Assalamu'alaikum, halo salam bahagia semua. Ini adalah cerita pertama ku, masih belajar mohon koreksinya yah.
Selamat membaca!
•••
Di sebuah ruangan yang bernuansa
putih terlihat seorang wanita yang bernama Narawisa sedang tersenyum bahagia melihat sang buah hati yang kini telah lahir dengan selamat.Bukan hanya ia, beberapa keluarga yang menyaksikan kelahiran bayi perempuan itu juga ikut senang. Tak ada kata yang bisa mereka ucapkan saat ini, selain ucap syukur.
"Alhamdulilah ya Bu, anaknya perempuan." Ucap Bu dokter sambil tersenyum
"Alhamdulillah, Terimakasih ya dok."
"Kalau begitu, saya permisi dulu."
Dokter dan beberapa suster akhirnya pergi meninggalkan ruangan dan hanya tersisa Nara dan keluarganya yang tidak lain adalah saudara nya. Namun, tiba-tiba Nara merasakan ngantuk.
"Aku mengantuk sekali, bisakah aku tidur?" Tanya Nara
"Tidur saja Nar, mungkin efek dari lahiran." Jawab Riki Kakak laki-laki Nara
"Iya istirahat saja, anak mu juga sudah tidur setelah di bersihkan." Jawab sari Kaka perempuan Nara
Nara merupakan anak ke-lima dari delapan bersaudara termasuk Riki dan Naya yang kini sedang menemani Nara di rumah sakit. Riki dan sari di perintah oleh ibunya mengantar Nara kerumah sakit untuk lahiran dan kini Nara dan anaknya telah selamat.
Setelah Nara tertidur, Riki dan sari
Memutuskan keluar sebentar untuk mencari warung yang masih buka, karena sejak siang mereka belum makan dan sekarang sudah pukul 23:30.Tak lama kemudian, akhirnya Riki dan sari menemukan warung yang masih buka tidak jauh dari rumah sakit. Mereka pun memutuskan makan di warung itu.
Setelah menyelesaikan makan, Riki dan sari kembali kerumah sakit untuk menemani Nara dan istirahat disana karna ibu mereka bisa marah besar jika meninggalkan Nara sendiri di rumah sakit.
°°°°
Keesokan harinya, terlihat Riki sudah bangun dari tidur nya dan melihat Nara masih tertidur. Riki memutuskan mencuci muka kemudian membangun kan sari. Karna merasa terganggu akhirnya sari bangun.
Waktu menunjukkan pukul 07:00 pagi
Nara masih saja setia memejamkan mata. Sembari menunggu Nara bangun, Riki dan sari memutuskan keluar untuk mengisi perut.Kini riki dan sari sudah kembali dari sarapan tadi, namun Nara masih belum bangun. Riki dan sari memutuskan untuk menunggu Nara bangun sambil memainkan handphone. Karna merasa bosan dan ingin cepat pulang, sari menyuruh Riki untuk membangunkan Nara.
"Ki, bangunin Nara tuh. Kata dokter, hari ini Nara sudah bisa pulang. Ini udah jam 10:00 pagi."
Mendengar perintah dari sari, akhirnya Riki beranjak dari duduknya menuju ke tempat Nara terbaring.
"Nar bangun." Ucap Riki sambil menggoyakan tangan Nara.
Riki masih saja berusaha membangun kan Nara, namun tak ada jawaban. Sampai akhirnya sari pun ikut membangunkan namun hasilnya sama.
"Ki, ini Nara kenapa ga mau bangun?"
"Ga tau juga."
Riki memutuskan memanggil dokter untuk meminta bantuan.
"Gimana dok?" Tanya Riki.
"Maaf pak Riki dan Bu sari, Nara sudah tiada."
Riki dan sari sangat terkejut seperti tidak menyangka akan pernyataan itu.
"Apa dok? Kenapa bisa?" Riki melontarkan pertanyaan rasa tak percaya.
"Tak ada yang salah dari kesehatan Nara, mungkin ini sudah kehendak tuhan. Turut berdukacita yah" jawab bu dokter lalu meninggalkan ruangan.
"Innalilahi wainnailaihi rojiun." Ucap Riki dan sari pelan
Bagai teriris pisau berkali-kali, Riki dan sari sangat terluka dengan kenyataan ini. Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi. Tanpa pikir panjang langsung menghubungi ibu dan saudara-saudaranya.
°°°°
Mayat Nara di bawah kerumah kedua orangtuanya, yaitu darma dan fikran. Sedangkan anak perempuan Nara masih di rumah sakit karna kondisi bayi itu tiba-tiba kurang baik.
Kini di kediaman darma dan fikran sudah di penuhi Dangan banyak orang termasuk saudara-saudara Nara dan ketiga anak laki-laki nya. Ya, Nara juga mempunyai tiga anak laki-laki. Dua dari suami pertama dan yang ketiga dari Suami nya yang sekarang termasuk bayi perempuan yang baru lahir itu. Kemana suami Nara yang sekarang? Entah dimana keberadaan pria itu.
Isak tangis terdengar di ruangan tamu, banyak yang terpukul dengan kepergian Nara terlebih darma ibu Nara.
"Nara, kenapa secepat ini nak?
Anak yang kamu nantikan sudah lahir. mungkin tuhan lebih sayang kamu sehingga tuhan panggil kamu secepat ini" Ucap fikran sedihMendengar ucapan suaminya, tangisan darma makin menjadi
Ia tak bisa lagi berkata-kata. Ketiga anak Nara pun, hanya ikut menangis melihat ibunya terbaring tak bernyawa. Nara yang malang, di kala sesuatu yang begitu ia nantikan sudah hadir, ia malah pergi untuk selamanya._____
Gimana ceritanya, bisa di lanjutkan ga? Hehe. Mohon komentarnya ya temen-temen. Kalo kalian baca deskripsi cerita, Kalian sudah pasti bisa nebak kan gimana alur ceritanya? Kalo kalian suka aku bakal lanjut🙌
Note:masih mau di revisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oktober (Awal & Akhir di bulan 10)
Teen FictionSebagian orang menganggap bahwa menjadi anak perempuan satu-satunya itu sangat menyenangkan. Namun tidak dengan gadis yang bernama Okta Farania, ia merasa hidupnya tidak adil. Tiga saudara laki-laki nya sangat beruntung bisa merasakan kasih sayang o...