Bab 1

4 1 0
                                    

"Kau tidak tidur lagi, Kent?"

Kent mengeleng pelan menanggapi perkataan sahabatnya. Dalam minggu terakhir ini, Kent mengalami mimpi buruk yang terus berulang. Ia menjadi sulit tidur dan membuatnya tidak bersemangat pergi sekolah.

Sahabatnya memiringkan bibirnya. Dia mencibir lirih namun Kent masih bisa mendengarnya.

"Jika kau memiliki masalah, sepatutnya kau bercerita. Bukannya berlari ke sirkuit dan duduk termenung sendirian." ujar Ivan. Laki-laki itu melihat Kent yang berada di kursi penonton malam kemarin.

"Bercerita pun tiada guna. Kau pasti menganggap ceritaku hanyalah bualan semata."

"Meski aku akan sulit percaya, apa salahnya bercerita?" Ivan mendadak geram pada tingkah sahabatnya. "Apa perlu aku tertawa terbahak-bahak setelah mendengar ceritamu dan berteriak seolah itu adalah hal yang diluar nalar. Tidak kan?"

Kent tersenyum. "Kau memang sahabatku."

"Ya, kau pikir aku sapi?" Ivan mecibir kesal. "Terus terang saja, aku memang berbadan besar tapi bukan berarti aku ini terlihat seperti sapi."

Kent menaikkan satu alis. "Aku tidak berkata jika kau mirip sapi. Kau sendiri yang mengatakannya."

"Aku tahu aku hanya bercanda."

Perkataan nyeleneh dari Ivan membuat Kent sedikit melupakan masalahnya. Saat ini masih jam kosong, mereka berdua memutuskan untuk pergi ke kantin guna mengisi perut yang keroncongan.

"Kau ingin apa? hari ini aku taktir." Ivan berkata sombong.

"Terserah padamu saja."

"Kau ini mirip gadis!"

Ivan pergi dari hadapan Kent menuju stand penjual makanan. Kent menunduk lesu, akibat mimpi buruknya, laki-laki itu belum sempat sarapan tadi pagi dan juga staminanya berkurang karena bergadang hingga pagi.

Meski mimpinya hanya berlatarkan ruangan lembab dan lorong panjang tanpa ujung, itu cukup membuat mentalnya terguncang. Belum lagi tadi malam muncul seorang gadis memakai gaun putih panjang berseru memanggil namanya didalam mimpi. Kent benar-benar merasa ini mulai menganggu aktifitasnya.

Saat dilanda keheningan, Kent mencoba menatap kearah taman disamping kantin. Mata bulat Kent terbelalak. Disana berdiri seorang gadis yang ia jumpai dimimpinya. Gadis itu sangat mirip, merasa dipermainkan, Kent segera berlari kesana mengabaikan Ivan yang berteriak memanggil namanya.

Kent terus berlari mengejar gadis itu hingga ia sampai dibelakang sekolah yang sepi. Kent mengatur nafasnya yang terengah-engah.

"T-tunggu!" teriak Kent terbata.

"Hei kau! berhenti disana." Kent menunjuk gadis itu. Wajahnya yang pusat pasi sedikit membuat Kent ketakutan. "Apa kau coba mempermainkanku, Nona? aku tidak mengerti apa maksud dari tingkah konyolmu tapi dengan segenap jiwaku tolong berhenti mengusik hidupku!" Kent berujar kesal.

Gadis itu hanya diam saat kesal mengeluarkan unek-uneknya. Matanya terus menyorot pada Kent.

"Apa kau bisu??" Kent kesal. "Jangan berdiam diri! bicaralah sesuatu."

Namun perkataan Kent hanya ditanggapi oleh keheningan. Gadis itu masih berdiam dihadapan Kent hingga bibir pucat itu bergumam lirih, Kent memasang  wajah galak.

"Sudahlah! aku memberitahu mu sekali lagi, ku mohon jangan ganggu mimpiku dan kehidupan ku lagi!"

Setelahnya Kent berbalik lalu melangkah pergi, namun samar-samar ia mendengar gumaman dari gadis tersebut. Selain menyerukan namanya dalam mimpi, si gadis itu juga menyebutkan nama buah berwarna kuning orange, yaitu jeruk. Kent tidak habis pikir pada gadis tersebut tapi saat laki-laki itu berbalik ke belakang, sang gadis ternyata sudah hilang. Kent mencibir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marionette ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang