"Rindu hanyalah angan-angan yang tak akan pernah membuatnya kembali kepada kita"
HAPPY READING
Adara dengan cepat bergegas masuk ke dalam rumah. Namun, ia tak lupa dengan kunci motornya yang di letakkan Rahsya di bawah keset kaki. Setelah mengambil kunci motornya, Adara masuk ke dalam rumah dan langsung berjalan ke kamar untuk membersihkan diri. Tetapi, Adara memilih merebahkan badannya terlebih dahulu di kasur king size miliknya.
"Sumpah hari ini gua capek banget," keluh Adara sembari berguling-guling di kasur.
"Tapi gua bahagia sih bisa pulang bareng Gibran," ucap Adara sembari tersenyum mengingat apa yang telah ia lakukan hari ini bersama Gibran.
Setelah sekitar 10 menit merebahkan badannya di kasur, Adara segera bergegas ke toilet untuk mandi.
⚝⚝⚝
Di sisi lain, Gibran yang baru saja sampai di rumahnya setelah mengantarkan Adara pulang, masuk dengan wajah yang begitu kusut akibat kelelahan. Gibran merasa bahwa hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi dirinya.
Gibran meletakkan tas miliknya di meja belajar. Lalu, berpindah ke kasur yang tak jauh dari meja belajar sembari ngedumel atas semua yang ia rasakan pada hari ini, "Kaki gua hari ini pegel banget dah. Padahal gua nganter Adara pake motor ya? kenapa kaki gua yang pegel harusnya motor gua yang pegel."
"Ih, dari pada gua ngomel-ngomel enggak jelas mending gua bersih-bersih aja ya," monolog nya.
Tak lama dari ngedumel yang tak jelas itu, Gibran pun bangkit dari kasurnya lalu berjalan ke arah toilet yang berada di dalam kamarnya.
⚝⚝⚝
Setelah selesai mandi, Adara kembali merebahkan dirinya di kasur sembari bermain handphone. Saat, ia ingin membuka WhatsApp sebuah notifikasi muncul di layar handphonenya. Notifikasi itu berupa kenangan foto 1 tahun yang lalu. Adara yang penasaran dengan notifikasi itu memutuskan untuk memencetnya.
Saat sudah terbuka, Adara melihat foto itu dengan seksama dan tanpa sengaja air matanya mulai turun membahasi pipi polosnya.
"Hari ini tepat 1 tahun yang lalu gua lagi di Singapore bareng ayah dan ibu," lirih Adara sembari mengingat liburan di Singapore yang menurutnya sangat menyenangkan.
Ayah Adara telah meninggal sejak 5 bulan yang lalu karena sakit. Sedangkan, Ibu Adara bekerja di luar kota. Itu alasannya mengapa Adara tinggal sendiri di rumah. Tetapi, untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari Ibu nya tetap membiayai.
Adara masih menatap foto itu hingga air matanya jatuh di layar handphone.
"Adara kangen Ayah dan Ibu,"
"Andai saja momen ini bisa diulang," ungkap Adara dengan air mata yang masih membasahi pipinya.
⚝⚝⚝
Gibran yang baru saja kelar mandi bergegas ke hadapan kaca untuk menyisir rambutnya yang berantakan akibat keramas.
"Diliat-liat gua makin hari makin ganteng aja," ucap Gibran dengan percaya diri.
"Pantes aja semua cewe terkesima dengan ketampanan gua"
Setelah selesai menyisir rambutnya, Gibran berjalan ke arah kasur miliknya. Namun, saat ia berjalan kaki kanannya tak sengaja mengenai meja kecil miliknya yang terdapat lampu tidur dan juga bingkai foto. Karena posisi bingkai foto itu berada di pinggir meja akhirnya mengakibatkan jatuh ke lantai dengan posisi terbalik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perantara [END]
Teen FictionAdara Bianca & Gibran Narendra adalah kisah tentang pertemuan dua jiwa yang terjalin dalam konflik. Adara, sosok gadis yang sulit percaya dengan orang yang sudah mengecewainya dan Gibran, sosok pemuda yang berjuang untuk mendapatkan hati Adara meski...