...
Semenjak pertemuan antara Jihoon dengan sang mama beberapa hari yang lalu, Jihoon lebih diawasi dan diperhatikan oleh mamanya. Ia tak mau kehilangan putranya lagi untuk kedua kalinya. Namun, kehadiran mamanya justru membuat Rose merasa semakin bersalah dan tidak becus menjaga sang adik.
Padahal selama lima tahun terakhir, Rose sudah berusaha mati-matian menyembunyikan Jihoon dari dunia luar, terutama dari mama mereka. Tapi entah dari mana, mama Park berhasil menemukan Jihoon dan kini kembali merangkulnya dalam cengkeraman.
"APA MAKSUD KAMU MELAKUKAN HAL INI, ROSE?! MENGAPA KAMU MENYEMBUNYIKAN JIHOON DARI MAMA?!" bentak mama Park dengan suara bergetar, menahan amarah yang hampir meluap.
Rose terdiam sejenak, menatap mamanya dengan mata yang memerah dan penuh amarah. Bukan tanpa alasan ia melakukan semua ini. Trauma dan ketakutan yang mendalam dari kejadian lima tahun lalu membuat Rose sulit mempercayai mamanya. Ia tidak mau Jihoon mengalami penderitaan yang sama. Itu sebabnya Rose memalsukan kematian Jihoon dan menyembunyikan keberadaannya.
"Ini semua karena mama! Aku melakukan ini karena kelakuan mama di masa lalu!" seru Rose sambil terisak. Tangisannya yang selama ini ia tahan akhirnya pecah.
Mama Park membeku sesaat. Wajahnya yang biasanya angkuh, kini menunjukkan sedikit keraguan. Namun, itu hanya berlangsung singkat. Ia kembali memasang wajah dinginnya, menutupi rasa bersalah yang mungkin sesaat muncul.
"Apa maksudmu? Mama tidak mengerti." Nada bicaranya tetap datar, seakan mencoba menutupi sesuatu.
"GA USAH PURA-PURA! MAMA PIKIR AKU GAK TAU KALAU SEBENARNYA ORANG YANG UDAH NYELAKAIN JIHOON ITU ADALAH MAMA SENDIRI?! SELAMA INI AKU BUNGKAM KARENA AKU PIKIR MAMA BAKAL BERUBAH! TAPI NYATANYA? MAMA MALAH MAKIN MENJADI-JADI!"
Bentakan Rose bergema di ruangan itu. Mama Park tampak panik sesaat, tetapi ia segera menguasai dirinya kembali. Matanya menyipit tajam, memancarkan aura berbahaya. Dengan tangan gemetar, ia mengeluarkan ponselnya dari tas dan menunjukkan sebuah foto kepada Rose. Foto itu memperlihatkan Jihoon bersama si kembar di depan sebuah supermarket.
"TUTUP MULUTMU, ROSE! JANGAN SAMPAI KAMU MEMBOCORKAN HAL INI KEPADA ORANG LAIN! KALAU KAMU GAK MAU MEREKA CELAKA!" ancamnya.
Rose terdiam, matanya membelalak kaget. Foto itu membuatnya ketakutan. Bagaimana bisa mamanya mendapatkan gambar mereka bertiga? Pikiran Rose berputar-putar, mencoba mencari jalan keluar dari situasi ini, tetapi tidak menemukan celah.
"Stop, Ma. Please," lirih Rose. Suaranya bergetar, hampir tak terdengar.
Rose berlutut di hadapan mamanya, memohon agar dia tidak melakukan sesuatu yang jahat kepada Jihoon dan si kembar. Namun, mama Park tak memedulikannya. Ia malah berbalik dan pergi begitu saja, meninggalkan Rose yang menangis sejadi-jadinya di lantai.
Andai papa dan suaminya masih ada, mereka pasti akan melindunginya dan menghentikan tindakan jahat mama Park. Namun, semua itu kini hanyalah angan-angan. Rose tahu, menggali kuburan papa dan suaminya bukanlah solusi.
"Bunda kenapa nangis?"
Suara polos anaknya mengagetkan Rose. Dengan cepat, ia menghapus air mata dari wajahnya sebelum berbalik menatap anaknya yang berdiri di depan pintu dengan wajah khawatir.
"Bunda nggak nangis, kok. Ini cuma kelilipan tadi," jawab Rose sambil tersenyum lembut, meski hatinya masih bergetar. "Kamu kok udah pulang? Emang beli es krimnya udah?"
"Udah! Aku dibeliin lima es krim sama om Jihoon!" serunya dengan gembira, memperlihatkan kantong plastik yang masih berisi beberapa es krim.
Rose terkejut mendengarnya. "Terus sekarang om Jihoonnya kemana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Papa - hoonsuk✓
Randomhoonsuk ft hwanwoo "juju mau jadi kingkong yang kuat dan hebat!!" "kenapa Juju mau jadi kingkong?" "supaya Juju bisa melindungi mama sama Jeje!! Karena papa gaada, jadi juju harus jadi lebih kuat supaya bisa melawan orang orang jahat yang mau nyakit...