MS 03

292 21 2
                                    

Jangan lupa untuk berikan voment

Happy reading!
.
.
.
[^π^]

Ting

Hp (Name) bunyi menandakan ada pesan masuk, (Name) segera melihat pesan itu.

+62××× :
Jangan dekat dekat dengan Junghwan, (Name)

(Name) mendengus pelan, apa apaan ini! Siapa lagi yang mengusilinya. Dilihat, orang misterius itu mengetik sesuatu.

+62××× :
Aku cemburu, (Name) ☹️

(Name) menatap layar ponselnya yang menunjukan pesan dari orang tidak dikenal itu tanpa ada niatan menjawab.

"Nggak jelas" Lirihnya

****

"Tumben banget lo diem, biasanya ngereog kaya orang gila"—Asa

Memang dilihat semenjak (Name) dikirimi paket berisikan surat aneh, (Name) jadi sering diam.

(Name) tersenyum,"Gue lagi males ngapa-ngapain"

Asa menatap (Name) curiga, sepertinya temannya ini sedang banyak pikiran. Sebab tak biasanya (Name) berperilaku seperti ini.

"Kenapa lo? Tumben banget gini. Lo ada masalah dirumah? Cerita aja sama gue"

(Name) menggeleng, "Ngga, santai aja"

"AH LU MAH KAYA BUKAN (NAME) YANG GUE KENAL, SIAPA LO?! NGAKU"

(Name) menempelkan jari telunjuknya di bibir Asa, "Jangan keras keras, liat itu mereka pada liatin kita"

Asa nyengir kuda, "Hehe maaf"

(Name) mengangguk.

(Name) mendongak sembari memejamkan matanya dengan menghela nafas pelan, "Akhir akhir ini gue sering dikirimi paket berupa surat ancaman dan pesan pesan aneh yang entah siapa pengirimnya, dan jujur mau gue berusaha bodo amat tapi nyatanya gue selalu mekikirkan surat dan pesan pesan itu, Asa."

Asa hampir saja teriak jika tangan (Name) tak membekap mulutnya, "Seriusan lo? Gila.. Ternyata ada yang suka sama lo juga ya"

"Ah elah, gue juga sejatinya manusia kali"

"Hehe, iya (Name). Terus lo gimana sekarang? Udah coba cek no nya di Getcontact?"

"Udah, tapi ngga ada hasilnya. Huft, sekarang gue bernafas aja ngerasa ngga tenang" (Name) menunduk sembari memainkan jari jari tangannya. Jujur, (Name) sangat bingung harus berbuat apa sekarang.

Asa mengelus punggung (Name) sembari menatap gadis di depannya dengan tatapan iba.

****

+62××× :
Jangan menangis, (Name). Hapuslah air matamu, aku tidak suka melihat gadisku menangis.

(Name) menyeka air matanya.

(Name) :
Jangan ganggu gue lagi.

+62××× :
Kenapa sayang? Kamu tidak suka diganggu?

(Name) :
Jelas, kehadiran lo ngebuat semuanya hancur.

Setelah mengirimkan pesan terakhir, (Name) langsung memblokir kontak tidak dikenal itu.

****

"Junkyu, menurut lo gue ganggu (Name) nggak?"

Junkyu mengerutkan alisnya bingung, tumben sekali bosnya bertingkah seperti ini.

"Tidak tuan, anda tidak menganggu sama sekali" Jawab Junkyu

Terdengar isakan tangis dari balik telpon, "Tunggu, tuan muda menangis? Apa yang (Name) lakukan kepada tuan sampai tuan menangis seperti ini?"

"K-katanya gue ganggu hidupnya, (Name) juga nyuruh gue buat berhenti menggangu hidupnya" Jelas Jihoon diiringi isakan.

"Tidak apa tuan, itu bukan suatu masalah. Berhentilah menangis, tuan. Kejar (Name) sampai dapat sebelum dia direbut oleh pria lain"

Junkyu menghela nafas, "Dengarkan saya, jangan hanya karena satu kali tolakan nyali anda langsung ciut. Seharusnya kalau (Name) menolak anda, anea semakin gila mengejarnya. Jangan sampai apa yang seharusnya jadi milik tuan malah dilepaskan"

Tut

Panggilan dimatikan sepihak oleh Jihoon. Junkyu sudah tidak heran lagi, bosnya memang seperti itu jika sedang overthinking atau apapun itu yang membuat hatinya kacau. Sangar sangar gitu juga aslianya cengeng kaya bayi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang