1

710 91 4
                                    

Maaf sebelumnya ini nulisnya pas waktu luang di kampus, kalau suka komen dan vote yah, tapi tenang prioritas tetap cerita pertama kok.

* Happy Reading *

Di suatu tempat di pinggiran daerah kota Yogyakarta, seorang pensiunan atlet boxing hidup bahagia dengan keluarga kecilnya," mah, mah adek pergi dulu yah latihan sama ayah " ucap anak itu memeluk bundanya.

" iya dek, hati hati yah " ucap ibunda mengecup kening anaknya

Setelah itu ia berlari riang gembira menuju motor ayahnya " ayo, ayah cepet nanti terlambat " ucap anak itu

" ayah pergi dulu ya bund " ucap sang ayah mengecup kening istrinya, setelah itu sang istri Salim ke suami, " hati hati yah " ucap sang bunda

" ayah datang " ucap sang ayah menghampiri anaknya yang sudah naik ke jok motornya. Setelah itu mereka pergi ke sebuah GOR tempat latihan boxing.

Di GOR.

" RAN anakmu ini kayaknya jenius. Dia baru kelas 3 SD kan? " ucap coach

" iya vi" ucap sang ayah tersenyum melihat anaknya tengah berlari

" kasih aku waktu sampai dia lulus SD, anakmu ku jadikan juara " ucap coach

" kalau saya terserah dia vi, dia awalnya cuman dengar cerita saya dulu, pas masih jadi atlet, katanya ingin coba coba, awalnya bundanya melarangnya, " ucap sang ayah

" terus kenapa dia sekarang di izinkan? " ucap sang coach

" dia kemarin berbicara berdua dengan bundanya cukup lama, dan kau tau vi apa kata dia ke bundanya " ucap sang ayah.

" apa ran? " ucap sang coach

" dia memegang kedua tangan bundanya, dan bilang akan menjadi juara dunia untuk menggantikan ayahnya,yang mimpinya belum tersampaikan " ucap sang ayah tersenyum mengeluarkan air mata

" hahaha aku Janji Ran, akan ku buat dia jadi juara " ucap sang coach. 

" iya vi aku serahkan dia padamu yah, " jawab sang ayah

Setelah hari itu sang anak berlatih sungguh sungguh, awal masuk SMP dia sudah ikut berbagai ajang kompetisi di ibukota jakarta dan sudah mendapat beberapa medali, tak sampai di situ ia terus dilatih khusus sang coach hingga masuk SMA, hingga dia sudah legal untuk menjadi atlet profesional dan bertanding di luar negeri.

Berbulan bulan dia di negeri asing menantang banyak petarung, kalah menang sudah ia alami, hingga tibalah hari yang di tunggu tunggu, hari perebutan gelar juara dunia boxing Kelas ringan yunior/Kelas bulu super (Junior lightweight/Super featherweight)

Tepat pada hari itu ayah dan bundanya juga berencana datang untuk menontonnya tapi mereka tak bisa datang karena mengalami kecelakaan, sang coach tak memberitahunya karena itu akan memecah konsentrasinya, jadi dia bertanding tanpa kedua orang tuanya.

" coach, kok tiba tiba perasaanku ngak enak yah? " ucapnya

" Kamu takut dengan dia? " ucap sang coach

" ngak lah, mana munkin aku takut, ini impianku coach, ini untuk ayah dan bunda " ucapnya

" baik, kamu naik sekarang dan raih mimpi ayahmu dengan memenangkan ini "

" baik coach " ucapnya tegas

" maaf nak, saya tak memberitahu kamu kalau orang tuamu kecelakaan. maaf nak, " batin sang coach

Ia lalu naik ke ring dan mulai bertanding, Ronde demi ronde ia bertarung, pelipis matanya sudah robek dan beberapa mukanya sudah terlihat bengkak akibat pukulan, tapi ia tetap semangat, beberapa ronde ia terpojok hingga akhirnya ia mendaratkan serangan uppercut tepat ke arah liver lawannya hingga jatuh.

BirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang