa bersama, selamanya"





Lanjut gak nih?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Archer of love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang