it's me nayla 1

1 0 0
                                    

Hai, aku nayla Raditama alegra nama yang bagus bagi diriku yang hanya anak pungut, yang diadopsi dari sebuah rumah kasih sayang atau bisa disebut panti asuhan untuk anak terlantar yang haus kasih sayang orang tua, aku? Nayla, seorang gadis tomboy yang mempunyai banyak kisah tersembunyi dari dalam diriku, namun itu semua tak menyulutkan tekatku untuk menjadi seorang nayla seperti saat ini.

Alegra?, ahh, itu adalah marga yang disematkan oleh keluarga angkat ku saat aku baru saja diangkat kedalam keluarga dengan ekonomi kelas atas tersebut, namun kehidupan yang aku harap benar benar sangat mulus pun hanya angan sebentar dan ketika semuanya tidak memperdulikanku, aku pun perlahan menghilangkan marga Alegra dari belakang namaku dan kini hanya menjadi Nayla Raditama saja.

Tidur diatas sebuah kardus bekas yang tertata rapi?.

Itu adalah tempat ternyamanku saat aku baru pertama kali menginjakan kaki di sebuah kampung gelandangan yang sangat kumuh ini, tetapi lama kelamaan aku menjadi sangat nyaman dengan tempat ini, dan dari sinilah aku mendapatkan pesan hidup dan banyak teman teman yang menerimaku dengan baik.

❏❏❏❏

"Nayla, Nayla " panggil seorang gadis kecil dari arah kanan jalan.

Aku yang sedang menghitung uang hasil mengamen pun tersenyum tipis ketika melihat gadis kecil yang tak lain adalah sahabatku itu sedang berlari kearahku dengan menenteng ukulele kesayangannya.

"Kenapa La?, ada yang bisa aku bantu, dan apakah kamu sudah mendapatkan uang? " tanyaku.

"Huft, belom Nay, tapi tadi ada bapak bapak dengan pakaian kantor sedang bertanya padaku apakah aku kenal dengan seorang anak yang bernama Nayla " ucap gadis kecil itu dengan nafas tersenggal karena berlari tadi.

*DEG

Aku yang mendengar itu pun terkejut, lalu menatap gadis kecil atau sahabatku yang bernama lala itu dengan ekspresi sedikit terkejut namun biasa.

"Trus, trus kamu jawab apa? " tanyaku penasaran.

Aulia azaliana, nama panjang gadis kecil itu, ia terus bercerita tentang bapak berpakaian kantor itu yang aku pikir adalah ayah angkatku yang sedang mencariku, namun pikiran itu segera aku tepis, lalu mengajak lala untuk segera pulang.

"Pulang yuk la, panas nih, aku juga udah dapat banyak uang hari ini " ucapku dengan menunjukkan uang recehan yang begitu banyak kearah lala.

"Wahhh, tapi Nayla, aku belum dapat uang banyak, aku cuman dapet segini " ucap lala yang awalnya berbinar dengan uang yang aku hasilkan, namun raut wajahnya berubah sedih ketika ia menunjukkan hasil mengamenya yang mendapatkan lima lembar uang berwarna ungu, tujuh lembar uang berwarna abu abu dan yang lainnya adalah uang logam dengan nilai seribu dan lima ratusan.

Aku yang melihat perubahan raut wajahnya pun ikut sedih, namun aku berusaha menenangkannya, dengan cara membagi uang hasil ku kepadanya.

"Wahhh, benar nih nay,makasih yaaa " lala pun berseru senang setelah mendengar rencanaku yang akan membagi uang hasil kerja keras mengamenku kepadanya.

Aku mengangguk antusias melihat raut senang diwajah lala .

"Iya la, nanti aku bagi, tapi sekarang kita harus pulang dulu, trus nanti aku bagi deh uangnya sama kamu " ucapku, sembari menyuruh lala untuk segera pulang karena cuaca yang sangat terik sekali.

Mendengar ajakanku untuk pulang lala pun mengangguk lalu menggandeng tanganku untuk menyusuri jalanan yang sangat panas menuju rumah ternyaman kami, yaitu dibawah jembatan.

Tak butuh waktu lama kami pun sampai dirumah kardus ku yang aku tinggali bersama lala. Kami pun segera membersihkan diri dan setelah membersihkan diri, aku dengan seluruh janjiku yang akan membagikan uang hasil kepada lala pun segera melakukan janji itu.

"Nih buat kamu setengah, buat aku setengah " ucapku sembari memberikan lala uang setengah dan setengahnya untuku.

Dan dengan sigap lala pun menerima uang itu lalu memasukannya kedalam sarung bantal putih lusuh miliknya, lalu setelah memasukan uangnya kedalam sarung bantal putih lusuh itu ia memelukku.

"Makasih, ya, Nayla cantik " ucapnya dengan nada yang sangat gembira.

Aku, yang mendapatkan pelukan dari lala pun tersenyum dan tak hayal membalas pelukan lala dengan erat,bagiku lala itu sudah seperti adik sendiri, dan bagiku juga lala itu harus dijaga, setelah aksi pelukan itu aku pun mengajak lala untuk menemui bang sean untuk bekerja paruh waktu.

"La, ikut aku yuk ke toko bang sean, buat kerja " ucapku, dan tidak butuh waktu lama setelah lala mengiyakan aku pun menuju rumah bang sean dengan berjalan kaki selama  2 menit.

Bang sean itu adalah seorang pemilik sebuah toko alat tulis terbesar di daerah bandung dan bogor, dan terutama didaerah jakarta. Dan bang sean juga pemuda yang sangat baik yang memberiku pekerjaan bagi diriku yang usianya masih di bawah 17 tahun, namun bagaimanapun aku tetap bersyukur dengan itu semua.


"Bang seaaan" panggilku, ketika sampai didepan toko alat tulis yang sangat besar, tak berselang lama seorang pemuda dengan pakaian khas anak muda pun keluar lalu tersenyum ketika melihatku dan juga lala.

"Oooh kamu nay, dan lala. ya udah masuk, nanti kamu bagian kasir aja ya soalnya pegawai bagian kasir izin sakit, dan kamu la? Kamu bagian ngelayani pelanggan ya " ucap bang sean menjelaskan, dan aku pun mengangguk setelah dijelaskan panjang lebar oleh bang sean, dan senang hati aku pun langsung menepati meja kasir, Sedangkan lala melayani pelanggan.

Lima jam, pun berlalu dan setelah mendapat upah sebesar dua ratus ribu rupiah aku dan lala pun segera kembali ke rumah karena waktu sudah menunjukkan hampir malam, dan untunglah tidak ada gangguan selama kami berjalan pulang kerumah.

"La, cuci kaki sama wudhu jangan lupa ya, setelah itu tidur" ucapku.

Dan diangguki lala dengan cepat, lalu setelah melihat lala yang benar benar sudah tertidur aku pun memecahkan celengan ayamku lalu menghitung uang yang berserakan dilantai.

"Tujuh ratus lima puluh tiga ribu, wahhh udah kekumpul banyak  nih " ujarku sembari mengenggam uang ditanganku, lalu dengan sangat bersemangat menyimpanya di dalam sarung bantal setelah itu menyusul lala untuk tidur.

"Semoga besok pagi aku bisa beli sesuatu yang aku dan lala inginkan" ucap Nayla dalam hati sebelum benar benar menutup matanya.











" Don't give up and keep fighting because your dreams are in front, not behind."
-Nayla aditama ❤






𝙄𝙏'𝙎 𝙈𝙀 𝙉𝘼𝙔𝙇𝘼 ✐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang