01

56 4 3
                                    


"Pshht, kita dimana bro?"

___

Lembap. Gang kumuh dan sempit adalah yang pertama kali menyambut kedatangan Vardas dan Osramir. Cahaya matahari nyaris tidak bisa mencapai tempat ini. Samar -samar, terdengar riuh rendah suara manusia berlalu lalang.

Vardas mengangguk tatkala beradu tatap dengan Osramir. Vardas bangkit dari duduknya.

"Ayo" ajak Vardas. Tangannya terulur untuk membantu Osramir. Yang mana tangan itu disambut dengan baik.

Bersama, mereka berjalan bersisian menuju ujung jalan.

Berbanding terbalik dengan gang sempit tadi. Jalanan ini ramai. Penuh dengan manusia berlalu lalang. Kios kios berjajar di pinggiran.

Khas dunia fantasi. Seperti yang ada di kisah kisah fiksi.

"Var, nggak mungkin kan. Kita mimpi hal yang sama?"

"Kayaknya nggak deh, atau mungkin kamu malah yang ada dimimpiku?"

"Atau sebaliknya?"

Lama mereka berdiri di situ. Menunggu pencerahan yang tak kunjung datang.

"Terserahlah" mereka menyerah. Lebih memilih untuk berjalan mengelilingi pasar.

Ini menyenangkan. Terlepas dari kenyataan bahwa mereka ada di tempat asing yang entah nyata atau tidaknya. Disini, terkesan santai.

"Var, sadar nggak ?"

"Hm?" Alis Vardas naik. Memikirkan apa yang di maksud oleh Osramir. "Oh"

Akhirnya dia paham. "Mereka, tidak menyadari keberadaan kita "

Hal yang aneh tapi tidak aneh. Ini mimpi. Setidaknya dalam sudut pandang Vardas dan Osramir.

"Tunggu-" Vardas menghentikan langkahnya. Matanya menangkap sosok yang cukup familiar berjalan melewati dirinya dan Osramir.

Lelaki rambut panjang berwarna ungu. Dan di kepang. Dia berjalan santai diikuti dengan dua orang. Lelaki berjubah hijau. Samar terlihat, matanya hijau. Dan perempuan.

"Kayak kenal?"

___

𝚃𝚒𝚖𝚎 𝚝𝚘 𝚠𝚊𝚔𝚎 𝚞𝚙 - 𝙰𝚞𝚝𝚑𝚘𝚛

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝙲𝚊𝚗 𝚠𝚎? | I'm Not That Kind Of TalentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang