Pagi hari yang cerah, seperti biasa . Aku terbangun dari tidurku yang lelap, aku membuka mataku perlahan melihat sekitar. Ya, hari ini adalah hari yang kutunggu.
Hari dimana aku akan memasuki sekolah ke jenjang yang berbeda. Aku bergegas bersiap -siap agar tidak tertinggal bus sekolah.
Beberapa menit berlalu, aku turun untuk sarapan. Bunda telah menyiapkan makanan kesukaan ku.
"Killian Gavin azien!! Makan nya jangan buru buru nanti keselek. " bunda memperingati.
"Iya bundaaa, zien makannya pelan pelan. " bunda itu orang nya suka ketenangan, rapi, dan perfectionist .
Beda dengan ayah ,dia terburu buru, sedangkan aku? Entahlah .
Selesai makan, aku pun pergi berpamitan dengan kedua orang tua ku, ayah ku bertanya apakah aku
tidak ingin berangkat bersama dengan nya, aku jawab tidak perlu.Aku berlari menuju halte bus, berharap dia belum datang dan meninggalkan ku disini. Tak kusangka, di samping ku terdapat siswi yang juga sedang menunggu bus.
Dia berperawakan sedikit berantakan berbeda dengan ku. Dengan poni yang dia biarkan saja. Dia tersenyum kepada ku, mendekati ku, kemudian menyapa ku.
"Haloo, nama lu siapa?? " gadis itu menyapa dengan ramah.
"Zien, lu? "Aku menjawab dengan singkat.
" ohh zien, salken gua sena. " dia ramah, tapi aku tak nyaman dengan keberadaannya.
"Oh." Aku menjawab.
"Bus nya udah datang, ayo kita naik!! "
dia menarik tangan ku, mengajak ku masuk kedalam bus bersama. Di perjalanan, aku melihat nya sekilas, dia sangat ramah. Dia tersenyum sepanjang perjalanan seperti gila.
"Hey, lu kenapa? " aku bertanya, dengan heran melihat sikap nya itu.
"Gua gak papa, lu kalii yang gak beresss. " dia tertawa kecil.
"Terserah." Dalam perjalanan kesekolah untuk pertama kalinya, aku bertemu dengan gadis aneh ini.
"Aku berharap , semoga kita tidak sekelas. " aku menggerutu dalam hati.
"Eh zien -" sena memanggilnya.
"Hmm? " aku sudah lelah, menyikapi sikap aneh nya.
"Menurut lu, lebih enak nasgor atau batagor?? " dia melontarkan pertanyaan aneh lagi, huft.. Kali ini aku akan menyikapi dengan ramah. Aku bergumam.
"Dua dua nya enak " aku menyikapi nya.
"Tapi uang gua gak cukup!! "
"Yaudah."
"Lu bawa duit kan?? " sena bertanya dengan spontan .
"Ya, kenapa? "
"Minjam donggg " aku langsung membuang muka, aku tahu orang seperti sena ini jika di tagih pasti akan selalu ada alasan nya.
"Ga." Aku menjawab singkat.
"Plisss, nanti gua ganti nihh. " dia terus memohon.
Tak terasa, gedung sekolah sudah terlihat. Itu tanda nya kami akan segera sampai.
"Zienn" dia masih memohon kepada ku.
"Ga, sena. " aku terus menolak nya.
"Ishh, yaudahh dehh "
"Hmm ya. "
"Oh ya zien, nanti pulang bareng yukkk!!! " orang aneh, baru kenal sudah mengajak ku pulang bersama, gumamku dalam hati.
" ga. "
"Ayolahhhh.. "
"Ga, sena. Gua gak mau. "
"Okelah " wajah nya seketika mejadi murung , seperti awan kelam .
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXIETY
Romanceseorang remaja berusia 17 tahun yang memiliki anxiety yaitu rasa kekhawatiran dan takut yang intens, akankah ia bertemu seseorang yang dapat menyelamatkan ia dari anxiety itu?