❛❛BoBoiBoy Thorn × Reader❛❛
••• Murid baru itu telah membuat seorang pemuda polos jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Merasakan bagaimana ketika jantung berdebar tidak karu-karuan ketika melihat dirinya.
Merasakan bagaimana Wajah yang memanas ketik...
Ada salah satu teman sekelas Thorn yang ditembak sama gebetannya. Seketika, suasana kelasnya menjadi ramai. Murid kelas sebelah juga ikut menonton, murid yang kebetulan lewat juga iya.
Thorn yang sedang duduk di kursinya itu melihat dengan tatapan berbinar. Ia sedang menonton secara nyata hal yang biasanya ada di sinetron atau drama tv yang biasa ditonton oleh abangnya, Taufan.
Iris matanya menangkap sesosok gadis yang ia sukai, berjalan menuju mejanya. Membuat jantung Thorn berdetak lebih cepat.
“Ini, Thorn. Aku beliin kamu jus melon," ujar [Name] sembari mengulurkan jus melon itu kepada si pemuda ber-iris hijau zamrud itu. Tak lupa senyuman manis yang terpatri di bibir ranum si puan. Menjadi hal termanis bagi Thorn, madu kesukaan nya pun kalah jauh.
“Terima kasih, [Name].” Pemuda itu menerima dan langsung meminumnya. Si gadis mengangguk.
Pandangan [Name] beralih pada dua sejoli—yang salah satunya adalah teman sekelasnya yang baru saja jadian itu, menyimak sedikit perbincangan mereka.
“Alasan kalian bisa saling suka apa, sih? Aku penasaran.”
“Karena ... tipe. Ah, iya! Tipe ideal ku seperti Raka. Makanya aku suka sama Raka. Dan, kita jadian! Iya, 'kan, Raka sayang?”
“Iya, sayangku.”
Baik [Name] maupun Thorn menyimak dalam diam. Keheningan melanda di antara keduanya. Setelah beberapa saat, “Thorn,” panggil si gadis pelan. Yang dipanggil seketika menoleh, bertatap muka. Si pemuda bisa melihat binar antusias yang ditunjukkan oleh si pujaan hati.
“Tipe gadis yang kau idamkan seperti apa? Aku penasaran.”
“Eh ...?”
Thorn seketika bingung. Pertanyaan itu terlalu tiba-tiba. Mata bulatnya berkedip pelan. Jari telunjuknya terletak di bawah dagu, memikirkan jawaban. Lucu, pikir [Name] yang tersenyum geli.
“Tipe ku ...” Retina mata si pemuda menatap lamat gadis yang berada di hadapan nya. “Senyumnya manis, rambutnya panjang sepunggung, suka pelajaran bahasa, dan ...”
Thorn men-jeda ucapannya, ia terlihat berpikir lagi. [Name] sabar menunggu. “Uhm, [Name] suka hewan apa?”
“Kucing sama burung merak.”
“Ah iya, dan yang suka sama kucing juga burung merak.”
■■■
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.