1

79 7 0
                                    

Jari-jarinya bergerak mengetuk meja secara bergantian wajahnya sangat kontras mengekspresikan bahwa dia jelas bingung, mengamati setiap inci gerakan pemuda yang berhadapan dengannya langsung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jari-jarinya bergerak mengetuk meja secara bergantian wajahnya sangat kontras mengekspresikan bahwa dia jelas bingung, mengamati setiap inci gerakan pemuda yang berhadapan dengannya langsung.

“Maksud kamu?”

Jarinya berhenti bergerak kala pemuda dihadapannya itu berdehem untuk menetralisir gugup yang melanda dirinya sekarang.

“Maksudnya itu...” dia mengerling mata tak tau arah, kedua tangannya bertaut, kakinya di hentakkan pelan diatas lantai dingin tersebut.

“Jadi?”

Dia menghela napas berat kepalanya merosot membentur meja makan di dapur sana. Pertahanan selama tiga bulan terakhir ini ia rahasiakan mungkin akan terungkap nanti, atau bahkan sekarang.

“Aku udah putus sama Sowon.” dengan satu tarikan napas ia berujar, kepalanya pun enggan ia angkat karena merasa takut respon dari lawan bicaranya.

“Terus?” Pria yang menjadi alasan ketakutannya hanya merespon demikian, tubuhnya yang sedari tadi membungkuk kini dibuat tegak sembari melipat kedua tangan di dada. “Hubungannya sama aku apa? mau kamu udahan atau enggak, emang dari awal aku gak suka kamu sama dia.”

Benar, mungkin jika lebih awal dia sadar dan mendengar apa yang dilontarkan kawannya itu bisa jadi dia tidak akan terjebak dalam situasi memuakkan yang mengharuskannya berpura pura.

“Denger ya, Lee Seokmin yang terhormat. Mau gak mau kamu harus bilang ke tante kalo kamu sama Sowon udah gak bareng lagi, alias putus. Jelasin pelan-pelan ke tante pasti bakalan ngerti.”

Lee Seokmin— pemuda pecinta musik sekaligus seni lukis itu menggeleng tanda tak setuju, tangannya ia lipat diatas meja dengan dagu yang bertumpu. Ia berkata membuat sosok lebih tua didepannya tergelak.

“Kak Seungcheol tau kan, kalo mama gak bakalan terima. Pasti nyuruh aku buat balikan lagi sama Sowon, duh pusing dah kalo udah berurusan sama mama.”

“Kalo gitu gini deh.” Seungcheol masih mempertahankan posisinya, maniknya menatap Seokmin tegas. “Belajar dari pengalaman adik kamu, Heeseung. Kasusnya juga sama kayak kamu pacaran udah lama sampai tante sayang banget ke pacar kalian masing-masing, sampai titik dimana udah gada hubungan, Heeseung jelasin ke tante 'kan kenapa mereka putus?”

Seokmin mengangguk cepat, ia serius mendengarkan apa yang Seungcheol katakan.

“Nah, dan tante baik-baik aja sama itu. Tante juga gada maksa Heeseung buat balikan, tuh.”

Jika yang ia ajak sekarang ini bukan Seungcheol mungkin dia tidak akan mendapatkan solusi bagaimana harus bertindak selanjutnya.

Tidak salah memang sudah membuat Seungcheol sebagai tempat keluh kesahnya, pria yang berstatus sebagai karibnya itu selalu punya banyak cara agar Seokmin bisa lebih baik.

Tidak terbayangkan jika yang dia ajak sekarang itu Soonyoung, pastinya pemuda berjiwa aktif itu akan mengolok-olok dirinya sampai mulutnya berbusa sekalian.

SPRINGWhere stories live. Discover now