Duka.

88 12 3
                                    

(play the music till u finish the story for better experience)


Rembulan purnama menerangi rambut peraknya, memantulkan kilau samar pada air kolam kecil didepannya. Samar bayangan Uzui tak luput dari pantulan air kolam karena bias cahaya rembulan.

Ia duduk disana, diteras kayu sederhana di kediamannya, ditemani sake yang mengais tenggorokannya meminta untuk terus diteguk-membakar tenggorokannya dan pikirannya. Uzui diam termenung setelah mendengar kabar dari gagak yang menangis histeris memberitahu kematian Kyojurou setelah melawan iblis bulan atas. Uzui mencengkram rambutnya, hatinya terasa begitu sakit, kepalanya terasa berdenyut ingin pecah.

Bagaimana bisa..? pikirnya.

Dalam lautan kesedihan, kenangan nya bersama Kyojurou terulang membeku-berputar putar mengisi memori otaknya. Semakin membuatnya ingin mengoyak isi kepalanya.

Wangi Kyojurou tiba-tiba mengisi indra penciumannya dengan sangat pekat. Seolah wangi yang selalu ia cium di tengkuk leher Kyojurou, di tangan kasarnya, bahkan di pipi Kyojurou terasa mencekat hidungnya. Membangun kembali kenangan saat ia mendekap erat tubuh pria yang dicintainya dengan penuh kasih sayang. Saat mereka saling berbagi afeksi dengan sentuhan tubuh yang emosional, kecupan ringan dan kekehan kecil Kyojurou tertanam bergitu erat di kepala Uzui.

Bagaimana Kyojurou mendekapnya dengan sayang, membelai rambutnya dengan senyuman teduh dan matanya yang begitu memukau terasa menjamah wajah Uzui begitu intens membuat jantungnya berdebar bukan main, dan mata itu memenuhi tempat di hati Uzui. Tak ada mata seperti Kyojurou. Bagaimana ia jatuh hati pada sosoknya, hatinya dan kehidupannya. Uzui sepenuhnya jatuh untuk Kyojurou.

Laranya terisak begitu kuat di dalam sukma, lelaki itu adalah segala-galanya untuknya. Kyojurou adalah orang yang kuat. Kehidupannya tidak lah mudah namun itu tak membuatnya bersedih,dan Uzui menyukai itu. Kehilangan sang Ibu di usia muda, menghadapi Ayah yang gila dan ia harus tetap kuat demi adiknya. Hatinya terasa terkonyak jika harus membayangkan posisinya sebagai Kyojurou.

Semua terasa biru, nafasnya tersenggal-senggkal diikuti potongan-potongan ingatan yang tersisa dengan Kyojurou. Uzui tidak menyangka ia akan kehilangan nya secepat ini. Mereka bahkan belum mengucapkan salam perpisahan kelingking yang dijanjikan Kyojurou.



Mentari secerah pantulan cahaya kain putih yang terjemur dibawah terik cahaya matahari dimusim semi. Desir angin menyapu kelopak bunga sakura yang berjatuhan di kursi kayu tempat Kyojurou memakan dango yang dibuat oleh Aoi.

"Enak!" Pipinya menggembung, matanya seolah mengeluarkan bintang bintang disana karena ledakan nikmat dari dango yang ia makan. Tak ia sangka kegirangannya itu memancing atensi seorang pria besar yang berdiri dibelakangnya dengan gagah. Mulut Kyojurou terbuka untuk menyambut dango terakhir yang sedang menuju ke mulutnya namun dengan cepat tangan Kyojurou ditarik keatas kepalanya, menyuapkan dango itu ke mulut sesama rekan pembasmi iblisnya, Uzui Tengen.

Ia mendongakkan kepalanya, sedikit terbengong namun dengan cepat kilau bintang kembali muncul memenuhi binar matanya. Senyuman cerah tertarik di bibirnya.

"Uzui!"

Hati Uzui rasanya mencelos seolah terpanah cinta untuk sekian kalinya. Sejak awal kemnunculan orang ini, ia sudah mencuri hati Uzui lebih dulu. Membuat Uzui takbisa berhenti memikirkan Kyojurou, Kyojurou dan Kyojurou.

"Sepertinya aku sangat hebat dalam mengendap-endap sampai Hashira sehebat ini tidak menyadarinya." Uzui mengambil duduk disebelah Kyojurou, membuat semburat merah yang sangat samar terlihat di daun telinga Kyojurou. Uzui tahu, dan ia harus menahan rasa ingin mencium telinga hingga pipi Kyojurou karena Kakushi mungkin saja akan datang tiba-tiba.

"Kau selalu hebat dalam segala hal." Kyojurou memejamkan matanya manis dan menyelipkan sekelopak bunga sakura di telinga Uzui, membuat gantungan hiasan kepala pria itu bergerincing bunyi dan berhasil membuat Uzui menyelamkan wajahnya pada tengkuk Kyojurou, membuat Kyojurou tertawa dan membelai rambut perak itu dengan lembut. Membangun atmosfer yang begitu romantis diantara keduanya, Uzui rasanya tak ingin ini berakhir. Ia menarik Kyojurou lebih dekat, membuat seragam mereka bertemu satu sama lain, membuat Kyojurou berkedip bingung.

Satu kecupan. Dua kecupan. Tepat dileher Kyojurou.

Kyojurou hanya memasang ekspresi biasanya namun telinganya memerah bukan main. Uzui melihatnya dan terkekeh begitu pelan dengan suara beratnya yang begitu dekat dengan telinganya, membuat perut Kyojurou meledakkan ribuan kupu-kupu didalamnya. Kyojurou mencengkram haori nya, membiarkan Uzui lanjut mendaratkan ciumannya yang lain di wajahnya.

Ia tak keberatan.

Uzui menciumnya dengan begitu lembut, seolah hanya kasih sayang yang ada disana. Membisikan kata-kata, betapa Kyojuro terlihat begitu cantik hari ini, menggenggam jemari nya yang kasar, Uzui tak ragu untuk membelai punggung tangannya dengan jemarinya yang lebih besar disela sesi cumbu-manis mereka. Membuat Kyojurou perlahan menutup mata nya saat Uzui mencium bibirnya. Membiarkan lelaki itu memimpin dan ia akan mengikutinya. Membiarkan Uzui membawanya pada rasa tenang dan rasa dicintai lebih dari siapapun.

Itu hanya ciuman ringan tanpa nafsu, membawa surga dunia pada Kyojurou untuk sesaat. Uzui membelai pipinya dengan sayang, "Apa yang harus aku lakukan jika kehilanganmu." suara itu tercekat dihati Kyojurou. Ia tersenyum, dan menggenggam tangan yang menyapu semburat merah di pipinya.

"Aku selalu disini, Uzui." Kyojurou menatap teduh Uzui, ia pun takut jika suatu saat harus pergi atau kehilangan seseorang yang ia sayangi karena itulah resiko yang harus ditanggung oleh pendekar pedang seperti mereka. Kematian selalu dekat dengan kita dan itulah manusia.

Kyojurou menuntun jemari besar Uzui dengan jemarinya. Telapak tangan mereka bertemu, sesekali menggenggam dan mengecupnya. Meninggalkan kehangatan yang merambat ke hati Uzui. Kyojurou selalu membuat nya kagum, dan ia jatuh disetiap detiknya. Kyojurou kemudian menautkan kelingkingnya dengan jemarinya, membuat kelingking mereka tertaut dalam atmosfer penuh kesedihan dan cinta satu sama lain.

"Janji kelingking. Sebelum aku mati, kita harus makan bento berdua."



Dan ingatan itu melepas air mata Uzui yang susah payah bertahan dipelipis matanya. Lelaki itu terisak dalam diam. Melepas kepergian pujaan hatinya yang telah pergi jauh darinya. Membawa Uzui dalam bunga tidur dibawah rembulan malam, dibawah memori-memori dengan terkasihnya, Kyojurou.

🎉 Kamu telah selesai membaca When the Sun loves the Moon UZUREN [ONESHOT] 🎉
When the Sun loves the Moon UZUREN [ONESHOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang