57

3 3 0
                                    

"iya nanti tante bakalan kenalkan kepada mu" kemudian mereka pun memeriksa keadaan dari nolwen

Saat di luar sheena melihat kalau arsen pergi meninggalkan dirinya entah kemana," abang kamu mau kemana?" Tanya sheena

"Mau beli minuman, mau ikut?"

Sheena menganggukkan kepalanya lalu berlari menuju arsen dan memegang tangan arsen

Pandangan tersebut tidak terlepas dari pandangan leo, mengingat dia juga memilik saudara yang lebih muda di banding dirinyq

Leo memikir jika nolwen akan seperti itu jika dirinya memiliki seseorang yang dia anggap sebagai saudaranya

"Heh, mau ikut ngak bang?" Tanya ethan yang membuat leo mengalihkan perhatiannya ke yang lain

"Ha?"

"Mau ikut juga ngak ke kantin beli snack gitu, unuk hari ini gue yang beliin soalnya tanda terimakasi untuk membantu kami kemaren"

"Mau, pa aku mau pergi dulu sama ethan sebentar"

"Hati hati"

Kemudian leo dan ethan pun pergi ke kantin rumah sakit sedangkan biantara dan ayu duduk di bangku depan kamar nolwen

"Kayaknya mereka mulai akur deh"ucap biantara yang spontan saat melihat kepergian ethan dan leo

Apalagi ethan yang mengajak duluan pergi dari sana

"Mungkin karna kemaren"

Pertengkaran yang membuat nolwen masuk ke rumah sakit membuat hubungan teman teman nolwen dengan leo sedikit lebih dekat dibanding biasanya

Karena mereka hanya bertatapan saja tanpa tegur sapa

Dan hanya elang lah yang lebih dekat dengan mereka

Walaupun begitu baik dari teman temannya nolwen atau pun leo sejauh ini tidak bermasalah apapun

Arsen terlebih dahulu mengajak sheena untuk mengambil uang dari ke ruangan mamanya untuk membeli minuman untuk mereka berdua,"ngapain disini bukannya mau beli minuman ?" Tanya sheena saat menduduki dirinya di kursi milik mala yang sudah lama tidak dia duduki

"Mau ambil uang dulu, mama udah kasih uang kok ke abang, abang juga udah minta izin ke mama sebelum ambil"jelas arsen

Sheena menganggukkan kepalanya lalu melihat lihat ruangan tersebut sambil menunggu arsen memgambil uang dari dompet milik mala

Setelah selesai mengambil uang arsen menyimpan kembali dompet ke tempatnya semula begitu pun dengan sheena yang mengikuti arsen yang akan berjalan menuju pintu dan menguncinya kembali sebelum benar benar pergi dari sana

"Abang aku mau beli roti boleh ngak?"

Tanya sheena saat melihat uang yang diambil oleh arsen yang cukup untuk membeli roti dan minuman untuk mereka berdua

"Iya ini abang sengaja mengambil lebih untuk kamu"

Kemudian sheena kembali mengandeng tangan arsen kembali, persaudaraan antara mereka berdua memang sangat erat bahkan orang yang melihatnya sangat iri dengan sheena yang sangat di manja oleh arsen

Tetapi di balik itu kedua orang tua mereka sudah berpisah dan itu yang membuat mereka sangat dekat dan melindungi antara satu sama lain, ayahnya sudah memiliki keluarga baru dan memiliki 2 anak laki laki dan 1 anak perempuan dari istri barunya yang seumuran dengan sheena dan nolwen

Karena mereka bersekolah di kota yang sama dengan ayahnya, mereka berdua sering sekali melihar kalau ayahnya sangat menyayangi ketiga anak tirinya dan selalu mengantarkan ke sekolah apalagi anak perempuan yang selalu di belikan sesuatu yang di inginkan saat pulang sekolah

Mereka memang sengaja memilih kota tersebut karena ingun dekat dengan ayah mereka tetapi karena tidak menganggu kebahagian ayah mereka, mereka pun hanya datang untuk menjalin tali silahturahmi dengan membawa beberapa buah tangan dan pulang

Tetapi mala tidak memilih untuk berkeluarga lagi karena memilih untuk fokus pada karir dan kedua anak anaknya yang sedang fokus pada pendidikan

Hal itu lah yang membuat mereka berdua dan nolwen menjadi sangat dekat hanya saja arsen dan sheena saling menguatkan antara satu sama lain sedangkan nolwen hanya menguatkan dirinya sendiri tanpa adanya dukungan orang lain

Nolwen bertahan hanya untuk menyatukan yvainer dan ayu lagi dan tidak ada alasan lainnya

"Abang kira kira nolwen bakalan sembuh kan?"

Tanya sheena saat berjalan menuju kantin bersama dengan arsen lalu berpikir jika nolwen tidak ada semangat lagi untuk sembuh

"Kalau untuk melihat penyakitnya memang kecil kemungkinan untuk nolwen sembuh, tetapi jika nolwen ada semangat untuk sembuh dan orang orang yang dia sayangi mendukung nolwen, sudah di pastikan nolwen akan sembuh total, nolwen sama kayak kita hanya saja dia tidak punya sandaran dan tempat untuk bercerita "

Sheena hanya menatap kosong ke arah depan sambil melangkahkan kakinya, perkataan abangnya memang benar adanya

"Tapi sekarang jangan khawatir, mama kan ada mama pasti akan buat nolwen bakalan sembuh nanti percayalah pada mama semuanya, kamu kan dengar tadi kalau abang tirinya lagi koas disini"

Sheena menganggukkan kepalanya

Mala mengehela nafasnya lalu memijit kepalanya, kondisi nolwen terus menurun begitupun dengan elang yang melihat detak jantung nolwen yang melemah

"Bagaimana ini tante, kondisi nolwen semakin melemah, kalau terus begini aku gak tau bagaimana kedepannya "

"Sekarang kesembuhan nolwen hanya ada di nolwen sendiri, jika nolwen tidak ada semangat untuk sembuh dia bakalan terus begini, jika dia ada semangat untuk sembuh sudah pasti bakalan ada kemajuan "

Kemudian mereka pun keluar dari kamar tersebut serta para suster yang masuk tadi pun memeriksa selang infus supaya tidak ada yang macet serta mencata beberapa yang harus di isi di catatan untuk catatan kesehatan nolwen

Leo menaikan alisnya ke arah elang yang menatap dirinya

Elang menaikan kedua bahunya sebagai tanda masih belum ada perkembangan dan itu akan di jelaskan oleh mala nantinya

Mala pun menjelaskan jika kondisi nolwen masih belum ada perkembangan sama sekali dan mala mengatakan kepada ayu jika dia akan berusaha untuk membuat nolwen sadar bagaimana pun cara nya

Ayu pun menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika dia mempercayai semua perkataan dari mala

Nolwen duduk di lantai entah kenapa dirinya berada di sana sudah satu hari sejak dia terbangun untuk pertama kalinya

Nolwen mengingat jika dirinya di serang oleh beberapa yang mengunakan pakaian serba hitam entah apa motifnya

Sejak saat itu nolwen berpikir jika dirinya memiliki musuh atau perkataan yang menyakiti seseorang, nolwen berharap jika dirinya bisa keluar dari ruangan yang bernuansa putih dan tidak ada apa apa itu

"Kenapa diam saja, papa lihatin dari kemaren kamu diam saja" perkataan itu membuat nolwen yang menatap ke bawah kini menatap ke orang yang mencoba mengajak nya berbicara

Lalu nolwen memgerutkan dahinya karena mengenal suara tersebut apalagi wajah yang dia tatap itu

"Kenapa menatap papa seperti itu?, kamu ngak kangen sama papa?" Ucap aris yang ikut mendudukkan dirinya di samping nolwen

"Papa?" Kata nolwen pertama kali yang percaya jika yang duduk di sampingnya adalah papanya

"Iya, ayo papa peluk"

kemudian nolwen memeluk tubuh aris begitupun dengab aris yang sudah siap siaga jika nolwen memeluknya secara mendadak

Entah kenapa nolwen mengeluarkan air matanya seketika, dia merindukan pelukan itu pelukan yang sudah lama dia rindukan

"Papa kenapa papa tinggalin aku?, kalau aku ada salah bilang langsung ke aku atau marahi aku aja langsung. Kalau papa marah sama mama karena sudah memiliki anak orang lain karena kecelakaan papa harusnya mama bukan ninggalin kami begitu saja"

hanya ingin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang